Prologue
DREAMMimpi.
Kata orang, mimpi tak melihat batasan waktu maupun usia. Kata orang, mimpi bisa kapan saja. Kata orang, mimpi bisa dimiliki siapa saja yang percaya.
Namun Jongdae tak merasa demikian.
Dia tak pernah bermimpi. Dilahirkan di keluarga kalangan bawah membuat keberaniannya untuk bermimpi hilang. Ia tak berhak bermimpi. Mimpi hanya untuk kalangan orang yang mampu. Mampu mewujudkan setiap mimpi-mimpi mereka. Dan ia, untuk bisa makan keesokkan harinya saja sudah bersyukur.
Jongdae menjalani hari demi hari tak pernah memikirkan masa depan. Ia hanya memikirkan bagaimana caranya bertahan hidup. Sejak kecil ia tak punya orang tua. Ia tumbuh di panti asuhan sampai dirinya cukup dewasa untuk hidup sendiri. Lagi pula, ia tak suka pengawasnya di panti. Wanita tua itu sangat galak menurutnya.
Ia tinggal bersama teman semasa SMAnya, Baekhyun. Baekhyun adalah satu-satunya teman yang ia miliki, dan ia cukup beruntung Baekhyun memperbolehkannya tinggal bersamanya. Baekhyun tinggal sendiri di sebuah apartmen mewah di pusat kota. Ia sering mengaku kesepian, maka ketika ia tahu Jongdae tengah mencari tempat tinggal, ia segera menawarkan tempatnya.
Jongdae bekerja mati-matian. Dari pagi sampai pagi, tak ada waktu istirahat baginya. Ia harus membayar hutang budi pada Baekhyun, juga biaya kehidupannya sehari-hari. Ia bahkan tak bisa melanjutkan sekolah selulus SMA. Ia termasuk murid cerdas, jadi tentu ia ditawari beasiswa. Namun ia menolak semua itu. Terlalu banyak biaya yang harus ia pikirkan kalau ia kuliah.
Jongdae tak pernah punya waktu untuk bermimpi, namun seketika
Comments