Kesempatan Kedua

You Are My Dream
Please Subscribe to read the full chapter

Suatu hari di pagi buta seorang wanita muda terlihat tengah sibuk dengan beberapa bahan makanan di dapur. Dia memasukkan nasi dan beberapa lauk kedalam dua tempat bekal yang berbeda.

Luna yang baru bangun dari tidurnya setelah menginap dua malam di rumah sakit itu terlihat sangat capek dan kacau.

"Nanti kau berangkat jam berapa?" Teriak Krystal dari dapur yang melihat Luna kembali tidur di sofa ruang tamunya.

"Siang." Jawabnya Lirih.

"Aku sudah menyiapkan bekal untukmu, nanti kau bawa ya." Luna tak menjawab Krystal dan hanya mengangkat tangannya sebagai pertanda ok.

~~

Krystal berjalan menyusuri lorong kantor seorang diri. Ia berhenti didepan lift untuk naik ke lantai tujuh dimana ruangannya berada. Saat pintu lift akan menutup seorang pria berlari dan menahan pintu itu agar terbuka lagi.

"... Kenapa dia." Batin Krystal.
Amber keget ternyata Krystal ada di dalam lift itu, berdiri seorang diri.

"E-ehemm..." Amber mencoba mencairkan suasana yang canggung diantara mereka.
Amber teringat dengan perkataan Eric beberapa hari yang lalu mengenai Krystal, akhirnya ia pun memutuskan untuk membuka percakapan dengan Krystal.

"B-bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Amber kaku.

"Baik."

"Aah..." Amber mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian memandang wajah Krystal yang terlihat dingin namun tetap mempesona.

"Siang nanti apakah kau mau makan bersamaku?"

"Maaf tidak bisa, aku sudah membawa bekal." Jawab Krystal dengan nada datar kemudian keluar dari lift. Amber hanya melihat Krystal yang berjalan menjauh dan kembali menutup pintu lift itu dengan perasaan kecewa.

~~~

"Hei... Krystal, kau bawa bekal lagi?" Tanya Irene saat menghampiri Krystal dimejanya.

"Woah... Itu terlihat enak, andai saja aku bisa masak." Irene terkejut saat Krystal membuka kotak makanannya.

"Yah... Aku bisa mencapai level ini karena terus mencoba. Andai saja kau mencicipi masakan pertamaku..." Krystal tiba-tiba menghentikan kalimatnya dan mengingat masakan pertamanya. Masakan yang ia buat untuk Amber yang sedang sakit, namun masakan itu gagal total.

"Kenapa? Seburuk itukah?"

"Eung... Buruk, sangat buruk..!! Aku bahkan tidak bisa membayangkannya." Jawab Krystal sembarangan.

"Maukah kau mengajariku masak? Aku ingin memasak untuk seseorang." Tanya Irene penuh harap dengan pipi yang memerah.

"Untuk siapa? Pacarmu?" Krystal penasaran karena melihat Irene berubah sikap.

"Belum... Tapi akan kupastikan dia jadi milikku. Besok sepulang kerja kau ikut ke apartemenku ya, ajari aku masak."

"Bayaranku tidak murah loh."

"Apapun yang kau minta akan kuberikan. Aku pergi dulu ya. Mau makan, lapar." Irene pergi meninggalkan Krystal seorang diri di ruang team design.

"Dasar... haha..." Gumam Krystal melihat teman kerjanya yang cantik dan memiliki sifat ceria itu.

~~~~~

Seperti yang sudah dijanjikan kemarin Krystal ikut Irene pergi ke apartemen untuk mengajarinya masak. Kedua wanita muda itu meneteng tas belanjaan yang penuh dengan bahan makanan dan beberapa snack untuk mereka.

"Krys, apa kau bisa masak sellongtang?" Ucap Irene saat mengeluarkan bahan-bahan yang baru mereka beli.

"Bisa, tapi prosesnya cukup rumit. Apa tidak sebaiknya belajar yang mudah dulu?"

"Ah... hehe... Orang itu sangat menyukai seollongtang, jadi aku ingin mencoba memasak itu untuknya."

"Kau benar-benar menyukainya ya?"

"He... Dia pria yang sangat tampan, tinggi, pintar, dan baik hati. Percaya atau tidak aku pikir ini adalah cinta pada pandangan pertama." Jelas Irene tersipu malu.

"Heoll... Masih ada ya hal semacam itu.~ Awas jangan terlalu percaya pada pria, aku pengalaman akan hal itu. Terlihat baik diluar belum tentu dalamnya."

"Tidak semua pria itu sama Krystal." Krystal mengangkat pundaknya seakan tak peduli dengan ucapan Irene.

~~

"Wahh... Ini enak sekali.!" Teriak Irene saat mencicipi sup seollongtang yang baru saja Krystal masak.

"Kau bisa menghangatkan sup ini lagi saat ingin memberikannya pada orang itu."

"Terima kasih banyak Krys."

"Ngomong-ngomong, apa pria itu satu kantor dengan kita?" Irene mengangguk antusias.

"Apa aku mengenalnya?" Krystal semakin penasaran.

"Hampir semua orang mengenalnya."

"Benarkah? Siapa namanya?" Krystal menghentikan kegiatan makannya.

"Joseph Park." Irene sedikit ragu saat menyebut nama bosnya itu, namun pada akhirnya nama itu tetap keluar dari bibirnya.

"Apa?!" Ucap Krystal terkejut dengan sedikit berteriak.

~~~~~

Krystal tak henti-hentinya melihat Irene yang sedang duduk di mejanya. Ia juga melihat sebuah termos kecil yang ada disamping Irene.

"Apa itu supku? Dia akan memberikannya pada si stupid itu.?!" Batin Krystal dengan kepala yang panas karena emosi.

"Alaahhh... Masa bodoh, itu bukan urusanku." Krystal kembali menatap layar komputernya dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda karena sedari tadi ia hanya memperhatikan Irene.

Semalaman Krystal tak bisa tidur karena terus memikirkan perkataan Irene. Akhirnya dia bangun kesiangan dan tak sempat membuat bekal seperti biasa.
Krystal menuju kantin kantor yang berada dilantai dua bersama dengan Im Yoona sunbaenya.

"Tumben kau makan dikantin."

"Hehe, iya eonni... Itu karena aku bangun kesiangan, jadi tak sempat masak." Elak Krystal.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
serafin97 #1
Chapter 23: Yeeee happy ending.. trimakasih tor.. atas critanya yg sweet bgt. Ditunggu next story yaaa
alexacell #2
Chapter 20: Aww, sweet banget... keren thor, sukak banget lahh
serafin97 #3
Chapter 19: Keren" tetep semangat nulisnya author.. btw chap 18 19 sama thor ._.