Liu Corporation

You Are My Dream
Please Subscribe to read the full chapter

"Ini berkas-berkas yang anda minta pak." Seorang wanita muda berjas dan berok pendek selutut bewarna hitam menyerahkan beberapa berkas yang diminta bosnya.

"Ada berapa perusahaan yang membalas pesan kita?"

"Hanya ada tiga perusahaan yang terlihat ingin meminjamkan dananya kepada kita. Namun, dua diantaranya hanyalah perusahaan kecil."

"Bagaimana dengan yang satunya?"

"Dibandingkan dengan keduanya perusahaan satu ini cukup menjanjikan, mereka termasuk baru dalam dunia ini tapi perkembangan mereka sangat pesat."

"Buatlah jadwal pertemuan dengan pimpinan mereka."

"Baik pak."

~~

"Minggu depan mereka ingin bertemu denganmu."

"Baiklah noona." Amber masih sibuk menatap kertas-kertas didepannya.

"Apa yang akan kau lakukan? Kau benar-benar akan mengambil alih kuasa mereka?"

"Iya."

"Ini tidak mudah, dia memiliki saham sebesar 35% disana."

"Aku tahu, karena itu aku membutuhkanmu. Tolong berikan padaku data para pemegang saham disana."

"Baiklah." Victoria keluar dari ruangan Amber untuk mengambil apa yang bosnya minta.

~~~~~

Hari ini adalah hari dimana Amber akan bertemu dengan direktur utama dari Liu Corp. yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri. Perlahan Amber melewati lorong-lorong dikantor itu.

"Kau tidak apa-apa? Wajahmu pucat sekali." Victoria khawatir melihat Amber yang sedang gugup karena sebentar lagi ia akan bertatap muka langsung dengan ayahnya, orang yang telah memberikan penderitaan pada ibu, dirinya, dan keluarga barunya.

"Aku tidak apa-apa noona."

"Tahan emosimu. Tahan emosimu." Amber meneriakkan kata itu berkali-kali dikepalanya.

~~

"Selamat datang tuan Park. Silahkan duduk." Seorang pria paruh baya menyambut dan mempesilahkan Amber yang sekarang adalah Joseph Park untuk duduk. Sedangkan Amber melemparkan senyum palsu padanya kemudian duduk disalah satu sofa diruangan itu.

"Aku dengar dari sekretarisku jika pimpinan dari Park Industry masih muda, tapi aku tak menyangka jika kau masih semuda ini. Hahaha~" Suara berat dari tuan Liu menggema diruangan itu.

"Terima kasih atas pujiannya, anda juga masih muda presdir." Amber benar-benar ingin muntah setelah mengeluarkan pujian itu.

"Aku benar-benar berterimakasih karena kau mau membantu kami."

"Itu bukanlah apa-apa, kami yakin perusahaan anda akan memberikan keuntungan untuk kami."

"Haha... Aku benar-benar suka dengan anak muda yang terus terang dan berani sepertimu. Kau sangat mirip denganku saat masih muda."

"Aku tidak sama denganmu.!" Teriak Amber dalam hati.

"Kalau begitu, apa yang harus kulakukan untukmu?" Tuan Liu sangat paham dengan hal ini 'take and give' adalah hal yang pasti ada dalam sebuah perjanjian.

"Rumor yang saya dengar tentang anda yang to the point memang benar adanya.~ Baiklah..." Amber memberikan berkas yang dari tadi dibawa Victoria untuk diberikan pada tuan Liu.

"Seperti yang ada lihat, kami bersedia memberikan investasi asalkan kami juga diikutkan dalam operasi kantor anda. Selain itu kami juga ingin menjadi salahsatu pemegang saham diperusahaan ini, yaitu dengan membeli saham anda sebanyak 10%." Tuan Liu sedikit kaget dengan persyaratan yang Amber ajukan, namun ia tak memiliki pililihan lain selain menyetujuinya jika ingin perusahaannya selamat.

"Baiklah tuan Park, tapi aku tidak bisa menjual sahamku sebanyak itu padamu. Aku hanya akan memberikanmu sebanyak 5%." Wajah tuan Liu yang sebelumnya bersahabat kini berubah.

"Hemh~ Baiklah kalau begitu. Saya harap kita bisa tanda tangan kontrak dipertemuan berikutnya. Kalau begitu saya permisi, karena saya ada urusan lain." Amber berdiri dan pamit untuk segera pergi dari tempat yang menurutnya adalah sebagai nerakanya dunia karena harus berada disatu tempat bersama ayahnya sendiri, orang yang sangat mengerikan dan hina baginya.

"Aku harap juga begitu." Ucap tuan Liu dengan nada dingin dan menyalami Amber.

"Sial... Berani sekali dia mencoba untuk masuk kedalam operasional perusahaan." Batin tuan Liu.

Setelah keluar dari ruangan itu kaki Amber terasa sangat lemas hingga tak mampu menopang berat tubuhnya.

"Amber, kau tidak apa-apa?" Victoria cemas melihat jalan Amber yang goyah dan tidak stabil itu.

"Ibu, aku bertemu dengan orang itu. Bantu aku untuk kuat bu." Batin Amber dengan air yang mulai basahi matanya.

~~

Amber yang merasa tak enak badan memutuskan untuk pulang lebih awal. Setelah memakirkan mobilnya ia seger

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
serafin97 #1
Chapter 23: Yeeee happy ending.. trimakasih tor.. atas critanya yg sweet bgt. Ditunggu next story yaaa
alexacell #2
Chapter 20: Aww, sweet banget... keren thor, sukak banget lahh
serafin97 #3
Chapter 19: Keren" tetep semangat nulisnya author.. btw chap 18 19 sama thor ._.