Revenge

You Are My Dream
Please Subscribe to read the full chapter

"Krys... Bangun... Sayang...!!! Katanya hari ini kau ada presentasi." Seorang wanita paruh baya terlihat mencoba membangunkan Krystal.
"Ya ampun ibu... 30 menit lagi aku masuk kelas." Krystal beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Siang itu menjadi siang yang cukup berat bagi Krystal. Dia harus merangkum satu buku karena dia terlambat masuk kelas salah satu dosen terkiller di kampusnya.

"OMG... Perutku lapar." Setelah menyerahkan tugasnya Krystal keluar dari kantor dosen, dia berjalan dengan sangat lesu menuju kantin kampus.

"Suruh siapa terlambat masuk kelas." Sapa Sulli dan Henry yang melihat Krystal sedang kesal.

"Dosen itu benar-benar gila. Amber pernah beberapa kali terlambat dikelasnya dan dia tidak dihukum, tapi aku... Haasshhh..."

"Itu karena dia anak kesayangan dosen itu. Coba kamu pintar, pasti tidak akan seperti ini ceritanya. haha..." Ledek Henry.

"Ssul, tolong urusi pacarmu ini."

"Aku tidak bisa, dia terlalu liar." Sulli mengangkat kedua tangannya.

"Aku tidak liar sayang, hanya terlalu bersemangat." Henry merangkul dan mencium pipi Sulli dihadapan Krystal.

"Eeuuuhhh... Nyebelin banget, pindah sana.!" Kesal Krystal pada Henry.

"Alahh... Bilang saja kalau kamu itu kangen dengan Amber. Bhhh... Ayo sayang, kita tinggalkan si nyonya Jung yang sedang ditinggal bang toyib ini." Henry menarik tangan Sulli dan meninggalkan Krystal seorang diri.

Ini adalah tahun keempat dan terakhir Krystal di Universitas, tapi tidak bagi Amber. Dengan kecerdasan yang Amber miliki ia bisa lulus satu tahun lebih cepat.

"Orang itu curang, bisa-bisanya dia lulus sendirian dan meninggalkanku. Kemana juga dia seharian ini, sampai-sampai tidak menelfon atau mengirimiku sms." Kesal Krystal melihat ponselnya yang bersih dari notifikasi yang tak kunjung datang dari kekasihnya.

"Ngapain ngedumel sendirian?"

Krystal kaget dengan kehadiran seorang pria yang menyembulkan kepalanya disamping telinga Krystal untuk ikut melihat ponsel yang ia pegang.

"K-kamu, kenapa ada disini? Tidak kerja?"

"Aku ada urusan dengan prof. Choi Siwon, jadi aku mampir sebentar."

"ahh, begitu...~~ Ishh... Kemana saja kamu? Seharian tidak telfon dan sms."

"Maaf, aku sedikit sibuk. Kan sekarang kita sudah ketemu, jadi tak perlu telfon dan sms dong, He... Oh iya, aku tadi berpapasan dengan prof. Cho Kyuhyun, katanya kau telat masuk kelas, bagaimana ceritanya?" Krystal yang mendengar nama dosen killer itupun menjadi kesal.

"Ceritanya panjang, sudah ayo makan. Lapar." Ketus Krystal dan menarik tangan Amber menuju kantin.

~~~~~

"Tok Tok Tok"

"Masuk."

"Maaf mengganggu, tapi direktur utama ingin bertemu dengan anda sekarang pak." Seorang wanita muda menyanpaikan pesan dari Dirut perusahaannya kepada Amber.

"Baiklah, aku akan kesana." Amber menutup semua berkas yang ada dimeja kerjanya.

Amber mengetuk pintu kantor direktur utama dan masuk kedalam ruangan itu.

"Anda memanggil saya?.. Eh... Hyung, kau juga disini?" Amber melihat Donghae yang duduk disalah satu sofa yang ada dikantor itu.

"Duduklah... Oh iya, bukankah aku sudah bilang, bersikap biasa saja saat tidak ada orang lain. Itu membuatku canggung."

"Baik paman. He..." Amber kemudian ikut duduk tepat didepan Donghae.

"Bagaimana pekerjaanmu?"
"Cukup melelahkan paman, tapi semuanya berjalan dengan lancar."

"Aku sudah mendengarnya dari Donghae."

"Apa maksud paman?"

"Apa kau yakin akan melakukannya? Dia ayahmu."

"Dia bukan ayahku, ayahku sudah meninggal dan saat ini dia sedang bersama dengan ibu." Amber terlihat sedang menahan emosinya dihadapan paman Jung, sedangkan Donghae hanya diam melihat adiknya.

"Baiklah kalau begitu. Donghae." Paman Jung melihat Donghae dan dijawab dengan anggukan darinya.

Donghae membuka berkas yang sedari tadi ada disampingnya dan memberikannya pada Amber dan paman Jung.

"Aku mendapatkan data ini dari salah satu informanku. Liu corporation sedang mengalami masalah finansial dan mereka sedang mencari suntikan dana."
Donghae menghentikan penjelasannya dan menatap Amber.

"Amber... Sekarang adalah giliranmu."

"Apa yang harus aku lakukan?" Amber balik menatap Donghae.

"Jadilah salah satu investor mereka dan masuk kedalam perusahaan itu." Kini paman Jung yang angkat bicara.

"Sekarang kau adalah Joseph Park, seorang pengusaha muda dan CEO dari Park Industry."
Amber membuka berkas yang memuat tentang Park Industry.

"Ini... Bukankah ini pabrik yang ada di Busan itu? Pabrik yang kau pimpin hyung?" Amber menatap tajam pada Donghae.

"Benar, dan sekarang aku serahkan pabrik itu padamu." Gila, mereka sudah menyiapkan ini semua dari dulu. Batin Amber.

"T-tapi... Aku baru setahun kerja disini. Aku tidak bisa melakukannya."

"Aku yakin kau bisa. Kau akan dibantu Victoria, sekretarismu saat ini. Dia sudah tahu banyak tentang pabrik itu, karena sebelum bersamamu dia adalah sekretarisku di Busan."

"B-baiklah..."

"Kalau begitu, mulai minggu depan kau akan pindah ke Busan. Aku sudah menyiapkan semua keperluan hidupmu di sana."

"M-minggu depan? Cepat sekali." Batin Amber.

"B-baiklah paman, aku mengerti."

~~~~~

"Tok tok tok tok~~ Hai Amber, apa yang kau lakukan??" Sapa Donghae saat masuk ke dalam kamar Amber.

"Tidak ada,. Aku hanya sedang mempelajari tentang perusahaan mereka." Jawab Amber malas.

"Keluarlah dan temani aku minum."

"Minumlah.." Donghae menuangkan soju kedalam gelas Amber.

"Kenapa kau tiba-tiba mengajakku minum tengah malam seperti ini hyung?." Amber meminum segelas soju yang dituangkan Donghae tadi.

"Apa yang kau cemaskan? Sejak keluar dari kantor paman wajahmu terlihat murung."

"Tidak ada." Jawab Amber lirih.

"Krystal??"

Amber hanya diam. Donghae benar, Amber mencemaskan Krystal. Dia takut Krystal akan melihatnya sebagai monster karena berencana menjatuhkan ayahnya sendiri.
Krystal sudah mengetahui tentang Amber satu tahun yang lalu, saat ia tidak sengaja melihat Donghae dan Jessica yang sedang berciuman didalam mobil. Saat itu Krystal bersikeras meminta putus dengan Amber demi HaeSica, akhirnya dengan sangat terpaksa ia menceritakan tentang siapa dia agar Krystal berhenti meminta permintaan konyol itu darinya.

"Belum terlambat jika kau ingin mundur."

"Tidak hyun

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
serafin97 #1
Chapter 23: Yeeee happy ending.. trimakasih tor.. atas critanya yg sweet bgt. Ditunggu next story yaaa
alexacell #2
Chapter 20: Aww, sweet banget... keren thor, sukak banget lahh
serafin97 #3
Chapter 19: Keren" tetep semangat nulisnya author.. btw chap 18 19 sama thor ._.