eight
It Won't HurtChanyeol melepas sepatunya lalu berjalan masuk ke apartemennya, atau mungkin apartemen mereka karena kini ia dan Kyungsoo memutuskan untuk tinggal bersama. Kyungsoo biasanya sampai rumah dulu, sementara Chanyeol jam pulangnya tak menentu. Bisa siang, bisa pula malam atau bahkan subuh. Kali itu, bau masakan tercium di hidungnya. Kyungsoo hobi sekali memasak, sama seperti Minseok. Rasanya pun, tak usah ditanya lagi. Chanyeol terkadang berpikir, Kyungsoo harusnya membuka restaurant dibandingkan toko buku. Pasti akan laris.
“Kyungsoo. Kau di dapur?” panggil Chanyeol seraya melemparkan tasnya ke sofa dan berlalu ke dapur. Tak ada Kyungsoo di dapur. Seketika itu juga jantungnya berdebar kencang. Kejadian kala itu mirip dengan apa yang ia alami dulu. Dengan panik, ia segera berlari ke seisi rumah mencari Kyungsoo. Dan ketika ia menemukan Kyungsoo di kamarnya, ia langsung menghela nafas dan berlari memeluknya dari belakang.
“Ah! Chanyeol—“ Ucapan Kyungsoo terpotong tatkala ia mendengar isakan Chanyeol. Segera, Kyungsoo merasakan pundaknya basah dengan air matanya.
“Chanyeol kenapa kau—“
“Jangan bicara dulu. Diamlah.” Dan Kyungsoo diam. Karena apa yang dibutuhkan Chanyeol akan sebisa mungkin ia sediakan. Setelah Chanyeol tenang, barulah Kyungsoo melepas pelukannya dan berbalik menghadap Chanyeol. Ia mengelus hamparan pipi Chanyeol yang basah karena air mata tadi.
“Maaf,” kata Chanyeol.
“Ga papa.” Ia lantas meneruskan,”Chanyeol, aku ud
Comments