Kyungsoo membalik tanda tutup di tokonya bekerja menjadi tanda buka. Ia sudah tak pernah melihat Chanyeol masuk ke tokonya lagi. Sudah seminggu berlalu sejak kejadian itu, Kyungsoo putus harapan. Menunggu terlalu lama memang bukan kebiasaannya. Tapi entah mengapa setiap pukul 4 sore kakinya berjalan ke depan pintu masuk sambil mencari keberadaan si Tinggi Besar kesayangannya. Awalnya, ia yakin Chanyeol akan datang dan menjelaskan apa yang terjadi, dan semuanya akan baik-baik saja. Namun setelah seminggu tanpa pesan atau telpon dari Chanyeol, Kyungsoo belajar untuk tidak menaruh harapan terlalu tinggi.

Dan karena itulah, Kyungsoo menemukan dirinya berdiri di depan pintu apartemen Chanyeol. Jangan tanya dari mana ia mendapat alamat Chanyeol. Anggap saja Baekhyun sama sekali tidak memberi tahu alamat Chanyeol pada Kyungsoo karena takut koleksi majalah kesayangannya akan dirobek. Ya, bukan Baekhyun yang memberitahunya.

Kyungsoo membunyikan bel. Kakinya mengetuk-ngetuk lantai tak sabaran. Tak lama kemudian, pintu terbuka, memperlihatkan seorang pria yang sudah sangat ingin ia lihat sejak beberapa hari lalu. Chanyeol sendiri hanya menatapnya dengan mata terkejut, jelas tak menyangka kehadiran Kyungsoo di tempat tinggalnya, dan hanya diam terpaku di depan pintu.

“Kau takkan menyuruhku masuk?” tanya Kyungsoo. Ia sendiri sejujurnya tak tahu mengapa ia sampai seniat itu untuk mencari Chanyeol ke tempat tinggalnya. Dan ia juga tak tahu apa yang harus ia katakana ketika akhirnya bertemu dengan Chanyeol. Semua makian dan rasa penasaran yang dipendamnya serasa sirna begitu ia melihat lelaki di hadapannya.

Tersadar dari lamunannya, Chanyeol pun membukakan pintu bagi Kyungsoo untuk masuk. Apartemen Chanyeol sederhana. Terlalu besar untuk ditingga