one
It Won't HurtMinseok mengawali paginya dengan seutas senyum. Sebuah hari indah baru saja akan dimulai. Dan pertama, sebuah hari indah harus diawali dengan cinta. Minseok melirik jam di meja di dekat kasurnya. Masih terlalu pagi untuk bangun dan bersiap berangkat ke tokonya. Ia pun tersenyum dan berbalik menghadap seseorang di sebelahnya yang dari ujung kepala sampai ujung kaki ditutupi selimut. Dengan hati-hati, Minseok mengangkat selimutnya, satu per satu mulai dari kepala terlihat. Minseok sangat menyukai jenis Chanyeol yang tengah tertidur pulas seperti ini. Ia lebih tenang dan tidak banyak bicara.
Tangan Minseok membuat jalannya ke rambut Chanyeol, mengelusnya dengan sangat lembut seolah akan rapuh bila ia tekan sedikit saja. Ia perhatikan setiap fitur wajah kekasihnya itu. 2 buah mata yang sangat besar (bila terbuka), bibirnya yang akan terbuka sangat lebar ketika tersenyum, kulitnya yang halus, rambutnya yang berkilauan. Semua itu hanyalah nilai penambah kesempurnaan insan di hadapannya. Insan yang ia ingin ada dalam dekapannya ketika ia menikmati keabadian.
Minseok mendaratkan kecupan pertamanya di mata Chanyeol, kemudian lanjut dengan kecupan di dahi, di pipi, di hidung, dan yang terakhir, di mulut. Ia bisa melihat Chanyeol tersenyum ketika ia mengecup mulutnya. Minseok pun mengecup mulutnya lagi.
“Pagi sayang,” sapa Minseok.
“Pagi juga.” Suara Chanyeol terdengar serak akibat baru bangun tidur. Minseok, sebagai kekasih yang pengertian, mendorong tubuh raksasa Chanyeol (baginya yang pendek, Chanyeol itu raksasa) dan berbisik,” Sana tidur lagi. Akan kubuatkan
Comments