Chanyeol tak pernah menyangkan dirinya akan mengalami hal seperti ini. Hari yang ia awali terasa normal, terlalu normal baginya untuk menyadari sesuatu salah. Ia bangun pagi dengan biasa. Memakan sarapan yang disiapkan Minseok dengan biasa. Mengantar Minseok ke tokonya sebelum pergi ke kantornya. Semua terasa biasa. Terlalu biasa.

Hari itu, ponselnya mati karena kehabisan baterai dan ia lupa membawa kabel ataupun power bank. Jadilah ia tak berguna seharian di kantor. Sampai akhirnya bos sialannya menugaskannya ke kantor polisi setempat untuk meminta laporan kecelakaan mobil. Ia berangkat dengan nafas menggerutu. Untungnya Baekhyun ikut pergi dengannya.

Masuk ke dalam kantor polisi, sudah banyak wartawan dari berbagai koran maupun saluran televisi duduk menunggu tepat di luar ruang kantor. Chanyeol hanya mengeluh mengetahui hari itu akan menjadi hari yang panjang. Setelah 4 jam lamanya ia menunggu tanpa melakukan apapun (selain mengganggu Baekhyun yang tengah menghubungi kekasihnya), seorang polisi keluar dan sonkat, semua wartawan dan reporter menyerbu polisi tersebut. Meskipun ia dikaruniai tubuh yang tinggi menjulang, pekerjaan fisik bukanlah favoritnya. Begitu pula Baekhyun. Jadilah mereka harus menunggu polisi lainnya. Ketika jam menunjukkan pukul 11 malam, entah bagaimana dirinya dan Baekhyun akhirnya mendapatkan laporan kecelakaan tersebut dan kembali ke kantor.

Kembali ke kantor, ia harus menyelesaikan laporannya sebelum subuh dan mengirimnya pada editor. Kali ini, Baekhyun sudah pulang. Sebenarnya, pekerjaannya adalah membuat grafis, baik sebagai ilustrasi artikel, maupun halaman depan koran, semua itu tugasnya.

Dengan segelas kopi di mejanya, Chanyeol membuat artikel sebisanya. Sebenarnya, ia bisa saja membawa pekerjaanya pulang ke rumah. Tapi, ia sudah berkomitmen. Bahwa pekerjaannya berhenti sampai di kantor, dan rumah adalah tempatnya beristirahat. Jadilah, ia lembur hari itu.

Ia baru sampai rumah pukul 3 subuh. Seluruh kejadian hari itu masih melekat di memorinya dengan sangat