Chapter 7

Misunderstanding
Please Subscribe to read the full chapter

“Kalian sudah selesai?”

 

Luhan kembali terkejut kala mendengar suara berat yang sangat ia kagumi terdengar dari arah balik punggungnya.

 

Yifan. Gumam Luhan dalam hati.

 

Kemudian Luhan berbalik dan menemukanYifan tengah berdiri didekat pintu masuk ruangan basket. Yifan manatap tajam dan penuh tanya pada Luhan.

 

“Tentu saja. Kami sudah selesai.” Ujar Chanyeol. Membuat Yifan beralih menatapnya.

 

“Lu, pikirkan baik-baik ya.” Lanjut Chanyeol sambil menepuk pelan bahu Luhan. kemudian Chanyeol berjalan menuju ke tempat Yifan.

 

Chanyeol dan Yifan saling menatap satu sama lain selama beberapa detik. Tatapan mereka menyiratkan ketidak sukaan satu sama lain. Tak lama Chanyeol melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan tersebut.

 

Setelah Chanyeol pergi, kini Yifan kembali menatap Luhan yang masih berdiri menatapnya. Ada jejak air mata yang mengering di pipi Luhan. Tapi Yifan tidak peduli, yang ia ingin tahu kenapa Luhan dan Chanyeol berciuman. Apa mereka kini sudah menjalin sebuah hubungan. Yifan terus bertanya dalam hatinya.

 

Ingin sekali Luhan mengeluarkan suaranya, namun tenggorokannya terasa begitu sesak sehingga ia tak bisa mengeluarkan kata apapun. Sementara ditempatnya Yifan, masih sedikit terkejut dengan apa yang ia lihat barusan. Gadis yang dicintainya berciuman dengan pria lain. Yifan kemudian berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu. Sementara Luhan hanya melihat kepergian Yifan begitu saja. Luhan kembali mengalirkan air matanya.

 

Ingin rasanya Luhan menjelaskan pada Yifan, jika ciuman itu bukanlah sesuatu yang seperti Yifan duga. Tapi Luhan sadar untuk apa menjelaskan pada Yifan, karena mereka tidak memiliki hubungan apapun.

 

Yifan sudah berada di depan kelasnya. Saat dia akan melangkah masuk, tiba-tiba langkahnya terhenti karena Choi Seonsaengnim mneyerukan namanya.

 

“Wu Yifan! dari mana saja kau?” tanya Choi Seonsaengnim.

 

“Aku dar ....“

 

“Kalian tahu kan, aku paling tidak suka murid terlambat.” Potong Choi Seonsaengnim ketika melihat Luhan yang barus tiba dan berdiri di belakang Yifan. “Yifan, bukankah kau sudah tidak berurusan dengan organisasi seolah lagi bukan? Dan kau Nona Xi dari mana saja?”

 

Yifan menggerakan matanya kesudut kanan seolah melirik Luhan. Mereka berdua masih mematung di depan pintu kelas. Sampai akhirnya guru killer itu melarang mereka mengikuti kelasnya hari ini,

 

“Yifan, Luhan, seperti biasanya. Aku tidak mau murid yang tidak disiplin seperti kalian mengikuti kelasku.”

 

Tanpa berkata apapun Yifan langsung meninggalkan tempat itu, ini adalah pertaman kalinya Yifan bolos mata pelajaran karena terlambat seperti ini. Sementara Luhan melihat pungung Yifan yang menjauh. Dan ia juga segera berlalu dari depan kelasnya.

 

“Apa yang kalian lihat?! Sekarang kembali kerjakan soalnya!” perintah Choi Seonsaengnim dan membuat semua murid yang langsung kembali fokus pada soal yang diberikan. Chanyeol ditempatnya terlihat cuek, sementara Chen penasaran apa yang terjadi lalu melihat punggung Kai berniat untuk bertanya. Namun, karena ada Choi Seonsaengnim Chen jadi mengurungkan niatnya.

 

 

 

***** Misunderstanding *****

 

 

Keesokan harinya, Luhan tidak datang ke sekolah. Kai dan Chen yang bingung kemudian bertanya pada Chanyeol perihal alasan apa Luhan tidak masuk sekolah. Namun karena tadi pagi mereka dikejutkan oleh kuis dadakan, maka Kai berniat menunda pertanyaannya.

 

Jam istirahat ini, Chanyeol, Kai dan Chen tengah asik bermain bola basket di lapangan basket yang ada di disekolah mereka.

 

"Hei, Chanyeol. Kau tahu kenapa hari ini Luhan tidak datang?" Tanya Kai. Sementara Chen menatap Chanyeol dengan tatapan ingin tahu juga.

 

Chanyeol yang pada saat itu tengah asik, sejenak menghentikan aktifitasnya mendribble bola. Lalu beralih menatap kedua temannya itu.

 

"Aku tidak tahu." Jawab Chanyeol singkat. Bahkan raut wajah Chanyeol biasa saja. Seolah tidak peduli dan tidak memusingkan ketidakhadiran Luhan di sekolah.

 

Chen memutar bola matanya malas. "Bukankah kau bilang kau suka padanya? Kenapa kau malah tidak peduli dengannya?" Tanya Chen.

 

"Iya. Itu benar. Memang ada apa?" Kata Chanyeol sambil melakukan shooting dan bola melayang tepat masuk kedalam ring.

 

"Kalau kau suka padanya kenapa kau malah cuek seperti ini? Apa benar kau menyukainya?" Tanya Chen.

 

"Apa maksudmu, Chen?" Kata Chanyeol dengan sebelah alis yang terangkat sambil mendribble bola dan langsung melemparkannya pada Kai.

 

"Chanyeol dengar ya. Kurasa sebaiknya kau tetap jaga pertemanan kita. Menurutku, kau tidak bisa memaksakan perasaan orang lain."

 

"Maksudmu apa aku ini memaksa Luhan?"

 

"Seperti itulah yang kulihat."

 

"Lagipula sepertinya Luhan menyukai Yifan." Sambung Kai setelah melempar bola kedalam ring dan berniat memgambil bola yang menggelinding ke sudut lapangan.

 

"Jangan sebut nama si pecundang itu. Dan lagi bagaimana kalian tahu akan perasaan Luhan. Aku ingin mendengarnya sendiri dari Luhan."

 

Chen diam mendengar ucapan Chanyeol. Ia tahu betul sahabatnya yang satu itu memang dikenal sebagai orang yang keras kepala. Lagipula Chen memang sedang malas untul beradu argumen lebih panjang dengan Chanyeol karena nanti hanya akan merusak suasananya saja.

 

Sementara Chanyeol juga ikut diam. Ia anggap bahwa Chen mengerti. Mata Chanyeol tidak sengaja melihat seseorang yang berjalan di koridor sekolah. Seseorang yang namanya baru saja disebut tadi. Wu Yifan.

 

"Kai! Lempar bolanya padaku!" Seru Chanyeol. Dan Kai langsung melempar bolanya pada Chanyeol.

 

Chanyeol yang sigap menangkap, tanpa basa-basi memanggil nama Yifan.

 

"Yifan!"

 

Yifan langsung menoleh ke sumber suara dan saat itulah ia melihat sebuah bola basket tengah melayang kearahnya. Dengan cepat Yifan berhasil menangkap bola itu. Jika Yifan terlambat setengah detik saja, mungkin bola itu akan sukses mengenai tubuhnya.

 

Yifan menatap bola basket yang ada di tangannya, lalu beralih melihat ke arah depannya dan melihat Chanyeol yang tengah berjalan ke arahnya dengan wajah datarnya namun tatapannya tajam menatap Yifan.

 

"Apa maumu?" Tanya Yifan dengan nada dingin.

 

"Santai saja Wu Yifan, tidak perlu sesinis itu." Cibir Chanyeol.

 

Yifan berdecih dalam hatinya. Sungguh dari dulu Yifan memang tidak menyukai Chanyeol. Dan sekarang ketika dia ingat saat dimana Chanyeol tengah mencium Luhan, itu membuat rasa tidak suka Yifan semakin bertambah pada Chanyeol.

 

Yifan hanya diam sambil menatap Chanyeol. Menuntut Chanyeol agar menjelaskan apa maksud pria itu memanggilnya tadi.

 

"Dengar Yifan, kau pasti penasaran kan, kenapa aku maksudku kami berciuman," Kata Chanyeol memulai topik yang memang sangat Yifan ingin ketahui alasannya tapi di saat yang bersamaan Yifan juga merasa rasa kecemburuannya semakin mendidih. Namun ia mencoba bersikap normal di depan Chanyeol.

 

"Apa yang mereka bicarakan? Apa kita perlu bergabung dengan mereka?" Tanya Chen dengan nada sedikit cemas. Mengingat perkelahian mereka berdua tempo hari.

 

"Tidak perlu. Biarkan saja mereka. Jika mereka sudah mulai baku hantam. Baru kita bergabung." Kata Kai tanpa menoleh ke arah Chen. Sementara Chen tidak berkata apapun lagi lalu kembali memperhatikan Chanyeol dan Yifan dari kejauhan.

 

"Aku tidak tertarik dengan hal itu." Kata Yifan berpura-pura tidak peduli.

 

"Cih, kau sombong sekali Yifan. Kau itu harusnya sadar akan tempatmu. Luhan tidak akan mungkin menjadi milikmu. Untuk sekedar informasi, aku sudah mengatakan perasaanku padanya dan tak lama lagi Luhan akan memberikan jawabannya."

 

"Kau terlihat begitu percaya diri. Belum tentu Luhan akan menerimamu."

 

Chanyeol mengerutkan alisnya tanda tak suka dengan ucapan Yifan yang terdengar seperti menyindir dan meremehkannya.

 

"Wu Yifan, apa kau cemburu? Coba saja kalau kau bisa merebut Luhan."

 

"Merebut? Dia bahkan belum menjadi milik siapapun." Yifan menyunggingkan senyum remehnya. Dan ia tahu itu semakin membuat Chanyeol geram padanya. Terbukti dengan Chanyeol yang sedang mengepalkan tangannya erat.

 

"Dasar pecundang. Kau tak akan bisa memiliki Luhan. Jangan berharap dapat bersamanya. Kau sudah kalah Wu Yifan." Geram Chanyeol dengan tatapan menusuknya.

 

"Aku kalah? Kau lupa? Sebuah fakta bahwa aku dan Luhan sudah...." Yifan tak melanjutkan kata-katanya. Ia bertaruh bahwa Chanyeol pasti mengerti apa maksud dari ucapannya. Dan benar saja, Chanyeol seketika langsung memcengkram kuat kerah kemeja Yifan dengan dua tangannya sambil menatap tajam Yifan.

 

"Diam kau berengsek. Kau tidak berhak menyentuhnya." Kata Chanyeol dengan nada yang membuat bulu kuduk merinding. Namun, Yifan tak merasa takut sedikitpun.

 

"Kau yang kalah Park Chanyeol." Lanjut Yifan mencoba menyudutkan Chanyeol. Walau jika dipikir-pikir lagi walau Yifan menang karena dapat menyentuh Luhan tapi tetap saja ia masih layak disebut sebagai pengecut karena tak berani menyatakan perasaannya pada Luhan. Yifan hanya berniat menyisakan harga dirinya.

 

Chanyeol sudah mengepalkan tangannya dan mengangkatnya ke udara siap untuk mendaratkan tinju tepat di wajah Yifan. Namun kepalannya berhenti di udara, Chanyeol masih memiliki kesadaran agar tak membuat ulah untuk sekarang ini. Karena kepala sekolah Shin sudah memberikan peringatan padanya waktu itu.

 

Sebagai gantinya Chanyeol menatap tajam Yifan, seolah dari tatapan matany

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
vivie_galaxyluhan #1
Chapter 10: wahhhh akhirnya tamat,,so sweet,hehe
keren koq kak author ,,
seneng bgt karena ada ff krishan,,
ditunggu cerita lanjutanya,,,
Galaxy_FanHan007
#2
Chapter 10: Komenan gue ke potong
Galaxy_FanHan007
#3
Chapter 10: Udah bagus eonn .meskipun rada gak puas
ricayong #4
Chapter 10: Lega rasanya baca andingnya... kannykim sekuel setuju bgt... sekuel donk.. thx
kannykim
#5
Chapter 10: Sekuel donk plissss!!!
vivie_galaxyluhan #6
Chapter 9: yahhhhh pasti deh tiap luhan sama yifan mau ngobrol ada aja gangguanya,hahahah
pas lagi romantis jugaa,hahha
ditunggu lanjutanya,,,
Galaxy_FanHan007
#7
Chapter 9: Hanjirrr bikin deg deg.an aigoo ayahnya luhan pasti tau tuh hadeh makin seru suka banget part moment krishan diganggu ayahnya luhan ヾ(☆▽☆)
Si chan mah -_- sedih banget gue ma tuh orang (╥﹏╥) datangin bebek lah buat chan waks (¯ ▿ ¯)╭

Ok wait to the next chapter eonni-ah jiayou (๑•ㅂ•) ﻭ✧
vpicey #8
Chapter 9: kukira mau nyataiin perasaan. dan apa ayahnya dengar yang ITU?
ricayong #9
Chapter 9: Ceritanya bikin gereget... disini yifan bener2 menyebalkan, pingin ditumpuk... luhan i like u
sendulce #10
yattaa update.. thanks udah update demu kami para krishan shipper~~
yawlaaaaa ini mereka kapan bersatuu??