Chapter 3

Misunderstanding
Please Subscribe to read the full chapter

“Yifan, mana temanmu” tanya Fei begitu Yifan sudah menghampirinya didapur.

 

“dia, masih ada dikamarku” sahut Yifan mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.

 

Fei seketika memperhatikan wajah putranya lekat-lekat bahkan ia sampai mendekatkan wajahnya pada Yifan dan mengamatinya dengan serius.

 

Yifan seketika memundurkan wajahnya “I Ibu, apa yang Ibu lakukan” tanya Yifan gugup dengan tingkah ibunya yang aneh itu.

 

“masih tampan” ujar Fei masih dengan mengamati seluk beluk wajah putranya yang bagai sebuah mahakarya itu. Ya Fei sangat bersyukur memiliki putra yang tampan seperti Yifan.

 

“Ibu, hentikan. Apa yang Ibu bicarakan?” desis Yifan yang mulai sedikit kesal

 

“aniyo, Ibu hanya ingin memastikan jika perang dunia ketiga tidak terjadi selama ibu pergi tadi” ujar Fei dengan pernyataanya yang menurut Yifan sangat ambigu.

 

“a apa maskud Ibu?” tanya Yifan untuk memastikan

 

“ahh kau ini hanya tampan saja tapi otakmu kosong” Cibir Fei pada Yifan

 

“kalian tidak bertengkar lagi kan” ujar Fei menyuarakan maksud sebenarnya dari ungkapannya tadi.

 

“Ibu, kau ini bicara apa?”

 

“aiisshhh, apa aku harus mencari putra baru yang isi otaknya terisi penuh” keluh Fei dengan memelaskan wajahnya

 

“yakk Ibu, kau ini sebenarnya kenapa?” keluh Yifan lagi

 

“ah sudahlah daritadi kau itu hanya bisa bertanya kau itu kenapa kau itu kenapa. Sudah mana temanmu ayo ajak dia untuk makan malam bersama kalian pasti laparkan setelah belajar menguras otak” ujar Fei

 

Lebih tepatnya menguras tenaga

 

Ujar Yifan dalam hati dan bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman tipis yang menurut Fei sangat aneh dilihat, walaupun tak mengurangi sedikitpun ketampanan Yifan.

 

“heh kenapa kau malah senyam-senyum sendiri. Ayo cepat panggil temanmu”  perintah Fei pada putra semata wayangnya itu. Sebelum Yifan berbalik guna memanggil Luhan, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara lembut seorang gadis.

 

“permisi” seru Luhan yang kini sudah berpakaian lengkap dan rambutnya sudah kemabli tertata rapi persis seperti baru datang kemari.

 

“ahh Luhannie, ayo kita makan bersama ya, kau pasti lapar iya kan” ujar Fei dengan sangat ramah

 

“terima kasih, tapi aku harus segera pulang” kata Luhan sambil menatap mata Yifan sekilas

 

“ohh begitu ya. Hmm baiklah tidak apa-apa. Lain kali kau harus makan disini ya” ujar Fei sambil tersenyum

 

Luhan pun membalas senyuman Fei “baiklah terima kasih. Kalau begitu aku pamit. Permisi” setelah membungkuk satu kali pada Fei Luhan segera meninggalkan rumah Yifan. dan Yifan pun meminta ijin pada Ibunya untuk mengantar Luhan.

 

Luhan berjalan santai beberapa langkah didepan Yifan, dan Yifan mengikutinya dari belakang. Tidak ada yang tahu jika raut yang ditunjukan Luhan sangatlah muram. Ia terus memikirkan kenapa Yifan berani menyentuhnya jika lelaki itu tidak mencintainya. Lalu setelah ini apa yang akan terjadi diantara mereka. Hubungan seperti apa yang akan mereka dapatkan apakah setelah ini mereka hanya akan terus seperti ini bahkan setelah mereka berbagi ranjang.

 

Ini bukan hanya tentang Yifan yang sudah menyentuhnya tapi apa yang ada didalam sana, hati Yifan. seperti apa Luhan disana, apakah Yifan mengerti atau setidaknya ikut merasakan jika selama ini Luhan sangat menyukainya. Bagaimana Yifan mengerti jika Luhan saja bersikap seperti itu. Luhan tersenyum kecut saat mengingat bagaimana perlakuannya pada Yifan padahal hatinya sangat menginginkan pengakuan dari Yifan.

 

Yifan tak melepaskan pandangan matanya dari punggung Luhan yang tengah berjalan didepannya. Mata dan otak Yifan sama-sama saling tenggelam dengan objeknya masing-masing. Selama memperhatikan punggung Luhan, Yifan berpikir apakah Luhan akan membencinya setelah ini. Yifan tidak menyesal karena memberikan pengalaman pertamanya pada Luhan. tapi yang membuat hati Yifan gelisah adalah Yifan telah mengambil sesuatu yang paling berharaga dalam diri Luhan, dan itu sangat tidak pantas mengingat mereka tidak memiliki status apapun.

 

Yifan khawatir dengan Luhan, apakah ia baik-baik saja setelah mereka melakukan ini. Yifan benar-benar merasa menyesal jika Luhan harus bersedih tapi apa yang harus ia lakukan, meminta maafkah? Tapi kenapa harus minta maaf, walaupun Yifan tahu mereka melakukan itu dengan kemauan mereka sendiri bukan Yifan yang memaksanya. Tapi tetap saja rasa sesal itu tersimpan disudut hatinya. Ia mencintai Luhan dan ingin Luhan tahu akan hal itu.

 

Tanpa sadar Luhan sudah tiba ditempat terakhir kali Luhan dan supirnya berpisah, entah kapan Luhan menghubungi Tuan Lee kini supirnya itu sudah berdiri bersandar di depan pintu mobil bagian depan dan seketika membungkuk saat Luhan tiba disana. Yifan berdiri mematung dibelakangnya.

 

Tanpa menoleh pada Yifan ataupun mengucapkan sampai jumpa. Luhan masuk begitu saja kedalam mobilnya, bahkan setelah didalam mobilnya Luhan tetap tidak menoleh sedikitpun pada Yifan. Yifan hanya menatap nanar mobil sedan yang baru saja melaju menjauhi tempatnya berdiri. Kemudian ia berbalik dan berjalan menuju rumahnya.

 

Sesampainya dirumah Yifan segera masuk kedalam kamarnya, disana Yifan sempat mematung menatap ranjangnya yang sedikit berantakan akibat aktifitasnya dengan Luhan tadi. Ia kemudian menarik selimut guna untuk merapihkannya, saat itulah Yifan bahkan masih bisa merasakan bau parfum Luhan. dengan cepat Yifan segera membereskan ranjangnya. Setelah itu ia bergegas menuju kamar mandi dan membersihkan diri.

 

Setelah selesai mandi, Yifan segera menuju ruang makan dan mendapati ibunya tengah mempersiapkan piring dan sendok untuk dia dan Ibunya. Yifan segera menarik kursi yang ada di seberang tempat Ibunya duduk.

 

“jadi putra Ibu sangat populer ya dikalangan para gadis” ujar Fei sambil tersenyum sendiri

 

“apa maksud Ibu?” tanya Yifan yang merasa hari ini Ibunya bertingkah aneh semenjak kedatangan Luhan.

 

“Yifan, apa kau dan gadis yang bernama Luhan itu pacaran huh, kenapa dia sepertinya sangat marah saat tahu YangMi datang kesini juga” tanya Fei, dan itu sukses membuat Yifan melebarkan matanya. Jadi Ibunya mendengar perdebatannya dengan Luhan tadi.

 

“tidak bu, aku dan dia hanya teman” jawab Yifan singkat

 

“yakin hanya teman, sepertinya kau memiliki sesuatu yang lain terhadap gadis itu. Kau menyukainya kan Yifan” terka Fei dengan snagat yakin

 

“ibu, aku dan dia itu berbeda, dia anak orang kaya dan aku hanya seorang lelaki biasa. Lagipula aku yakin dia tidak akan menyukaiku” jawab Yifan dan itu sedikit membuat Fei tertohok

 

“maafkan Ibu Yifan, ibu memang tidak bisa memberikanmu kemewahan, ibu...”

 

“Ibu bicara apa. Aku tidak meyalahkan Ibu. Jangan bicara seperti itu lagi kumohon Bu. Lagipula aku baik-baik saja. Jangan pernah katakan hal seperti itu lagi, aku sangat menyayangi Ibu” jawab Yifan memotong ucapan Ibunya. Dan Fei nyaris melinangkan air mata haru.

 

“baiklah, tapi Yifan setidaknya kau harus mengutarakan perasaanmu padanya, Ibu yakin Luhan adalah gadis yang baik walaupun sifatnya pemarah tapi dia anak yang sopan. Sepertinya dia juga menyukaimu” ujar Fei sambil menggenggam tangan Yifan.
 

“tidak mungkin Bu,” sahut Yifan

 

“apa karena soal harta dan kekayaan lagi. Yifan dengar jika benar cintamu tulus padanya maka tidak ada lagi hal yang paling berharga untuk mengukur sebuah kepantasan dalam sebuah hubungan. Cinta memang buta Yifan, kau tidak bisa memilih pada siapa kau seharusnya jatuh cinta atau pada siapa yang pantas kau cintai dengan status sosialmu. Kau harus mengatakannya Yifan, sekalipun dia menolak tapi setidaknya kau sudah mencoba” ujar Fei lagi

 

Kali ini Yifan hanya bisa diam dan tidak membalas ucapan Ibunya. Ia kemudian hanya melanjutkan makannya dalam diam, begitu juga Fei, hanya bisa menikmati makanannya sambil sesekali melirik putra kesayangannya itu yang sepertinya dalam keadaan galau.

 

 

***** Misunderstanding *****

 

 

Keesokan harinya Luhan berangkat sekolah seperti biasanya, namun raut wajahnya masih muram. Ia masih memikirkan Yifan dan Yifan, siapa yang sangka jika semalam ia menangis karena memikirkan perasaannya pada Yifan, kenapa ia sampai sejauh itu pada Yifan bahkan rela memberikan sesuatu yang paling berharga pada pria itu. Pria yang bahkan tidak memiliki perasaan apapun padanya. Setidaknya itulah yang ada dalam pikiran Luhan.

 

“Lu, kau kenapa, wajahmu kenapa masam begitu?” tanya Chanyeol yang tiba-tiba saja sudah berjalan disamping Luhan.

 

Luhan masih menatap lurus kedepan tanpa menoleh sedikitpun pada Chanyeol. Dan Chanyeol pun menjadi semakin heran dengan tingkah Luhan yang seperti itu. Apakah telah terjadi sesuatu, tapi apa. Chanyeol pun dibuat semakin penasaran.

 

‘Lu, jawab aku” kata Chanyeol sambil meraih lengan Luhan dan membuat Luhan terkejut .

 

“Chanyeol apa yang kau lakukan” ujar Luhan setengah berteriak pada lelaki yang tingginya hampir sama dengan Yifan.

 

“Lu, maafkan aku, aku hanya ingin tahu kenapa kau murung seperti itu. Apa ada yang menyakitimu” ujar Chanyeol dengan nada khawatir

 

“Chanyeol ada apa denganmu, aku baik-baik saja berhenti mengkhawatirkanku. Kau ini kenapa jadi sangat menyebalkan seperti Yifan” ujar Luhan dan Chanyeol seketika itu juga merubah ekspresi wajahnya menjadi kesal.

 

“jangan menyamakanku dengan pecundang bodoh itu Luhan” kata Chanyeol dengan sinis

 

“siapa juga yang mau menyamakanmu dengan Yifan. kau dan Yifan itu berbeda” sahut Luhan kemudian memalingkan wajahnya kesamping kiri sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

 

“Luhan” kata Chanyeol merasa sedikit terkejut dengan sesuatu yang ada di leher Luhan. kemudian Chanyeol segera menarik tangan Luhan dan membawa gadis itu merapat di dinding koridor.

 

“Chanyeol apa yang mau kau lakukan” protes Luhan

 

Sedangkan Chanyeol tak menghiraukan racauan dari Luhan ia segera sedikit menarik kerah kemeja seragam Luhan dan matanya langsung memanas melihat bekas kemerahan yang kontras dengan kulit putihnya, tanda Kissmark.

 

“siapa yang melakukannya Luhan” kata Chanyeol menatap tajam mata Luhan menuntut penjelasan

 

“ini bukan apa-apa Chanyeol” kata Luhan kemudian mencoba pergi dari sana. Namun lagi-lagi Chanyeol menahan tangannya

 

“Chanyeol!!” teriak Luhan

 

“katakan padaku siapa yang melakukannya?” tanya Chanyeol lagi yang juga berteriak. Untung saja sekolah masih sepi dan sedang tidak ada yang melewati koridor itu.

 

Luhan hanya diam, dia malas untuk menjawabnya.

 

“pasti Yifan kan” tebak Chanyeol yang memang benar adanya.

 

“bukan Chanyeol kau salah” elak Luhan cepat

 

“pecundang itu akan kuhajar dia” desis Chanyeol pelan namun Luhan dapat mendengarnya jelas dan mata Luhan melebar mendengarnya.

 

“jangan sentuh dia Chanyeol. Itu bukan urusanmu” kata Luhan dengan tegas

 

“kenapa kau selalu membelanya Luhan, apa kau benar-benar menyukainya huh. Kau tahu kan aku benci padanya”

 

“kau benci padanya aku tidak peduli, yang jelas jangan sentuh Yifan atau pertemanan kita cukup sampai disini” ancam Luhan dengan tegas dan gadis itu segera meninggalkan Chanyeol untuk menuju kelasnya.

 

“aku tidak peduli kau akan membenciku atau tidak Lu, yang jelas pecundang itu akan merasakan akibatnya karena telah menyentuhmu” geram Chanyeol dengan tatapan tajam yang mematikan.

 

 

 

Jam istirahat pun tiba, Luhan segera menuju kantin dengan BadMood nya. Sementara Yifan pun segera angkat kaki dari kelasnya menuju perpustakaan bersama dengan YangMi. Dan Chanyeol pun segera mengikuti langkah Yifan. Kai dan Chen sempat dibuat bingung dengan Chanyeol, namun mereka tidak mau ikut campur urusan mereka jadi mereka berniat untuk bermain basket dilapangan sekolah.

 

Yifan sedang melewati koridor yang cukup sepi dan jarang dilewati oleh murid, karena murid yang lain tengah berada dikantin. Saat itulah Chanyeol segera memegang bahu Yifan. alhasil Yifan pun terkejut dan membalikan tubuhnya. Saat Yifan membalikan tubuhnya, tiba-tiba Chanyeol meninju rahang Yifan dengan cukup keras hingga sudut bibir Yifan mengeluarkan cairan merah kental.

 

“apa maksudmu Park Chanyeol” desis Yifan sambil mencoba berdiri karena tubuhnya yang sedikit limbung dan terkejut karena tinjuan dari Chanyeol.

 

“kau, beraninya menyentuh Luhan” tukas Chanyeol dengan mata yang mencerminkan kemarahan.

 

“apa kau bilang?” Yifan sedikit terkejut kenapa dia bisa tahu kalau Luhan dan dirinya telah melakukan hubungan intim.

 

“kissmasrk itu kau yang membuatnya kan. Menjijikan” cibir Chanyeol dan Yifan pun paham pasti Chanyeol telah melihat tanda Kissmark itu dileher Luhan.

 

“aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan Park Chanyeol” kata Yifan kemudian Yifan mencoba meninggalkan Chanyeol namun dengan cepat Cahnyeol kembali meraih bahu Yifan dan meninju pemuda itu lagi.

 

“rasakan itu pecundang” kepalan tangan Chanyeol terasa panas setelah menghajar Yifan

 

“brengsek” desis Yifan kemudian ia membalas dengan meninju pipi keras Chanyeol dan darah segar pun menetes dari sudut bibirnya.

 

“kau tidak pantas melakukan itu pada Luhan, kau adalah seorang pecundang, dan tempat bagi seorang pecundang adalah tempat sampah” maki Chanyeol kemudian ia kembali menghajar Yifan

 

Yifan yang merasa kesal sudah tidak peduli lagi, yang jelas Yifan ingin sekali menghajar Chanyeol sekuat tenaga yang ia bisa.

 

***** Misunderstanding *****

 

 

Chen dan Kai yang akan menuju kelapangan basket, tiba-tiba dikejutkan oleh Chanyeol yang n

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
vivie_galaxyluhan #1
Chapter 10: wahhhh akhirnya tamat,,so sweet,hehe
keren koq kak author ,,
seneng bgt karena ada ff krishan,,
ditunggu cerita lanjutanya,,,
Galaxy_FanHan007
#2
Chapter 10: Komenan gue ke potong
Galaxy_FanHan007
#3
Chapter 10: Udah bagus eonn .meskipun rada gak puas
ricayong #4
Chapter 10: Lega rasanya baca andingnya... kannykim sekuel setuju bgt... sekuel donk.. thx
kannykim
#5
Chapter 10: Sekuel donk plissss!!!
vivie_galaxyluhan #6
Chapter 9: yahhhhh pasti deh tiap luhan sama yifan mau ngobrol ada aja gangguanya,hahahah
pas lagi romantis jugaa,hahha
ditunggu lanjutanya,,,
Galaxy_FanHan007
#7
Chapter 9: Hanjirrr bikin deg deg.an aigoo ayahnya luhan pasti tau tuh hadeh makin seru suka banget part moment krishan diganggu ayahnya luhan ヾ(☆▽☆)
Si chan mah -_- sedih banget gue ma tuh orang (╥﹏╥) datangin bebek lah buat chan waks (¯ ▿ ¯)╭

Ok wait to the next chapter eonni-ah jiayou (๑•ㅂ•) ﻭ✧
vpicey #8
Chapter 9: kukira mau nyataiin perasaan. dan apa ayahnya dengar yang ITU?
ricayong #9
Chapter 9: Ceritanya bikin gereget... disini yifan bener2 menyebalkan, pingin ditumpuk... luhan i like u
sendulce #10
yattaa update.. thanks udah update demu kami para krishan shipper~~
yawlaaaaa ini mereka kapan bersatuu??