Chapter 1

Misunderstanding
Please Subscribe to read the full chapter

Luhan baru saja keluar dari ruangan kepala sekolah, ekspresinya terlihat garang, telinganya terasa panas setelah mendengar ceramah dari kepala sekolah Shin, dan pipinya merah padam karena menahan emosi. Bukan pada kepala sekolah tapi pada orang lain. Seorang murid yang sudah mengadu pada kepala sekolah jika Luhan berbuat curang saat ulangan matematika minggu lalu.

 

Langkahnya semakin ia percepat, bahkan suara decitan akibat gesekan sepatunya dengan lantai terdengar saat gadis itu melewati koridor sekolah. Saat ia tiba di pintu kelas ia segera mencari sosok yang ia cari. Dan ternyata orang itu tidak berada dikelas. Saat Luhan berbalik guna mencari orang itu. Tiba-tiba Chanyeol menahannya dengan suaranya.

 

“Lu, kau mau kemana” seru Chanyeol

 

“dimana Wu Yifan” Luhan tak menjawab pertanyaan Chanyeol namun malah memberikan pertanyaan balik pada Chanyeol.

 

“hey Lu, kenapa kau terlihat marah begitu?” ujar Kai santai tak berdosa

 

“hey jangan membuat Luhannie kita tambah marah. Dia sudah dapat ceramahan dari orang uzur bernama Shin itu.” Chen terkekeh geli tak peduli kalau Luhan tengah memberikan death glarenya pada pria bersuara cempreng itu.

 

“diamana Wu Yifan” tanya Luhan sekali lagi dengan sedikit berteriak. Dan itu membuat Chanyeol, Kai, dan Chen saling tatap satu lain.

 

“Lu, tenanglah sedikit. Ada apa. Memang apa yang pecundang itu lakukan” tanya Chanyeol

 

“dia mengadukanku pada kepala sekolah Shin. Dia itu sungguh menyebalkan. Dasar pecundang bermulut besar.” Maki Luhan dengan emosi yang semakin memuncak

 

“hey hey hey. Kau tenanglah Lu. Biar kami yang urus. Katakan kau mau kami melakukan apa untuk memberinya pelajaran” ujar Chanyeol sambil melirik ke kedua sahabatnya agar mereka ikut bergabung dengannya.

 

Luhan sempat terdiam, berpikir ini akan jadi hal buruk jika mereka mengerjai Yifan. “tidak perlu. Kalian tidak usah ikut campur. Ini urusanku. Biar aku yang akan tangani. Sekarang beritahu aku. Dimana Yifan?” kata Luhan mencoba membuat temannya tidak menyentuh Yifan. Apakah ini cara Luhan melindungi Yifan?.

 

“kami tidak tahu. Tadi saat bel berbunyi dia langsung menghilang” ujar Kai. Tanpa membalas ucapannya Luhan segera berbalik untuk meninggalkan mereka namun langkahnya kembali terhenti oleh interupsi Chanyeol.

 

“kau yakin akan mengurusnya sendiri huh” ucap Chanyeol dan membuat Luhan kembali menatap ketiga temannya.

 

“tentu saja” kata Luhan dengan kepercayaan diri selangit

 

“aku jadi semakin curiga. Apa kau menyukainya” ujar Chanyeol lagi

 

“tidak” jawab Luhan cepat

 

“ooooohhh~” Kai dan Chen hanya melenguh melihat perdebatan mereka

 

“lalu kenapa akhir-akhir ini kau selalu melarang kami untuk mengerjainya” Chanyeol masih belum mau mundur rupanya

 

“kau itu bodoh atau apa. Kau tahu kan Wu Yifan itu sedang diberikan tugas sebagai guru pembibingku untuk ujian nanti. Jadi wajar kalau aku tak mengijinkan kalian untuk menyentuhnya. Karena nanti aku juga yang akan dimarahi oleh tua bangka itu.”

 

Kali ini alasan Luhan ada benarnya. Memang benar Wu Yifan diberi tugas oleh kepala sekolah Shin untuk menjadi teman belajar Luhan atas dasar permintaan Ayah Luhan. Luhan memang bermasalah dalam beberapa mata pelajaran. Dan Yifan ditunjuk untuk membantunya. Tentu saja kepala sekolah tak asal memilih Yifan. Karena Yifan adalah murid terbaik disekolah karena itu Yifan mendapatkan beasiswa penuh sampai ia lulus dari sekolah itu.

 

Dan satu lagi prestasi Wu Yifan disekolah, ia adalah ketua osis selama tiga kali berturut-turut disekolah. Selama Yifan menjabat sebagai ketua osis banyak perubahan terjadi disekolah mereka. Seperti tingkat pembullyan sedikit berkurang terutama yang dilakukan oleh Luhan bersama Chanyeol, Kai dan Chen. Mereka adalah geng yang sangat di takuti oleh seluruh siswa.

 

Awalnya Yifan sulit untuk mengendalikan mereka karena sebuah fakta bahwa keluarga mereka sangat berpengaruh pada sekolah ini. Tapi Yifan tahu, mereka tidak bisa berbuat semaunya hanya karena mereka adalah anak orang kaya, dan Yifan harus menghentikannya. Baku hantam dengan Chanyeol pun kerap Yifan lakukan pada awal-awal jabatannya, karena Chanyeol merasa tidak suka dengan peraturan-peraturan konyol yang Yifan buat. Namun pelan tapi pasti perlakuan Chanyeol, Kai dan Chen sedikit berubah, itu karena pengaruh dari seseorang tanpa Yifan sadari. Karena Luhan yang mencegahnya. Dan karena Luhan mencintai Wu Yifan.

 

“kau melihat Wu Yifan” tanya Luhan pada salah satu murid yang tengah berjalan berlawanan dengannya.

 

“a..aku” gadis berkacamata yang sepertinya adalah junior Luhan itu terlihat gugup karena mungkin dia takut dengan Luhan. tentu saja reputasi Luhan sebagai The Deadly Princess sudah terdengar seantero sekolah. Tak jarang bahkan semua murid seperti menghindari Luhan karena tak mau jadi sasaran bully Luhan dan teman-temannya.

 

“dasar pecundang. Minggir kau” Luhan yang sudah tidak sabaran memaki gadis itu kemudian melanjutkan langkahnya.

 

“Wu Yifan, dimana kau” gerutu Luhan ditengah-tengah langkahnya. Karena seluruh sekolah sudah ia jelajahi namun tetap tak menemukan sosok tampan itu. Sampai akhirnya Luhan tiba di perpustakaan. Hanya tempat inilah yang belum Luhan datangi. Sebenarnya Luhan tak perlu repot-repot mencari Yifan. Mereka berdua sekelas dan Luhan bisa bicara pada Yifan saat bel masuk. Namun Luhan yang keras kepala tetap ingin mendengar penjelasan Yifan. Kenapa Yifan mengadukannya pada kepala sekolah.

 

Luhan melangkah masuk ke dalam perpustakaan. Dan matanya dengan seksama mengabsen orang-orang yang ada disana, guna menemukan wajah yang ia cari. Sampai akhirnya mata Luhan menyipit mendapati sosok yang ia cari, Yifan tengah duduk di sebuah kursi di salah satu sudut perpustakaan saat Luhan mulai mendekat Luhan sadar jika ternyata Yifan tidak sendirian. Ia bersama seorang gadis cantik berkacamata yang Luhan ketahui sangat dekat dengan Yifan. Dan itu membuat Luhan semakin naik pitam antara marah dan cemburu.

 

“aku ingin bicara denganmu Wu Yifan” seru Luhan begitu ia tiba di meja Yifan dan Yang Mi. Keduanya seketika menoleh dan menatap Luhan dengan ekspresi kesalnya. Namun Yifan segera mengalihkan pandangannya.

 

“kita bisa bicarakan nanti saat pelajaran tambahan kita. Oh maksudku pelajaran tambahanmu” kata Yifan tanpa melirik sedikitpun pada Luhan matanya ia taruh pada sebuah halaman buku yang ia baca.

 

Luhan mendengus kesal “tidak mau. Aku mau bicara denganmu sekarang juga” kata Luhan lagi dengan sengaja meninggikan sedikit suaranya. Luhan tahu mungkin itu akan mempermalukannya tapi ini adalah cara terbaik untuk membuat Yifan bicara. Dan ternyata cara Luhan berhasil, Yifan bangkit dari kursinya.

 

“ayo bicara” ujar Yifan singkat kemudian melangkah meninggalkan Yang Mi dan Luhan. Yang Mi hanya menatap kepergian Yifan lalu matanya beralih melihat tatapan tajam Luhan yang tertuju langsung padanya. Kemudian Luhan segera menyusul langkah Yifan.

 

Yifan berjalan menuju kesuatu tempat, dan Luhan hanya mengikutinya dari belakang. Saat sudah tiba ditempat yang dituju Yifan segera membuka pintu kemudian berjalan melewati lapangan basket indoor itu dan kakinya menaiki tangga bangku penonton. Lalu dengan santai Yifan duduk di baris ketiga, sementara Luhan masih berdiri menatapnya sambil melipat tangan di depan dada.

 

“kenapa kau bilang pada kepala sekolah kalau aku curang saat ulangan minggu lalu Yifan” ujar Luhan dengan emosi

 

“memang kenyataannya seperti itu bukan. Dengar kau tahu kan jika ada murid yang berbuat curang saat ulangan maka hal itu harus diberi tahukan pada kepala sekolah. Karena itu adalah tugasku. Dan bukan hanya kau saja. Masih ada beberapa murid lain yang melakukan hal sama denganmu” jelas Yifan dengan ekspresi datar dan tetap tidak menatap Luhan.

 

“kau tahu siapa yang kau adukan Yifan. Seharusnya kau tahu konsekuensinya” sahut Luhan

 

“aku tahu” jawab Yifan singkat

 

“jadi, sekarang kau siap beasiswamu dicabut huh?” ujar Luhan mencoba mengancam Yifan

 

Yifan kemudian beralih menatap Luhan “silahkan lakukan apapun yang kau mau. Aku sudah tidak peduli lagi” kata Yifan dengan nada datar namun ketegasan jelas terasa dalam kalimat itu.

 

Luhan sedikit terkejut, kali ini Yifan berani menantangnya biasanya ancaman itu selalu berhasil membuat Yifan mengalah padanya. “wow, kau berani menantangku. Kau akan lihat nanti Yifan” kata Luhan mencoba kembali mengancam Yifan.

 

“Yang Mi” lanjut Luhan “kau dan dia akan lihat akibatnya Wu Yifan”

 

“jangan sentuh Yang Mi. Dia tidak ada hubungannya. Dan Berhenti bersikap seperti anak kecil. Kau boleh lakukan apapun padaku asal tidak pada Yang Mi” kata Yifan tegas lalu dia berdiri dari duduknya kemudian berjalan melewati Luhan dan kakinya melangkah menuruni anak tangga. Baru satu anak tangga yang Yifan turuni, tiba-tiba langkahnya terhenti karena Luhan menahan pergelangan tangan Yifan. Luhan juga terkejut dengan aksinya sendiri, dia pasti sudah gila, pikirnya. Hal itu membuat  Yifan membalikan tubuhnya menghadap Luhan yang kini tinggi keduanya tampak sejajar karena Yifan berdiri lebih rendah satu anak tangga dengan Luhan.

 

Namun kegilaan Luhan belum cukup sampai disitu, saat mereka sudah saling berhadapan, Luhan menarik kerah baju Yifan dan mendaratkan bibir merah mudanya tepat di bibir Yifan. Mata Yifan terbelalak karena terkejut, sementara Luhan sibuk mengecupi bibir tebal Wu Yifan. Yifan tak membalas ciuman itu ia membiarkan dirinya merasakan ciuman satu pihak. Tak sampai dua menit Luhan sudah melepaskan ciumannya. Lalu Luhan terduduk di bangku penonton sambil menunduk entah malu atau menyesal telah melakukan hal konyol itu.

 

“wanita memang hanya bisa banyak bicara” telinga Luhan dapat mendengar ucapan Yifan barusan atau lebih tepatnya mungkin itu sebuah cibiran. Apa yang Yifan maksud adalah ciuman Luhan. kalau iya berarti itu adalah sebuah penghinaan yang cukup telak bagi Luhan kemudian Luhan meremas ujung roknya karena kesal. Luhan masih menundukan kepalanya saat ia sadar Yifan duduk disampingnya.

 

“apa perlu, hal seperti itu juga harus ku ajari” sambung Yifan dan membuat Luhan menoleh cepat ke arah Yifan. Dan dalam kejapan mata Yifan menyambar bibir ranum Luhan memaksa bibir Luhan terbuka dengan esapan dan gigitan lembut Yifan. Yifan bahkan mendorong tubuh Luhan dan membuat Luhan kini terlentang di bangku penonton itu sementara Yifan mencumbu Luhan semakin panas. Ciuman Yifan yang kelewat nikmat itu membuat Luhan terbuai hingga dengan setengah ragu Luhan pun membalas ciuman Yifan. Kedua lidah mereka sama-sama agresif untuk berebut sebuah dominasi walau akhirnya Yifanlah yang memegang kendali. T

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
vivie_galaxyluhan #1
Chapter 10: wahhhh akhirnya tamat,,so sweet,hehe
keren koq kak author ,,
seneng bgt karena ada ff krishan,,
ditunggu cerita lanjutanya,,,
Galaxy_FanHan007
#2
Chapter 10: Komenan gue ke potong
Galaxy_FanHan007
#3
Chapter 10: Udah bagus eonn .meskipun rada gak puas
ricayong #4
Chapter 10: Lega rasanya baca andingnya... kannykim sekuel setuju bgt... sekuel donk.. thx
kannykim
#5
Chapter 10: Sekuel donk plissss!!!
vivie_galaxyluhan #6
Chapter 9: yahhhhh pasti deh tiap luhan sama yifan mau ngobrol ada aja gangguanya,hahahah
pas lagi romantis jugaa,hahha
ditunggu lanjutanya,,,
Galaxy_FanHan007
#7
Chapter 9: Hanjirrr bikin deg deg.an aigoo ayahnya luhan pasti tau tuh hadeh makin seru suka banget part moment krishan diganggu ayahnya luhan ヾ(☆▽☆)
Si chan mah -_- sedih banget gue ma tuh orang (╥﹏╥) datangin bebek lah buat chan waks (¯ ▿ ¯)╭

Ok wait to the next chapter eonni-ah jiayou (๑•ㅂ•) ﻭ✧
vpicey #8
Chapter 9: kukira mau nyataiin perasaan. dan apa ayahnya dengar yang ITU?
ricayong #9
Chapter 9: Ceritanya bikin gereget... disini yifan bener2 menyebalkan, pingin ditumpuk... luhan i like u
sendulce #10
yattaa update.. thanks udah update demu kami para krishan shipper~~
yawlaaaaa ini mereka kapan bersatuu??