Chapter 6

Misunderstanding
Please Subscribe to read the full chapter

Luhan dan Ayahnya tengah berada di depan pusara mendiang Ibunya. Tadi pagi Luhan begitu terkejut saat sang Ayah tiba-tiba memintanya untuk mengunjungi makam Jihyun. Tanpa banyak bicara Luhan pun menuruti kata Ayahnya. Dan satu lagi Luhan pergi hanya berdua saja dengan Ayahnya. Tanpa Hyorin.

 

Keduanya begitu khidmat membaca doa-doa dalam hati masing-masing. Menyalurkan perasaan kerinduan pada sang mendiang di alam sana. Luhan membuka matanya dan melihat Ayahnya masih memejam mata. Dan ia pun kembali menutup matanya.

 

Luhan mendengar suara helaan nafas, dan ia pun akhirnya membuka matanya dan melihat ternyata Ayahnya sudah selesai berdoa. Luhan kembali melihat ke pusara sang Ibu, melihat dua buket bunga segar yang baru saja Luhan dan Ayahnya bawa. Aroma rerumputan dipagi mendominasi ruang hirup mereka.

 

Luhan mengikuti Ayahnya yang berjalan menuju kesebuah bangku kayu yang ada ditaman. Ayahnya memberi kode agar Luhan ikut duduk disampingnya. Dan Luhan pun menurut.

 

“Xiao Lu, maafkan Ayah ya.” Kata Ayah Luhan membuka obrolan. Dan Luhan seketika menoleh ke Ayahnya.

 

“Dengarkan Ayah Xiao Lu. Ayah tak pernah berniat untuk melupakan Ibumu. Kau harus mengerti, salah satu alasan kenapa Ayah menikah dengan Hyorin adalah karena dirimu juga sayang.” Lanjut Ayah Luhan. Dan membuat Luhan menatapnya dengan tatapan tidak percaya.

 

“Kenapa denganku Ayah?” tanya Luhan sedikit tidak terima.

 

“Semenjak Ibumu tiada, kau selalu terlihat sedih, kau selalu mengurung diri dikamar setelah pulang sekolah. Menangis dan menangis. Ayah memang sibuk dikantor, tapi bukan berarti Ayah tak tahu akan hal itu Xiao Lu.” Luhan diam masih ingin mendengar ucapan Ayahnya.

 

“Maafkan Ayah, karena Ayah tidak ada disampingmu saat kau tengah membutuhkan Ayah.  Dan lagi pihak sekolah pun juga sudah memberitahu Ayah akan sikapmu disekolah. Sekali lagi Ayah minta maaf Xiao Lu. Karena itu mungkin jika ada Hyorin kau bisa berbagi dengannya. Dia wanita yang baik.”

 

“Melihatmu yang seperti itu, Ayah tidak tega Xiao Lu. Ayah sangat menyayangimu. Ingin kau selalu tersenyum seperti yang biasa kau lakukan. Ayah yakin Ibumu di surga pasti juga mengininkan hal yang sama. Dan satu lagi, Ibumu akan selalu memiliki tempat yang spesial di hati Ayah, karena Ibumu sudah memberikan putri cantik seperti kau Xiao Lu.”

 

Luhan hanya bisa meneteskan air matanya dalam diam, mendengarkan ucapan Ayahnya. Lalu Luhan merasakan bahwa tangan Ayahnya tengah mengusap puncak kepalanya dengan lembut.

 

“Ayah,...” lirih Luhan yang kini sedang memeluk Ayahnya.

 

“Jangan menangis lagi Xiao Lu. Kau tahu rasa sayang Ayah tidak akan pernah berkurang sekalipun ada Hyorin diantara kita. Dan berjanjilah pada Ayah bahwa kau akan menjadi anak yang baik oke.” Ayah Luhan mengusap lembut punggung Luhan. Sementara Luhan hanya bisa mengangguk sebagai jawabannya.

 

“Gomawo Appa.” Kata Luhan dengan pelan.

 

 

 

 

“Ayah, Aku ingin mampir kesuatu tempat, boleh antar Aku kesana saja?” tanya Luhan ditengah perjalanannya. Hari sudah berganti sore, dan matahari nyaris tenggelam.

 

Tadi setelah dari makam, Tuan Xi mengajak Luhan untuk ke kantornya. Sekedar untuk menghabiskan waktu bersama putrinya. Ini memang hari minggu, tapi Tuan Xi mempunyai jadwal Meeting yang sangat penting dikantornya. walau nyatanya begitu, Luhan tetap tidak masalah, lagi pula ia merasa bosan jika seharian berada dirumah. Dan benar saja, begitu Tuan Xi tiba dikantor ia langsung disambut sekretarisnya yang tergesa meminta Tuan Xi agar segera Meeting dengan beberapa staff lainnya. Sementara Luhan menunggu diruang kerja Ayahnya dan duduk disofa sambil menunggu sang Ayah.

 

Alis Tuan Xi berkerut tanda heran, “Kau mau kemana sayang?”

 

“Ke sana.” Tunjuk Luhan kearah depan. “Tuan Lee, bisa kita berhenti ditempat itu?” Tuan Lee yang memang sudah hapal hanya mengangguk, sementara Ayah Luhan semakin penasaran.

 

“Xiao Lu, jadi kau lapar?” tanya Tuan Xi smabil melihat bangunan kedai tempat Fei bekerja.

 

“Aniyo, Aku ingin mengunjungi seseorang saja.” Jawab Luhan.

 

“Selamat datang.” Sapa Yujin seperti biasanya menaymbut para tamu. Ia membungkuk sopan pada Ayah Luhan yang memang berjalan didepan Luhan.

 

“Hai, Yujin.” Sapa Luhan, membuat Yujin sedikit kaget.

 

“Ahh, Eonnie, Annyeonghaseyo.” Sapa Yujin sedikit kikuk. “Apa Eonnie ingin bertemu dengan Bibi Fei?” tanya Yujin dan Luhan mengangguk.

 

“Bibi Fei, sedang bersama dengan YangMi.” jawabnya santai.

 

“Apa? YangMi?” kata Luhan sedikit terkejut.

 

“Luhan?” tiba-tiba suara familiar yang namanya baru saja disebut oleh Yujin pun muncul.

 

YangMi berdiri ditempatnya sambil memperhatikan Luhan yang juga tengah menatapnya. Tiba-tiba Luhan merasa canggung ditatap seperti itu oleh YangMi. Jika Luhan biasanya akan langsung memarahi dan memberi tatapan mematikannya, tapi kali ini entah kenapa Luhan merasa gugup.

 

“Xiao Lu?” ujar Ayah Luhan yang membuat Luhan segera menghampiri Ayahnya. Dan membuat mata YangMi mengikuti pergerakan Luhan.

 

“Apa dia temanmu?” tanya Tuan Xi.

 

“Iya Ayah, dia temanku, namanya YangMi.” jawab Luhan ragu-ragu.

 

YangMi pun jadi mendadak canggung, saat mengetahui bahwa pria itu adalah Ayah Luhan. “Hai, Tuan Xi.” Kata YangMi sambil membungkukan badannya. Dan dibalas oleh senyuman ramah Tuan Xi.

 

“Kalian....” YangMi mencoba bertanya dengan sangat waspada agar tak salah berucap jadi membuat nadanya terdengar ragu-ragu. Namun sebelum YangMi sempat menyelesaikan pertanyaannya. Entah reflek atau tidak YangMi dengan suara lantang memanggil nama seseorang, ketika melihat sosok itu.

 

“Yifan.”

 

Kecanggungan Luhan semakin menjadi-jadi, sepertinya rasa sesal mulai merambati relung hatinya kenapa ia mampir ketempat ini.

 

“Oh Yifan? Jadi kau ada disini juga?” tanya Tuan Xi begitu Yifan dengan ekspresi terkejutnya menghampiri mereka.

 

“I-iya.” Jawabnya terbata. Lalu Yifan menyempatkan untuk melihat Luhan yang juga menampakan ekspresi yang sulit dijelaskan. Antara terkejut, malu dan bola matanya mengatakan bahwa dia sedang gelisah.

 

“Xiao Lu, jadi orang yang ingin kau temui disini itu Yifan?” itu adalah pertanyaan yang membuat tembok-tembok harga diri Luhan runtuh seketika. Kenapa Ayahnya mengeluarkan kalimat itu.

 

“Apa?” Yifan yang merasa namanya disebut menjadi bingung seketika. Sementara YangMi, masih setia berada di tempatnya memperhatikan mereka.

 

Luhan masih membeku di tempatnya. Lidah Luhan terasa kaku untuk meluruskan kekeliruan Ayahnya. “A-aku....” kata Luhan terbata, rasanya begitu sulit untuk mengeluarkan satu kata itu.

 

“Ada apa ini. Kenapa kalian berkumpul disini? Dan... Luhan?” akhirnya Fei pun datang dan dia menatap satu persatu wajah. Yifan, YangMi, Luhan dan sorang pria yang sepertinya seumuran dengannya.

 

Ayah Luhan menatapnya dengan tatapan Siapa Dia? tapi Luhan mengabaikan tatapan itu lalu kembail melihat Fei.

 

“Maaf, sudah mengganggumu.” Kata Luhan dengan suara yang pelan. Dan Yifan berani bersumpah baru kali ini mendengar lagi suara Luhan yang selembut itu. Benar-benar jauh dari imej ketus yang selama ini melekat padanya. Apa karena ada Ayahnya dan Fei?.

 

“Tidak apa-apa Luhannie. Dan kau Yifan, YangMi. kembali ketempat kalian.”

 

YangMi yang terlebih dahulu meninggalkan mereka, kemudian Yifan setelah mencuri satu pandangan ke arah Luhan dia berjalan meninggalkan tempat itu.

 

“Luhannie, ada apa? Lalu ...” kata Fei yang melirik kearah Ayah Luhan.

 

“Aku hanya ingin mampir kemari, maaf karena sudah membuatmu merasa terganggu.” kata Luhan.

 

“Tidak masalah bagiku, Aku senang kau datang kemari.” Jawab Fei.

 

“Terima kasih. Dan kenalkan ini Ayahku.” Kata Luhan sambil menunjuk Ayahnya dengan tatapan matanya dan bibirnya yang menyunggingkan sebuah senyum tipis.

 

“Oh benarkah ? Hallo Tuan.” Sapa Fei dengan ramah. Dan dibalas dengan seyum yang ramah pula oleh Ayah Luhan. Selanjutnya Fei dan Tuan Xi pun bersalaman.

 

“Ayah, Bibi Fei ini adalah Ibunya Yifan.” kata Luhan.

 

“Benarkah? Senang bertemu dengan Anda Nyonya, Yifan anak yang baik. Aku sangat berterima kasih padanya karena pernah mengajari Luhan tempo hari.”

 

“Terima kasih Tuan.” Kata Fei dengan senyum lebar.

 

 

Sementara dari balik tembok. Yifan dan YangMi tengah mengintip mereka bertiga. Lalu YangMi pun melihat wajah Yifan yang dari tadi hanya fokus memperhatikan Luhan. Dengan senyum jahil, YangMi sengaja mencubit lengan Yifan. Dan membuat Yifan meringis namun suaranya ia redam.

 

“YangMi.” kata Yifan dengan tatapan tajamnya. Namun YangMi balas menatap Yifan dengan tatapan Innocent-nya.

 

“Yifan, ayo katakan padanya cepat!” seru YangMi.

 

“YangMi kau gila? Ini bukan, A-aku...”

 

“Cepat Yifan, ah bagaimana kalau Aku panggilkan Luhan kemari dan kau bisa bicara berdua dengannya.”

 

“YangMi, diam di tempatmu. Jangan membuat kekacauan.”

 

“Aku hanya ingin membantumu Wu Yifan.”

 

Yifan menggelengkan kepalanya beberapa kali, lalu ia berniat untuk meninggalkan YangMi. namun YangMi dengan cepat menahan tangannya.

 

“Yifan tunggu, coba lihat. Ayahnya Luhan sudah pergi, tapi Luhan masih ada disini. Ini kesempatanmu. Ayo cepat.” Yifan pun kembali mengintip dan ternyata memang benar Ayah Luhan sudah tak berada disana. Hanya meninggalkan Luhan bersama Ibunya.

 

Yifan masih memperhatikan Luhan, namun ia dengan cepat menyembunyikan kembali wajahnya saat Luhan tanpa sengaja menoleh kearah tempatnya berdiri. Lalu Yifan kembali berniat meninggalkan tempat itu.

 

“Yifan, kau memang pengecut.” Cibir YangMi. Dan YangMi langsung pergi menghampiri Fei dan Luhan.

 

“YangMi, mana Yifan?” tanya Fei begitu ia sudah berada didepan mereka.

 

“Di-dia ada.” Fei merasa aneh dengan YangMi dan tidak puas dengan jawaban gadis itu.

 

Fei menghela nafas. Kemudian ia menyuruh YangMi untuk menemani Luhan. Karena tiba-tiba Yuri butuh bantuan Fei. Dan dengan segera Fei menghampiri Yuri.

 

“Luhan, duduklah.” Kata YangMi membuyarkan fokus Luhan yang tengah menatap punggung Fei yang menjauh.

 

“Ah iya, terima kasih.” Kata Luhan, lalu ia segera duduk dikursi.

 

YangMi sempat membeku karena sikap Luhan yang ramah, dalam hati ia bertanya apa yang terjadi dengan Luhan, kenapa bisa Luhan selembut ini. Tapi YangMi tak ambil pusing ia senang Luhan bisa bersikap ramah padanya.

 

“Kenapa kau hanya berdiri disana?” suara Luhan membuat YangMi sedikit kaget lalu dengan kikuk, ia duduk dikursi bersebrangan dengan Luhan.

 

Luhan memperhatikan YangMi, memori-memori saat Luhan bersikap buruk dan membuat YangMi malu terlintas begitu saja dipikrannya. Dan Luhan merasa bersalah padanya. Bahkan YangMi sampai hari ini tidak membencinya.

 

“YangMi,” panggil Luhan dengan nada lembut dan YangMi pun menatap bola mata Luhan.

 

“Apa kau tidak marah padaku? Maksudku soal kejadian waktu itu.” Kata Luhan dengan gugup.

 

YangMi mengerti apa yang dimaksud oleh Luhan karena itu ia menggeleng cepat. “Tidak Luhan. Aku sudah melupakannya. Awalnya Aku memang marah tapi Aku sudah tidak apa-apa sekarang.”

 

“Maafkan Aku.” YangMi seketika menatap lekat-lekat mata Luhan, ia tidak salah dengarkan, Luhan baru saja minta maaf padanya.

 

“Aku tahu, selama ini sikapku sudah keterlaluan padamu, dan juga teman-teman yang lain. Aku benar-benar menyesal. Aku mohon YangMi, maafkan Aku.” lanjut Luhan dan ia menundukan kepalanya.

 

“Tidak apa-apa Luhan, Aku sudah memaafkanmu. Jadi kau tenang saja.”

 

Luhan mengangkat wajahnya guna melihat mata YangMi dan ia menemukan sebuah ketulusan didalamnya.

 

“Terima kasih YangMi.” kata Luhan sambil tersenyum tipis namun tulus. Dan YangMi balas tersenyum ramah.

 

Beberapa menit kemudian, Yifan datang menghampiri mereka berdua. Luhan sekilas menatap Yifan lalu ia segera mengalihkan pandangannya guna menghindari tatapan mata Yifan. Luhan merasa jantungnya berdebar semakin kencang, berada didekat Yifan membuat perasaan Luhan tak karuan, dan membuat Luhan merasakan hawa panas disekitarnya padahal diluar angin sedang berhembus membawa hawa dingin.

 

Yifan menarik kursi disebelah YangMi. wajahnya yang datar memang sulit d

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
vivie_galaxyluhan #1
Chapter 10: wahhhh akhirnya tamat,,so sweet,hehe
keren koq kak author ,,
seneng bgt karena ada ff krishan,,
ditunggu cerita lanjutanya,,,
Galaxy_FanHan007
#2
Chapter 10: Komenan gue ke potong
Galaxy_FanHan007
#3
Chapter 10: Udah bagus eonn .meskipun rada gak puas
ricayong #4
Chapter 10: Lega rasanya baca andingnya... kannykim sekuel setuju bgt... sekuel donk.. thx
kannykim
#5
Chapter 10: Sekuel donk plissss!!!
vivie_galaxyluhan #6
Chapter 9: yahhhhh pasti deh tiap luhan sama yifan mau ngobrol ada aja gangguanya,hahahah
pas lagi romantis jugaa,hahha
ditunggu lanjutanya,,,
Galaxy_FanHan007
#7
Chapter 9: Hanjirrr bikin deg deg.an aigoo ayahnya luhan pasti tau tuh hadeh makin seru suka banget part moment krishan diganggu ayahnya luhan ヾ(☆▽☆)
Si chan mah -_- sedih banget gue ma tuh orang (╥﹏╥) datangin bebek lah buat chan waks (¯ ▿ ¯)╭

Ok wait to the next chapter eonni-ah jiayou (๑•ㅂ•) ﻭ✧
vpicey #8
Chapter 9: kukira mau nyataiin perasaan. dan apa ayahnya dengar yang ITU?
ricayong #9
Chapter 9: Ceritanya bikin gereget... disini yifan bener2 menyebalkan, pingin ditumpuk... luhan i like u
sendulce #10
yattaa update.. thanks udah update demu kami para krishan shipper~~
yawlaaaaa ini mereka kapan bersatuu??