HALLO!! Maaf agak lama, karena memang ff ini bikin aku pusing (?) Selamat membaca!!! Jangan lupa kasih aku komentar ya! :D

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Dia, kekasih Bom noona.” Nichkhun berkata dengan ragu.

“N-nde?” Yunho menatap Nichkhun tidak percaya,

“Ne hyung, pria itu kekasih Bom noona sekarang.” Nichkhun kini mengulangi ucapannya. “Anak buah ku mengabarkan bahwa Bom noona kini sedang berada di Jepang untuk urusan pekerjaan.” Lanjutnya.

“Dan bagaimana dengan Jessica-ku?”

“Jessica tentu saja bersama Chanyeol. Anak buah ku memantau mereka cukup baik.” Jawab Nichkhun santai dan Yunho mengangguk.

“Apakah hubungan Bom dengan namja ini sudah berlangsung lama?” Jungsoo kini bertanya sambil mengamati foto namja tersebut. Nickhun mengangkat bahunya.“Entahlah, tapi foto ini,” ia mengambil satu lembar foto –foto Bom dengan namja itu sedang melakukan candle light dinner. “sudah lama. Sekitar tujuh atau delapan bulan yang lalu.”

~

~

~

            Sudah tiga hari yang lalu semenjak Jinki dan Jessica makan malam bersama dan kini mereka mulai disibukan dengan berbagai hal. Jessica seperti biasa menjalankan hari nya. Namun kini ia seperti berbagi waktunya. Untuk Chanyeol dan Sehun. Dan kini ia sedang menunggu Sehun keluar dari kelasnya. Kali ini Sehun sudah berjanji menemani nya dirumah. Karena Jessica harus menyelesaikan beberapa soal statistik yang ia kurang mengerti maka justru itu Sehun menemani nya untuk mengajarinya.

“Sica-ya!” suara berat Chanyeol terdengar dari ujung lorong, dan kini namja itu tengah berlari kecil kearah Jessica berdiri.

“Kau pulang dengan Sehun hari ini?” tanya Chanyeol, dan Jessica hanya mengangguk mengiyakan. “Baiklah, aku hanya ingin memberitahu mu sesuatu. Untuk seminggu kedepan aku akan izin dari kampus.”

“Waeyo? Kau akan kembali lagi ke Atlanta dan meninggalkan ku?” tanya Jessica penuh selidik dan Chanyeol hanya tertawa mendengar Jessica sangat amat sensitif jika Chanyeol akan meninggalkan nya.

“Aniya, aku ada urusan di LA.” Chanyeol berkata dan Jessica mengangguk pelan. “Geure.. berhati-hatilah. Kapan kau berangkat?” tanya Jessica

“Malam ini. Aku tidak membawa pakaian sama sekali, karena ini sangat penting.”

“Apakah ini soal perusahaan mu?”

“Mungkin? Aku akan menceritakan nya nanti. Kau sepertinya sibuk, lihat lah Sehun sudah menunggu mu. Aku pergi, kau tidak perlu mengantarku.” Chanyeol tersenyum konyol dan Jessica hanya dapat menepuk-nepuk pundaknya.

“Hati-hati, Yeol-ah. Telepon aku ketika kau sampai disana.” Ucap Jessica dan Chanyeol hanya mengangguk pasti, Jessica pun mulai berjalan menuju arah Sehun dan kini Chanyeol dapat melihat Sehun dan Jessica yang sedang bercakap hingga akhirnya keduanya menoleh kearah Chanyeol.

“Sica-ya, jangan khawatir. Akan ku sampaikan salam mu pada paman!” mendengar ucapan Chanyeol membuat Jessica tersenyum dari jauh, ia melambaikan tangan nya kearah Chanyeol dan mulai berjalan bersama Sehun.

            Jessica dan Sehun pun kini telah sampai didepan rumahnya. Tepat sekali, ia mendapati Bona dan Jongin yang tengah bermain dengan Minguk dihalaman depan rumah.

“Whoaaa pasangan ice akhirnya datang juga.” Jongin meledek dan membuat Jessica menatapnya sinis.

“Jessica membutuhkan bimbingan khusus dalam pelajaran statistik. Padahal itu cukup mudah.” Sehun berkata dan Bona hanya tertawa.

“Minguk-ah, bagaimana hari mu?” bukan nya membalas ucapan Jongin atau Sehun, Jessica justru menanyakan Minguk yang tengah mendekatinya. Ia kini berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Minguk.

“Bona imo memasakan ku makanan yang lezat, eomma!” Jawaban Minguk yang disertai senyum membuat Jessica ikut tersenyum. “Benarkah? Wah bagus kalau seperti itu. Dimana Appa mu, Minguk-ah?” tanya Jessica, ia menoleh kesekeliling tetapi tidak mendapati Jinki disana.

“Appa akan pulang sebentar lagi. Apa eomma merindukan appa?”

Mendengar pertanyaan Minguk membuat Jongin dan Bona tertawa tetapi membuat Sehun ikut berjongkok.

“Minguk-ah, Jessica ini bukan eomma mu sayang. Ia kekasih ku.” Ucapan Sehun membuat Jessica mencubit lengan nya keras. “Ya! Jangan suka berbohong dengan anak kecil. Tidak ada salah nya ia memanggilku eomma. Ia masih kecil, Sehun-ah.”

“Justru itu. Kau membuat orang-orang salah paham. Aku tidak suka. Apa kau mau menikahi Jinki songsaengnim? Lalu aku bagaimana?” pertanyaan Sehun membuat Bona melerai.

“Sudah sudah! Kalian cepat masuklah, Minguk-ah lebih baik kau bermain bersama Jongin hyung dulu ya.” Minguk mendengar perintah Bona pun langsung mengangguk dan melambai kearah Jessica.

Kini Jessica dan Sehun kembali berdiri. Dan akhirnya mereka pamit untuk memasuki rumah Jessica.

            Di dalam rumah, mereka menuju ruang tengah. Sehun menyalakan televisi dan Jessica naik ke kamarnya untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah sekitar dua puluh lima menit menunggu, Jessica datang menggunakan baju tidur dan membawa beberapa buku. Kini Jessica sudah melihat Sehun dengan beberapa cemilan miliknya. Sehun memang sudah seperti berada dirumahnya sendiri kini. Karena memang Bom sudah menganggapnya seperti anak. Dan Jessica pun tidak keberatan soal itu. Sehun memang sudah dianggapnya seperti saudara bukan teman.

Jessica pun segera mengambil posisi duduk disebelah Sehun.

“Mana yang kau tidak pahami?” tanya Sehun, ia kini membenarkan posisi duduknya dan Jessica membuka bukunya. Dan pelajaran pun dimulai.

Diam-diam Jessica memperhatikan Sehun yang sedang mengajarinya. Jessica tidak akan menyangkal akan ketampanan Sehun. Pria itu memang tampan dan Jessica merasa beruntung karena pria tampan serta baik dan pintar ini adalah sahabatnya.

“Ya, Sica-ya! Kau mendengarkan ku tidak?” Sehun bertanya, ia merasa aneh akan Jessica yang hanya diam. Dan Jessica yang mendengar pertanyaan Sehun segera mengangguk.

“baguslah. Sekarang kerjakan itu, aku akan mengoreksi nya setelah kau selesai.” Ucap Sehun, Jessica pun mengangguk lagi dan dengan segera mengerjakan tugasnya.

Dan kini Sehunlah yang menatap Jessica, entahlah ia tidak bisa berbohong akan perasaan nya. ia mencintai gadis yang selalu menyandang nya sebagai sahabat atau saudara. Ia tersenyum miris. Ia mencintai sahabatnya sendiri. Walaupun itu hal yang wajar, tetapi ia tetap khawatir. Akan kah suatu saat nanti Jessica membalas perasaan nya? ia mengalihkan pandangan nya dan memainkan pulpen Jessica. Semakin ia dekat dengan Jessica semakin tumbuh jugalah perasaan nya. Kini ia mengingat pertama kali saat ia bertemu dengan Jessica.

“Hiks –hiks. Bodoh. Andai saja aku tidak memilih untuk pergi kenegara ini” Seorang gadis dengan keadaan setengah mabuk itu menangis, menundukan kepala nya bar.

Mendengar itu, Sehun yang duduk tepat disebelah gadis itu menoleh. Ia menatap gadis itu malang dan penasaran.

“Chogiyo..” Sehun menepuk pundak gadis itu, dan kini gadis itu menatapnya.

Walaupun penerangan di bar itu cukup kurang, Sehun dapat melihat wajah gadis itu. G