Hallo!! maaf agak lama nge postnya. aku kemarin baru selesai UTS :') jadi ya aku gabisa megang laptop sementara, cerita nya akan sedikit rumit (?)  dan ada yang bisa nebak akhirnya gimana? kkk sekali lagi makasih ya yang udah setia nunggu dan baca ff aku. dan tolongkasih akuu saran dan keritik pada comment biar aku tau kesalahan aku dimana, soalnya satu comment dari kalian itu berarti hehe makasih dan  Happy reading!! 

*

*

Aku berjalan menyusuri lorong kampus, pagi tadi Nichkhun samchon sudah mengantarku ke kampus dan mengatakan ia akan menjemputku nanti. Kini aku sedang menunggu Sehun, ia berjanji menemui ku tapi ia belum kunjung datang.

“Jessica-ssi!” aku menoleh dan mendapati Lee songsaengnim berlari menuju kearahku.

“Songsaengnim.. aku..”

“Kau baik-baik saja?” tanya nya langsung saat sudah berada dihadapanku, aku mengangguk.

“Gomawo, maaf merepotkan mu.” Ucapku pelan, ia tersenyum manis. Oh tidak sejak kapan aku menjadi gugup seperti ini saat melihatnya tersenyum..

“Aku mengkhawatirkan mu, jangan menjauhi ku seperti itu..” ucapnya pelan, aku cukup terkejut mendengar ucapan nya.

“Umm ya, maaf songsaengnim.”

“Oi! Jessica!” Kali ini aku mendengar Sehun memanggil namaku, membuatku dan Lee songsaengnim menoleh.

“Ah annyeong haseyo songsaengnim!” Sehun membungkuk dan tersenyum seadanya pada Lee songsaengnim.

“Annyeong Sehun-ssi, baiklah Jessica-ssi. Aku harus pergi. Annyeong.” Lee songsaengnim tersenyum sebelum beranjak, tapi dengan segera aku menahan lengan nya.

“Umm Lee songsaengnim, bisa aku menemuimu selesai jam kuliah berakhir?” tanyaku, dan Lee songsaengnim mengangguk. Setelah Lee songsaengnim pergi, tinggalah aku berdua dengan Sehun.

“Ya ya ya! Apa hubungan mu dengan Lee songsaengnim? Kau menyukainya ya? Aku cemburu!” Sehun langsung menyecarku dengan pertanyaan-pertanyaan aneh miliknya.

“Of course no! Tapi ia memang tampan. Sehun-ah, banyak hal yang ingin kuceritakan padamu.” Aku berjalan menarik tangan Sehun untuk duduk disalah satu kursi taman.

“Waeyo, Sica-ya?” tanya nya menatapku, “Appa ku disini.. appa ku berada di Korea, hun-ah!” ucapku dengan senyum getir. Sehun tersenyum cerah.

“Ini kesempatan mu untuk menemuinya. Aku akan membantu mu!” Sehun berkata,

“Ani, Hun-ah.. aku tidak bisa menemuinya. Eomma tidak mengizinkan nya.”

“Lalu? Kau akan berdiam diri?”

“Sehun-ah, bagaimana pun, setidaknya aku mengerti perasaan eomma. Aku ingin menemui nya, setidaknya.. aku ingin bertemu appa bersama eomma. Sekali saja.”

Sehun merangkulku,

“Jika kau tidak bisa menemuinya sekarang. Kau bisa merubahnya, Jess. Kau ingat bukan? Kau bilang, kau selalu ingin bekerja di Amerika. Wujudkan lah lewat impian mu. Akhir-akhir ini aku jarang melihat mu memasuki kelas. Sekarang sudah waktunya kelas mu dimulai.” Sehun berkata panjang lebar membuatku tersenyum kecil, lalu mengangguk singkat.

*

*

*

            Jam kuliah ku sudah berakhir dan kini aku sedang berada di depan ruangan Lee songsaengnim. Nichkhun samchon tidak bisa menjemputku dan dengan segera Lee songsaengnim bersedia mengantarku ketempat yang sudah diberi tahu oleh Nichkhun samchon.

“Lee songsaengnim, sebenarnya Sehun bisa saja mengantarku. Kenapa kau ingin mengantarku?” tanya ku saat kami sedang berjalan menuju mobilnya. Ia hanya bergumam, sebelum kita memasuki mobilnya.

“Bagaimana dengan Minguk?” tanyaku, “Kau tidak menjemputnya?”

Aku masih menunggu jawaban nya, Lee songsaengnim menatapku sekejap membuatku menatapnya juga. Lalu ia tersenyum, “Kau tampak sedikit berubah. Terus lah seperti ini.” ucapnya membuatku terdiam seketika.

“Kau mengkhawatirkan Minguk, eoh? Tenang saja, Bona akan menjemputnya, Sica-ya.” Ucapnya lagi membuatku mengangguk. “Yeoja itu.. apakah dia kekasih mu, Songsaengnim?” tanyaku pelan, entah aku hanya ingin memastikan siapa yeoja itu.

“Bona? Kekasihku? Hahaha bagaimana bisa kau berpikir seperti itu, Sica-ya?” Lee songsaengnim tertawa, tetapi pandangan nya tetap lurus pada jalanan di depan.

“Aniyo, hanya saja ia berada di rumah mu..” ucapku pelan, sekilas dapat kurasakan Lee songsaengnim melirik ku.

“Apa kau cemburu jika aku mengatakan ia kekasih ku?” tanya nya membuat ku refleks menatapnya, “Aniyo!” jawabku langsung.

“Aku hanya bercanda Jessica. Kenapa kau panik begitu? Hahaha” ucapnya dan seketika aku dapat bernafas lega, “Ia adalah adik ku, ia memutuskan untuk dari Tokyo kesini hanya untuk membantuku.” Lanjutnya.

“Nama nya Lee Bona, usia nya sama dengan mu.” Lee songsaengnim berkata, aku pun mengangguk.

“Songsaengnim.. bagaimana rasanya mengurus Minguk tanpa bantuan dari eomma nya?” tanya ku berhati-hati, aku melirik ekspresi Lee songsaengnim yang kini tersenyum tipis.

“Aku menikmati nya, walaupun kadang aku merindukan nya. tapi aku tahu, ia juga menjaga ku dan Minguk dari sana. Tahu kah kau Jessica? Lebih baik seseorang pergi jauh dari lingkungan mu daripada seseorang pergi jauh dari kehidupan mu.” Lee songsaengnim berkata,

“Percayalah, aku sudah berusaha sekeras apapun untuk mendapatkan nya kembali, tetapi takdir berkata lain..” lanjutnya, aku tersenyum getir. Ia tampak tegar di luar, tetapi ternyata ia tidak setegar itu.

“Apa kau berencana untuk menikah lagi?” tanyaku, sedetik kemudian aku menyadari bahwa seharusnya aku tidak menanyakan hal itu. “Mianhaeyo songsaengnim, kau tidak harus menjawabnya.”

Dia tertawa kecil, lalu ia merogoh kantongnya untuk mengeluarkan sesuatu. Ia memberikan dompetnya padaku. Aku menatapnya aneh,

“Buka lah, dan lihat lah foto yang ada didalam dompetku.” Mendengar perintahnya, aku segera membuka dan betapa terkejutnya aku. Bagaikan melihat diriku sendiri walaupun kami sedikit berbeda. Wajah nya tampak lebih asia sedangkan aku tidak, seorang wanita dengan rambut di gulung mengenakan gaun