PART 7

PERFECT HUSBAND

Author’s POV

Seorang satpam membukakan pintu penumpang sebuah mobil sport Ferrari, kemudian seorang perempuan turun dari mobil itu. Setelan dress formal putih polos dan long coat warna marun dipadu dengan stiletto dan handbag warna senada turun. Nina Kaminari nampak mengedarkan senyumnya ke beberapa karyawan yang sudah menunggunya dilobby utama Kaminari Building. Okamoto Keito menghampirinya dan mengiringi langkah Kaminari Nina. Mereka bersama-sama melangkah menuju ruang rapat dimana jajaran direksi elite dan komisaris menunggu mereka.

“Selamat pagi. Selamat datang, Kaminari Nina.” Ujar Yabu Kota menyapa Kaminari Nina. Nina menyambut uluran tangan Yabu dan kemudian memeluknya. “Ah…. Arigatou… aku senang sekali kalian tidak marah padaku. Terima kasih.” Ujar Nina spontan. Semua orang diruangan itu kecuali Yabu dan Nina hanya mampu tergelak melihat tingkah polos Nina.

“Kaminari-san, sepertinya kita sedang dalam situasi yang tidak memungkinkan anda untuk memeluk siapapun.” Tegur Yaotome Hikaru tapi tetaplah senyumnya tersungging, merasa geli dengan reaksi Nina dan Yabu. Nina tersipu kemudian melepaskan pelukannya. “Gomen. Baik, kalau begitu kita mulai rapat pagi ini. Terima kasih atas pengertian dari kalian semua atas permainan bodoh saya. Baiklah, pertama kita akan membahas mengenai saham yang turun pagi ini.”

 

 

Nina merapihkan berkas-berkasnya. “Anoo… Kaminari-san, mulai hari ini Morimoto yang akan menjadi asistenmu.” Sela Yabu sambil menyerahkan beberapa proposal yang harus dipelajari Nina. Nina menoleh, “Eh? Tapi kan Morimotp-kun adalah salah satu direksi.” Ujar Nina, tentunya dia merasa sungkan, karena bagaimanapun tugas dari Morimoto lebih penting daripada mengasisteni dirinya.

“Benar, tapi kami sepakat menunjuknya menjadi Asistenmu. Dia akan membantumu dalam segala hal. Dan yahhh dia cukup jenius untuk melaksanakan tugasnya.” Ujar Yabu mengajukan pembelaan.

“Kau meragukanku Kaminari-san?” ujar Morimoto dengan nada jahil. Nina tersenyum, “Tentu saja tidak. Aku hanya tidak ingin menyusahkanmu.” Morimoto menggeleng. “Percayakan padaku.”

“Baiklah, semua selesai dengan baik kalau begitu. Kaminari-san, kita harus memanggilmu Bianca atau apa?” tanya Takaki Yuya.

“Nina, please. Panggil saja Nina.”

“Nina-chan?” tanya Yamada jahil. Semua orang terkekeh. Untunglah yang tersisa diruangan hanya mereka bersebelas. “Boleh, yama-chan.” Balas Nina dengan nada merajuk. Mereka kemudian berkumpul mengelilingi Nina.

“Kami senang memilikimu sebagai adik kami. Terlepas kau akan memilih satu diantara kami nantinya.” Ujar Arioka. Sepeuluh bersaudara itu mengangguk. Nia tersenyum, dilubuk hatinya dia merasa besyukur karena kakek tidak membiarkannya melalui semua sendirian. Dia memiliki sepuluh kakak laki-laki tampan yang akan menemaninya.

 

 

Nina’s POV

Kruyukkkk

Terdengar suara gaduh dari perutku. Sepuluh saudara laki-laki angkatku menoleh padaku.

“Ah, bahkan kita tidak sadar sudah berbicara sebegini lama. Rekor terlama.” Ujar Inoo Kei. Aku melirik jam tangan dipergelangan tangan Chinen yang berdiri tak jauh dariku. Rasanya waktu sangat singkat saat mengobrol dengan mereka. Kami memang melewati waktu rapat yang hampir 3 jam berlangsung sejak jam 8 pagi tadi. Namun tak terasa obrolan bergulir diantara kami sudah dua jam.

Dan artinya sudah mencapai pukul 1 siang. Waktu yang ideal untuk makan siang.

“Tidak usah khawatir, Nina-chan. Aku dan Morimoto menyiapkan makan siang dan beberapa kue coklat untukmu.” Ujar Nakajima sambil mengeluarkan boks piknik yang diletakkan dipojok ruangan.

“Yatta… mari makan siang bersama. Bento buatan Nakajima selalu yang terbaik.” Ujar Yaotome. Aku tersenyum kemudian berjalan membantu Nakajima mendistribusikan kotak-kotak bento.

“Kei Nii-chan….” Ujarku sambil mengulurkan kotak bento pada Keito. Semua mata memandangku.

“Yatta… bahkan sudah ada panggilan sayangnya.” Sindir Takaki pada Keito. Keito hanya terkekeh, “Tidak tidak, hanya saja biar terdengar akrab.”

“Tapiii… namaku juga Kei. Hampir saja aku mengira Nina memanggilku. Kalau saja tak kulihat wajah keito-kun yang tersipu.” Inoo berseloroh. Aku tergelak.

“Ah, gomen. Kalian jadi salah sangka. Aku hanya ingin lebih akrab. Kalau memanggil Okamoto-san kan terdengar formal sekali. Gomen. Kalian ingin dipanggil apa?” tanyaku. Mereka diam, nampak berpikir.

“Aku Anniki atau Kou Nii-chan juga boleh.” Ujar Yabu. Aku mengangguk.

“Yuu Nii-chan juga boleh.”

“Aku Inoo Nii-chan saja. Kalau Kei akan sama dengan Keito.”

“Aku Hika Nii-chan.”

“Panggil aku Dai Nii-chan.”

“Kenapa Takaki-kun minta dipanggil Yuu.. padahal aku juga ingin dipanggil Yuu. Baiklahhh… panggil aku Yuto Nii-chan.”

“Yama Nii-chan.”

“Kau biasanya memanggil aku Chii Nii-chan kan dulu?” aku mengangguk mengiyakan Chinen.

“Ahhh aku ingin dipanggil Nii-chan juga. Kenapa aku harus jadi anak bungsu. Menyebalkan.” Ujar Morimoto merajuk. Sembilan bersaudara termasuk aku hanya tertawa. Kemudian kuraih bahu laki-laki yang lebih muda tujuh tahun dariku tapi tingginya bahkan mengalahkan Yamada dan Chinen, “Aku akan memanggilmu Ryu Nii-chan kok. Tenang saja.” Ujarku.

Kemudian dengan berani dia mengecup pipi kananku. “Ya!!! Morimoto!!!” suara Takaki tenggelam dengan pukulan-pukulan dibadan Morimoto. Enak saja dia mencuri ciumanku. Dan sepertinya Sembilan saudara angkatku tidak menyetujuinya.

 

 

Acara makan siang telah selesai. Beberapa orang sudah kembali keruangan masing-masing. Menyisakan aku dan Chinen diruangan itu karena Morimoto dan Yamada membantu Nakajima membereskan kotak-kotak bento.

“Kau senang?” tanya Chinen padaku. Aku mengangguk. “Menyenangkan sekali memiliki kalian sebagai kakak-kakakku. Entahlah, aku mensyukuri keputusan kakek meninggalkan sepuluh saudara untukku. Aku selalu kesepian, dan disinilah kalian semua. Menemaniku.” Ujarku.

Chinen nampak tersenyum. “Kalau begitu… semangat untuk menentukan pilihanmu.” Ujar Chinen sambil menepuk puncak kepalaku. Aku mengangguk, “Ganbari-masu.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
greyrani
#1
Chapter 14: Oke, the end sudah. Aku komen jujur ya, Ciel-chan. Agak sedikit kecewa dengan development plotnya, karena awalnya berharap akan lebih dalam dan banyak twist nya, juga karena I do not condone outside a marriage. Makanya paling sedih waktu part Inoo dan Nina melakukannya dan juga hamil sebelum menikah. But well, it's not my story.
Anyway, terima kasih banyak sudah menulis cerita ini, Ciel-chan :)
greyrani
#2
Chapter 10: Maaf ya Ciel-chan... tapi aku jadi sebel sama Nina sekarang :( Aku setuju sama Daichan... Nina harusnya gak flirting begitu :o Yah, tapi semua plot ada di tanganmu, Ciel-chan. Gonna wait for the next update :)
greyrani
#3
Chapter 5: Ah, I like the last part of this chapter! Yamachan becomes a gentleman here, ahaha. Curious for what will happen next. Thanks for updating, author-san :)
greyrani
#4
Chapter 3: Woah, I like it very much. Plotnya sangat menarik dan gaya penulisannya juga indah, menurut penilaianku. Aku jarang menyukai fanfic berbahasa Indonesia, tapi cerita ini benar-benar bagus. Semoga cepat di-update XD
Thanks for writing this awesome story XD