PART 3

PERFECT HUSBAND

Author's POV

Chinen merasakan seseoranf berjalan mengiringinya begitu dia turun dari mobilnya. Chinen menoleh dan menemukan Ryutaro Morimoto dan senyumannya."Selamat malam Ryu-chan." sapa Chinen. Laki-laki yang lebih muda dua tahun darinya tersenyum. "Jadi... Nii-chan sudah menemukan Nina Kaminari?" tanyanya.

Chinen berhenti melangkah. Menatap Ryutaro dengan mata menyelidik yang dibalas dengan tatapan menantang. "Maksudmu apa Ryu-chan?" tanya Chinen hati-hati. Ryutaro tampak menyeringai kecil. "Bukankah sudah kutanyakan dengan jelas? Jadi, Chinen Nii-chan sudah menemukan Nina Kaminari?" ulang Ryutaro. Mata Chinen mengerjap, pendengarannya sendiri tidak mempercayai apa yang telah didengarnya. 'Bukankah saat aku pergi tadi semua orang tengah berdiskusi?' batin Chinen. 'Apakah aku luput memperhitungkan satu hal?

"Aku melihatmu masuk kedalam mobil maserati hitam milik Bianca Hanafiah. Sekali melihat aku dapat menebaknya bahwa kau pergi dengan seseorang yang mungkin kau kenal.” Ujar Morimoto.

Chinen masih mengawasi gerakan Ryotaro yang penuh selidik terhadapnya. Sebuah senyum terulas disudut bibir Ryutaro. "Ceritakan Chinen Nii-chan.. Bagaimana kau bisa menemukan Nina Kaminari?" pintanya. Chinen menghela nafasnya. Sudah menebak kearah mana pertanyaan itu. Chinen memandang sekelilingnya. Dia menduga saudara angkatnya tidak akan terganggu dengan pembicaraan yang akan dimulainya.

Kaki Chinen melangkah menuju bangku di halaman rumah mereka yang super besar. Sejujurnya rumah mereka adalah hadiah peninggalan kakek Kaminari Nobu dimana rumah ini sangatlah besar dan masing-masing orang bisa menempati kamar satu persatu. Namun dasar Chinen, Yamada dan Nakajima yang pertama mengacaukan semuanya, mereka bersikeras tinggal sekamar. Jadilah beberapa diantara mereka memutuskan untuk sharing kamar juga.

Chinen duduk diikuti oleh Ryutaro, laki-laki termuda dari mereka bersepuluh. Chinen menghela nafasnya, meyakinkan dirinya. "Kau tahu.. Sejak pertama hanya aku seorang yang pernah bertemu dengan Nina Kaminari. Pertemuan itu terjadi saat aku berusia 7 tahun. Atau sekitar 13 tahun yang lalu.

Saat itu, Nina bermain dipinggiran pantai dan kebetulan aku bertemu dengannya. Lebih tepatnya aku membantunya yang tergelincir karang dan kebetulan aku lewat disitu. Dia menanyakanku tinggal dimana dan yah kujawab aku tinggal dipanti asuhan. Lalu kemudian seperti yang kau tahu aku bersama Yamada dan Nakajima menjadi cucu angkat kakek Kaminari." suara Chinen yang parau karena mengenang masa lalunya terdengar memilukan.

 Ryutaro terdiam. Matanya menerawang, "Nii-chan.. Aku selalu bermimpi akulah yang pertama kali menemukan Nina Kaminari. Berharap akulah yang dipilihnya. Tidak peduli usiaku dan usianya terpaut hingga 7 tahun. Aku jatuh cinta pada sosoknya. Meskipun aku tidak tahu seperti apa dia." ujar Ryutaro.

Chinen menoleh pada laki-laki muda berusia 17 tahun disebelahnya. Menepuk pundaknya pelan. "Kau tahu Ryu-chan.. Aku selalu iri padamu. Diusia semuda ini kau bahkan jauh lebih berkembang dibandingkan aku diusia yang sama 3 tahun yang lalu. Kau berhasil melewati ujian menjadi direksi elite diusia 12 tahun itu adalah prestasi luar biasa. Kami semua iri padamu. Dan bahkan kau menjadi kandidat pewaris. Kau tak perlu khawatir. Harta bukanlah tujuanku."

Ryutaro menatap Chinen tak percaya. Tapi mau tak mau hatinya lebih tenang.

 

...

 

Nina's POV

Aku berbaring menatap langit-langit kamarku. Jantungku benar-benar berdegub sangat kencang. Hasil pertemuan dengan Chinen memberikan efek luar biasa. Padahal sudah 3 hari berlalu. Dan kini aku harus kembali menghadapi sepuluh saudara angkatku. Hari ini aku harus mulai bekerja, jika tidak semua akan makin mencurigaiku.

"Nona.. Anda akan terlambat." tegur Rosa, kepala urusan rumah tanggaku. Aku menoleh padanya kemudian bergegas bangun dan mengenakan coat panjangku. Buatan Oscar de la Renta. Sengaja bukan Chanel agar tidak terlalu mencolok seperti yang Chinen katakan tempo hari.

Aku meyakinkan diri lebih tepatnya sudah lebih yakin menghadapi hari ini. Masih dengan skenario yang sama, aku akan menggunakan nama Indonesianya, Bianca Hanafiah. Kuketik sebuah email, sebelum mengirimnya, kuperiksa sekali lagi.

 

To : Yabu Kota; Inoo Kei; Takaki Yuya; Yaotome Hikaru; Arioka Daiki; Nakajima Yuto; Okamoto Keito; Yamada Ryosuke; Chinen Yuri; Morimoto Ryutaro

Cc : Kimura Takuya; Yamaa Tomohisa; Nishikido Ryo; Akanishi Jin; Haruma Miura; Sato Takeru; Nakamura Ken; Nakayama Yuma, Keiko Kitagawa

From : [email protected]

Subject : As In Charge

Good Morning All,

Just wanna inform you, as per today, Ms.Bianca Hanafiah will substituted me due to several major that I should take over ini my father’s company. I hope you can get work with her. She will be in charge as Assistant CEO and Internal Advisor. Please assist her with your respect.

Best regards,

Nina Kaminari

CEO Kaminari Group

 

...

 

 

Author's POV

Yamada baru turun dari mobilnya setelah tadi menurunkan Nakajima di lobby utama. Kini dia memeriksa semua pintu sudah pasti terkunci. Lalu dia melihat sosok itu. Sosok anggun yang dilihatnya 3 hari yang lalu. Bianca Hanafiah.

Yamada mengulum senyumnya. Dia terpesona pada gadis itu. Bodoh bukan? Tapi tidak baginya. Karena Bianca Hanafiah sangat brilian saat memimpin rapat kemarin. Seakan-akan dialah Nina Kaminari. Keputusannya benar-benar cepat dan tegas.

"Selamat pagi Nona Bianca." sapanya. Sosok yang menunggu pintu lift terbuka itu mau tidak mau menoleh pada Yamada. Senyumnya merekah dari bibir yang dipulas dengan lipstick peach. Yamada gemas dan ingin mengecup bibir menawan itu. Tapi buatnya itu tindakan paling tidak rasional yang mati-matian ditahannya.

"Selamat pagi Yamada-san." sapa Bianca. Tepat kemudian pintu lift terbuka. Yamada mempersilahkan gadis itu masuk terlebih dahulu lalu kemudian dia mengekor dibelakangnya.

"Jadi anda akan menggantikan Nona Nina?" tanya Yamada memulai percakapan. Bianca mengangguk. Namun jauh dilubuknya dia bertanya-tanya apakah Chinen menyebarkan identitasnya? Bukankah Chinen sudah berjanji akan menjaga rahasianya?

"Ya.. Saya asisten pribadinya. Dan nona Nina sudah mempercayakan semuanya pada saya." ujarnya mantap. Terlihat Yamada yang tersenyum. Bianca mengartikan sebagai senyum tanda mengerti.

Pintu lift terbuka. Dihadapan mereka kini Chinen dan Morimoto Ryutaro yang ikut masuk ke dalam lift. "Selamat pagi Yamada-kun. Sepagian ini rumah heboh sekali karena Nakajima meninggalkan rumah bersamamu tanpa memasak. Semua orang termasuk aku kelabakan untuk sarapan." ujar Chinen cuek sambil menekan tombol tutup lift.

Yamada terkekeh, "Nakajima-kun tadi memaksaku untuk berangkat pagi-pagi karena dia ada janji dengan nona Youghurt itu." ujar Yamada. Chinen menoleh dan sedikit mencuri lirikan kearah Bianca yang pura-pura membaca berkas ditangannya.

"Dia masih menemui gadis itu?" tanya Chinen, menurunkan nada suaranya. Berharap Bianca tidak mendengar. Yamada hanya mengangguk memahami maksud Chinen.

"Perkenalkan.. Saya Morimoto Ryutaro." ujar Ryu sambil mengulurkan tangannya. "Mulai hari ini tentunya kita akan bekerja bersama. Saya sudah terima email dari Nina-san soal penempatam anda." tambahnya merujuk pada email yang mereka terima tadi pagi.

Bianca mengalihkan pandangannya. Meraih jabatan tangan Ryutaro dan merasakan keanehan dengan tubuhnya. Karena itulah dia segera menarik tangannya.

"Ryu-chan.. Harus berhati-hati pada perempuan. Usiamu belum genap 18 tahun tahu. Kau ini masih puber jadi ber-ba-ha-ya. Mengerti." ujar Yamada sambil mengacak rambut Ryutaro. Chinen hanya terkekeh kecil sambil melempar kerlingan pada Bianca.

Bianca hanya ikut tersenyum dan menenangkan dirinya. 'Harusnya tidak sulit kan menghadapi sepuluh laki-laki ini.' batinnya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
greyrani
#1
Chapter 14: Oke, the end sudah. Aku komen jujur ya, Ciel-chan. Agak sedikit kecewa dengan development plotnya, karena awalnya berharap akan lebih dalam dan banyak twist nya, juga karena I do not condone outside a marriage. Makanya paling sedih waktu part Inoo dan Nina melakukannya dan juga hamil sebelum menikah. But well, it's not my story.
Anyway, terima kasih banyak sudah menulis cerita ini, Ciel-chan :)
greyrani
#2
Chapter 10: Maaf ya Ciel-chan... tapi aku jadi sebel sama Nina sekarang :( Aku setuju sama Daichan... Nina harusnya gak flirting begitu :o Yah, tapi semua plot ada di tanganmu, Ciel-chan. Gonna wait for the next update :)
greyrani
#3
Chapter 5: Ah, I like the last part of this chapter! Yamachan becomes a gentleman here, ahaha. Curious for what will happen next. Thanks for updating, author-san :)
greyrani
#4
Chapter 3: Woah, I like it very much. Plotnya sangat menarik dan gaya penulisannya juga indah, menurut penilaianku. Aku jarang menyukai fanfic berbahasa Indonesia, tapi cerita ini benar-benar bagus. Semoga cepat di-update XD
Thanks for writing this awesome story XD