Part 13
What Happen to My High school's Life!Sehun tengah berdiri di bandara, tepatnya di depan gate 2, dimana para penumpang dengan penerbangan Cina-Seoul akan keluar melalui pintu ini. Disana ia berdiri sambil membawa sebuah papan bertuliskan Zi Tao.
Sehun beruntung telah membawa benda itu, karena seperti perkiraannya sahabatnya itu terlihat kebingungan saat ia berada di luar gate 2. Tao seolah mencarai seseorang, kerena mata namja Cina itu tak pernah berhenti menjelajah.
Sehun tidak mencoba memanggil namanya, ia membiarkan Tao untuk menyadari keberadaannya secara sendiri. Sehun lebih memilih untuk mengamati Tao. Tak ada yang berubah dari penampilan namja bermata panda itu. Ia tetap tampan seperti setahun yang lalu. Rambutnya tetap berwarna hitam legam dengan tatapan mata yang mengerikan namun memikat.
Tatapan tao berhenti saat melihat sebuah papan yang bertuliskan namanya. Tao segera melangkah menuju namja yang memegang papan tersebut.
“Annyeong, ZiTao imnida. Apakah Oh Sehun menyuruhmu untuk menjemputku?”, tanya Tao sambil mengamati namja manis yang ada dihadapannya.
“Pfff... Puahhahahahaha”, Tao menaikan kedua alisnya, ia bingung kenapa namja didepannya ini tidak menjawab pertanyaanya melainkan hanya membalasnya dengan tawa yang nyaring. Apakah namja ini sudah gila?
“Kau benar-benar melupakanku, eoh?”
“Se-Sehun?”
Sehun mengangguk. Segera saja Tao memeluknya dengan erat. Saking eratnya, Sehun merasa tubuhnya seakan remuk.
“Aish.. Lepaskan! Kau bisa membuatku mati”, protesnya.
“Aigoo.. Lihatlah.. Sekarang kau benar-benar berbeda. Kau sangat tampan” ucap Tao sambil menangkup kedua pipi Sehun lalu mengamati wajahnya. “Ah.. ani.. kau bukan tampan kau justru terlihat cantik!”
“Mwo?”, Sehun memberontak sambil melepas tangan Tao. “Aish.. kau berniat memuji atau menghinaku?”
“Hahahaha.. kau sensitif sekali. Jangan marah Sehunnie nanti wajah cantikmu akan terlihat jelek”, Tao mulai menggoda sambil mengedipkan matanya kearah Sehun
“Yak! Dasar gombal, kau benar-benar belum berubah, eoh? Suka sekali kau menggodaku!”, Sehun mulai memukul-mukul lengan Tao
“Aw.. Aw.. hentikan Sehunnie, kau menyakitiku..”
Rintihan Tao tidak Sehun dengarkan. Namja berkulit pucat itu tetap setia memukulnya, karena ternyata Tao tidak berhenti menggodanya. Mereka pun mulai asyik dengan dunianya sendiri hingga mereka lupa bahwa saat ini mereka sedang berada di tempat umum. Maka wajar saja jika banyak yang melirik kearah mereka. Tanpa Sehun sadari, seseorang yang Sehun kenal tengah mengamati mereka dengan tatapan terkejut juga marah.
“Jongin-ah, ayo cepat! taksinya sudah ada didepan”, Kai tidak bergerak ia seolah menjadi tuli dan tidak mendengar panggilan Sohee. Sohee pun mulai mengamati kemana arah pandangan Kai yang sebenarnya, disana ia bisa melihat ternyata Kai sedang mengamati Oh Sehun yang terlihat akrab dengan seorang namja yang tidak ia kenal. Perasaan marah mendera di hati Sohee, dengan kasar yeoja itu menarik tangan Kai
“Yak! Apa yang kau lakukan?”
“Aku bilang ayo kita pergi. Sandara ssaem sudah menunggu sedari tadi didalam taksi!”
Kai dengan enggan membiarkan Sohee membawanya pergi dengan penuh tanda tanya di dalam pikirannya. ‘Siapa namja itu, Sehunnie?’
***
“Ibu sangat puas dengan kerja kalian. Kalian benar-benar melakukan semua tugas dengan baik”, Sandara memuji Sohee dan Kai karena mereka telah berhasil memenangkan ajang debat antar sekolah yang diadakan di Jeju.
Saat ini mereka sedang berada didalam sebuah kedai kopi, untuk me-review kegiatan yang telah selesai mereka lakukan sebagai Kingka dan Queenka Exo. “Sepertinya ibu juga harus berterimakasih kepada kepala sekolah Kyunghee. Beliau telah mengijinkan Exo untuk menjadikanmu sebagai Queeka di sekolah kita walaupun hanya sementara. Tanpa bantuanmu, tanpa sikap kritismu, tanpa pengetahuan luasmu, kita tidak akan mungkin memenangkan pertandingan debat itu. Ah.. jika sudah seperti ini ibu jadi berharap agar kau menjadi murid Exo yang sebenarnya. Benar begitu bukan, Jongin?”
“......”
“Jongin”, Sandara menatap siswanya yang sedang melamun. Pandangan Kai tertuju ke bawah.
“Jongin-ah”, Sohee menyikut Kai, membuat namja itu tersadar lalu memberikan death glare kepada Sohee.
‘Ehm..’
Sandara berdeham membuat Kai melihat kearahnya dan mendapati bahwa sang guru sedang menatapnya dengan penuh tanya. “Apa kau baik-baik saja Jongin? Sepertinya kau kelelahan”, Sandara mengkhawatirkan keadaan Kai yang terlihat lesu dan tidak bersemangat. Memang sepulang dari bandara wajah Kai terlihat datar tanpa antusias. Padahal mereka baru saja digelari juara 1 diajang debat tingkat nasional.
“Jika kau ingin pulang duluan, ibu akan mengijinkanmu. Ibu tahu kau pasti kelelahan”, Sandara berpikiran bahwa Jongin tertekan karena diharuskan mengikuti acara seminar maupun lomba antar sekolah. Ia tahu Jongin adalah salah satu siswa yang memiliki jiwa pembangkang, ia mendengar rumor itu dari rekan guru yang lain, karena ia sendiri belum pernah menghadapi Kai yang membuat onar saat ia mengajar. Baginya, sangat wajar jika Kai merasa stres karena diharuskan untuk mentaati semua peraturan dan menjadi perwakilan sekolah.
Berbeda dengan Sohee yang memang dikenal sebagai siswi aktif yang sebelumnya selalu mengikuti berbagai kegiatan pendidikan di Kyunghee Highschool. Menurut Sandara, Sohee tidak akan mungkin memiliki perasaan tertekan karena ia sudah terbiasa mengikuti acara-acara seperti ini.
Kai berbinar saat gurunya memberi ijin pulang. “Benarkah ssaem?”
“Tentu saja kau boleh pulang. Ibu tidak ingin memaksamu untuk berada sini, sekarang kau harus beristirahat. Kau sudah berjuang dengan baik. Pulanglah.. Ibu akan berdiskusi dengan Sohee untuk membicarakan kegiatan Kingka dan Queenka yang harus kalian ikuti selanjutnya. Nanti Sohee bisa memberitahumu hasil diskusi kami ”
Tanpa pikir panjang Kai segera bangkit dari kursi lalu mengambil tasnya. “Terima kasih ssaem. Maaf, saya pergi duluan”, Kai berlari dengan kencang hingga membuat Sandara heran. Apakah muridnya itu benar-benar sakit atau tidak, kenapa tiba-tiba Kai menjadi sesemangat itu?
Sohee sendiri hanya menatap Kai dengan pandangan khawatir. Ia takut jika Kai akan menemui Sehun. Kali ini Sohee yang mulai gelisah saat mendengar Sandara berbicara. Pikirannya melayang ke berbagai spekulasi negatif mengenai hal yang akan dilakukan Kai saat bersama Sehun.
***
“Kenapa kau harus mengajak mereka juga?”, Suho bertanya kepada Baekhyun sambil melipat tangan
Comments