Part 10
What Happen to My High school's Life!Sinar mentari pagi terasa cukup menyilaukan, membuat namja manis dengan surai pirang yang kala itu terbaring diatas ranjang, melenguh dan bergerak tak nyaman. Kesal atas apa yang terjadi ia pun membuka mata. Ia mendapati bahwa saat ini ia tengah berada didalam kamar dengan nuansa minimalis namun maskulin dengan paduan warna hitam dan putih yang mendominasi. Sungguh ini bukan kamarnya karena ia tahu kamarnya sarat akan nuansa klasik.
“Kau sudah bangun Sehunnie?”, suara yang terdengar mendayu itu membuat Sehun melirik kearah dinding kaca. Disana ia bisa melihat seorang namja bertubuh tegap. Namja itu hanya mengenakan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya, tak ayal siapapun yang ada disana akan tergiur melihat keseksian tubuh berotot yang berkulit agak kecoklatan itu.
“Kai..”
Kim Jongin atau seseorang yang biasa disebut Kai berbalik memamerkan wajah angkuh nan tampan ke arah Sehun. “Morning, Slave”
Sehun merasa dadanya tertusuk oleh tombak runcing saat mendengar Kai mengatakan kata yang penuh penghinaan itu.
“Kau tidak menjawab sapaanku?”
“Aku bukan pelayanmu!”
“Ah.. Kau keras kepala rupanya”, Kai beranjak menuju ranjang. Setibanya disana ia duduk di tepi ranjang lalu mengusap lembut pipi mulus Sehun. “Haruskah kau kuingatkan kembali?”, kali ini tangan Kai mulai menangkup pipi Sehun dengan kasar. Sehun pun meringis.
Tanpa membuang banyak waktu Kai segera menundukkan wajahnya, lalu melahap dengan rakus bibir tipis Sehun.
‘Ini bukan ciuman tapi ini adalah penghinaan’, batin namja bersurai pirang itu dengan air mata yang mengalir. Ia tidak rela atas semua yang terjadi. Kenapa harus dirinya yang menerima semua perlakuan kasar ini. Lagipula apa kesalahan yang pernah ia lakukan terhadap Kai, hingga namja yang waktu itu selalu bersikap lembut kepadanya sekarang berubah menjadi kasar.
“Hentikan..”, ucap Sehun setelah akhirnya ia berhasil mendorong tubuh Kai. “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau bersikap seperti ini? Apa salahku padamu?”
“Tidak ada. Aku hanya ingin mencium pelayanku. Apa itu salah? Ingatlah Oh Sehun kau tidak berada dalam posisi untuk memilih. Semua keputusanmu ada ditanganku! Aku majikanmu!”
“Tapi kenapa Kai? kenapa harus seperti ini? Kau berubah.. Kau bukan Kai yang kukenal”
“Kai yang kau kenal sudah menghilang. Ia bahkan tidak nyata. Semua perlakuan baik yang kulakukan kepadamu hanyalah akting agar aku dapat dengan mudah membuat dirimu takluk”
“A-Apa?”
Kai mengangguk dengan entengnya seolah itu adalah perkara kecil.
“Berhentilah berimajinasi Oh Sehun. Bukalah matamu. Sekarang hal inilah yang harus kau hadapi. Jadilah pelayanku. Berhentilah membantah dan turuti apapun yang kukatakan”
Kai memegang pundak Sehun untuk membuat Sehun berhenti berontak. Ia ingin mencium kembali Sehun. Ketika ciuman kasarnya berlangsung selama beberapa menit dering telepon di kamarnya menggema, membuat Kai merasa terganggu. Dengan kesal ia pergi meninggalkan Sehun yang bernafas lega karena akhirnya bisa kembali menghirup udara.
“Yak! Siapa yang berani menggangguku sepagi ini hah?!”
“Tsk.. ini aku temanmu Park Chanyeol!”
“Aish.. mengganggu saja. Apa maumu?”
“Beritahu teman tidurmu, jika sahabatnya yang bernama Suho sedang dirawat di rumah sakit”
Sambungan telepon tiba-tiba ditutup secara sepihak oleh Chanyeol.
“Yak! Yak! Halo.. Halo..”, Kai membanting gagang telepon itu lalu mengacak-ngacak rambutnya dengan frustasi.
“Sehun, cepat mandi. Kita harus menjenguk Suho di rumah sakit”
“Mwo?”
***
Kaihun berlari dilorong rumah sakit sambil berpegangan tangan. Mereka terlihat terburu-buru sambil mencari sebuah ruang rawat inap dengan nomor 312. Setibanya disana mereka menstabilkan deru nafas hingga akhirnya mereka membuka pintu.
KaiHun menemukan Kris yang tengah terduduk sambil mengamati wajah Suho yang tertidur damai. Tak lupa tangan Kris pun menggenggam salah satu tangan Suho yang tak tersuntik jarum infus.
“Kris..”, namja blasteran Cina-Kanada itu menoleh ke belakang saat namanya dipanggil.
“Hei.. Aku tidak sadar jika kalian kemari”
“Maaf, kami memang tidak mengetuk terlebih dahulu”, ucap Sehun
“Apa yang sebenarnya terjad? Chanyeol hanya memberitahu jika Suho dirawat di rumah sakit”, tanya Kai
Kris pun mulai mengajak kedua temannya untuk duduk di sofa. Setelahnya, ia mulai menceritakan kronologis pemukulan yang dilakukan Chunji kepada Suho.
“Aku.. tak tahu apa yang akan terjadi padanya, jika aku terlambat datang satu detik saja. Mungkin aku akan kehilangan dirinya”, ucap Kris kali ini dengan dibarengi oleh mata yang berkaca-kaca. Tak kuasa untuk menahan air mata yang sudah siap menluncur, Kris menundukkan wajahnya.
KaiHun saling menatap kebingungan. Mereka sama-sama kaget atas apa yang terjadi dengan Kris. Kenapa Kris harus bersikap berlebihan seperti ini? Bukankah Kris terkenal dengan sikap acuh dan cueknya. Mereka tahu, seorang Wu Yifan tak akan pernah peduli sama sekali kepada orang lain bahkan kepada sahabatnya sendiri seperti Jongin dan Chanyeol. Sekarang, Kris bahkan terlihat terpukul. Ia terpukul karena Suho yang menderita. Ya Tuhan.. orang itu adalah Suho. Ya, Suho! Orang yang paling ia jauhi.
Bahkan masih segar didalam pikiran Kai, Kris akan memilih jalan memutar untuk ke kantin agar dirinya tidak berselingan dengan Suho di lorong sekolah. Memang Suho dikenal sebagai ice queen, fisiknya yang sempurna tak membuat dirinya digandrungi oleh teman sebayanya, hanya Baekhyun yang selalu terlihat bersama dengannya, hingga akhirnya Sehun ikut bergabung dengan mereka. Sikap dingin Suho yang berlebihan membuat seluruh siswa Exo enggan untuk bertegur sapa dengannya. Tapi diantara seluruh siswa Exo, hanya Kris yang terkenal paling anti dengan Suho. Semua orang tahu itu.
Sekarang Kai melihat dengan mata kepalanya sendiri, betapa hancurnya Kris disaat Suho menderita. Bahkan Kris yang enggan bertemu muka dengan Suho, rela mengenggam tangan namja itu. Sungguh mengejutkan, Kris yang merupakan salah satu penguasa sekolah saat ini terlihat menyedihkan. Hal itu terjadi karena seseorang yang bernama Kim Joonmyun.
“Kris.. kalau boleh tahu. Sebenarnya, apa hubungan diantara kau dan juga Suho?”, belum sempat pertanyaan Kai dijawab tiba-tiba pintu terbuka menampilkan Baekhyun dan Chanyeol.
“Sehun.. Apa yang kau lakukan disini? Hah... kukira kau sudah melupakan teman-temanmu?”, Baekhyun bersikap sinis.
Sehun menunduk, ia merasa tak enak, bagaimanapun juga ia telah bersalah karena ia tak menjawab bahkan membalas satu pesanpun yang diberikan Baekhyun kepadanya. Tapi, sejujurnya itu bukanlah salah dirinya secara penuh, karena Kai benar-benar tak memberinya waktu bahkan untuk sekedar mengecek pesan dan telepon yang masuk. Jika sudah seperti ini Sehun hanya bisa diam dan tak melakukan pembelaan diri. Ia tak ingin memperpanjang masalah.
“Yak! Kenapa kau menyalahkan Sehun, eoh? Apa kau pikir semua yang terjadi terhadap Suho adalah kesalahannya?”, Kai berteriak. Ia seolah lupa bahwa saat ini ia tengah berada di rumah sakit. Ia kesal jika ada yang memarahi Sehun. Dalam hal ini, ia berpikir jika hanya dirinya yang pantas memarahi Sehun. Padahal jauh dilubuk hatinya ia tak rela jika Sehun disalahkan sekalipun Sehun memang terbukti berbuat salah.
“Asal kau tahu, Sehun yang telah membuat Suho dipukuli oleh Chunji. Jika bukan karena untuk mencarinya, Suho tak akan bertemu Chunji dan mungkin perkelahian itu tak akan terjadi”
“Yak! Baekkie berhenti berbicara”, bisik Chanyeol sambil merangkul pundak kekasihnya.
“Jangan hentikan aku. Aku sudah tidak tahan melihat sikap dua orang ini. Mereka berpikir seakan-akan di dunia ini hanya ada mereka berdua. Mereka melupakan keberadaan kita. Jika itu yang mereka mau, sebaiknya kita jauhi mereka”
“Jaga bicaramu!”, Kai mulai naik pitam, ingin sekali ia menampar bibir Baekhyun. Tapi sebelum itu terjadi Sehun segera menahan tangannya.
“Kumohon jangan bertengkar”, bisik Sehun diiringi dengan tatapan memelas.
“Aish.. jika bukan karena Sehun dan juga Chanyeol aku tidak akan segan-segan untuk menghajarmu!”
“Ayo! Silahkan! Pukul wajahku!”, ucap Baekhyun sambil memajukan wajahnya kearah Kai. Hal ini membuat Kai tidak bisa menahan amarahnya. Ia serasa ditantang. Ia pun mulai melayangkan tinjunya. Tapi kepalan tangan yang keras itu tidak berhasil mendarat diwajah Baekhyun, karena dengan sigap KrisHun segera menahan tubuh Kai. Sehun memeluk pinggang Kai dari belakang sedangkan Kris menahan tubuh Kai dari depan.
“Yak! Yak! Lepaskan aku! Biarkan aku meninju wajah sombongnya itu”
“Hahahaha... jika itu yang kau mau, ayo tinju saja!”, tantang Baekhyun sambil melangkah kehadapan Kai.
“Aish.. Baekkie berhentilah memanasi Kai”, Chanyeol mulai menarik tubuh Baekhyun kebelakang
“Lepas! Lepas! Biar dia me
Comments