7

Are You Afraid of Loneliness?

 

 

 

CHAPTER 7

 

 

Jiyong meminum anggur putih untuk kesekian kalinya. Club itu masih ramai, semakin malam semakin menggila. Ia duduk dengan member Bigbang lain dan beberapa temannya. Ia pandangi tempat duduk  bekas Bi. Kenapa ia pulang cepat? Pikirnya. Ia ingin memanfaatkan waktu ini untuk mengenal gadis itu lebih dekat. Bi setahun lebih tua darinya, tapi ia merasa kalau gadis itu  masih sangat polos. Ia cantik, rambutnya indah, tak bisa ia pungkiri tubuhnya pun sangat menggairahkan, baunya pun wangi, sangat khas. Yang membuat ia tak bisa tak memikirkannya adalah mata. Sorot matanya tak bisa ia lupakan. Seperti menyimpan sesuatu penuh misteri. Tapi tiap kali ia ajak bicara, gadis itu berusaha menutupi semuanya dengan senyum, yang baginya sebuah senyuman setengah hati. Tak seperti gadis lain yang pernah dekat denganku, pikirnya.

            Bi bilang tak suka keramaian. Tapi tadi ia melihat gadis itu meminum cukup banyak anggur dan tertawa-tawa dengan  yang lain. Apa aku ajak ia makan malam saja suatu saat? Pikir Jiyong. Ia tak tahu gadis seperti apa Bi. Iya kalau gadis itu bilang mau, kalau tidak? Tapi apa ia akan menolak sebuah ajakan seorang idola? Terlepas dari itu, aku tak terlalu jelek, batin Jiyong. Atau karena gadis itu lama tinggal di negeri barat, ia tak begitu tertarik dengan pria Asia?

            Lamunannya dibuyarkan oleh Zi. Ia pernah melihat teman Bi ini sebelumnya. Dia ingat kalau Zi adalah anak seorang chaebol, Bigbang pernah diundang oleh perusahaan keluarganya untuk mengisi sebuah acara.Ia juga cantik seperti Bi, dan sangat ceria.

            “Hai, Jiyong ssi. Tambah minum lagi?” tanya Zi padanya.

            “oh tidak, terima kasih. Sepertinya aku sudah minum terlalu banyak.” Jawabnya sopan.

            “Ah, tentu. Kau seorang idola yang sangat sibuk. Dan sepertinya aku juga harus berhenti minum, karena besok aku harus siap-siap.” Kata Zi.

            “Siap untuk apa?” tanya Jiyong.

            “Siap-siap dianggap gila oleh teman kerja. Karena mereka tak akan percaya aku pergi minum-minum dengan Bigbang dan ngobrol dengan leadernya.”  Jawab Zi sambil tertawa.

            “Kau mirip sekali dengannya.” Katanya sambil tertawa dan sedikit membungkuk karena tak enak hati.

            “Siapa? Bi? Aku bisa lebih lucu dari dia lo. Yang jelas aku tak akan tiba-tiba pergi setelah diajak bersenang-senang seperti ini. Percaya deh, Bi itu orangnya gak asik.” Kata Zi sambil manggut –manggut.

            “Iya? Tapi ia terlihat sangat ceria sepertimu, kecuali ia memang sepertinya tak suka keadaan ramai. “ katanya. Ia berharap Zi cerita lagi tentang temannya.

            “Ia memang tak suka ramai. Kalau pergi ketempat seperti ini, ia akan duduk di pojok, minum dan menikmati semuanya dengan diam. Ia lebih suka dirumah, membaca, menulis atau nyanyi sendiri di studionya.” Jelas Zi.

            “Studio? Ia punya sendiri dirumahnya?” tanya Jiyong penasaran.

            “Yup, dia pinter banget main beberapa alat musik. Tapi aku paling suka saat dia main piano. Dia sudah membuatkanku beberapa lagu lo, terakhir waktu aku ulang tahun kemarin.” Jawab Zi sambil sesekali mengambil makanan di meja.

            “Kelihatannya ia oke ya dalam hal musik.” Jiyong berusaha tak terlihat seperti ingin mengetahui tentang Bi  terus.

            “Yup, ayahnya yang menurunkan bakat itu. Aku pernah ketemu dengan beliau dan mereka sangat kompak saat bermain musik. Ayahnya juga sangat baik hati, seperti Bi. Sayang mereka tak bisa lagi main musik bersama.” Kata Zi, wajahnya berubah sedikit murung.

            “Kenapa?” tanyanya.

            “Beliau sudah meninggal. Setahun lalu, saat mereka berdua tinggal di Indonesia. Ayahnya seorang ilmuwan, pekerjaannya membuat mereka berdua selalu pindah-pindah tempat. Aku saja satu-satunya teman yang ia punya, sejauh yang aku tahu sih. Dulu aku cuma bertemu dia tiap beberapa bulan sekali. Tapi setelah ayahnya tak ada, aku kehilangan kontak selama hampir setahun, sampai sebulan lalu ia memutuskan tinggal disini.” Jawab Zi sambil menerawang seperti membayangkan sesuatu.

            “ia tak punya kerabat lain?” Jiyong semakin penasaran.

            “Nah, ibunya sudah pergi duluan saat dia masih kecil. Sepertinya ayahnya juga anak tunggal. Kakek neneknya juga sudah tak ada. Ia terbiasa hanya berdua dengan ayahnya. Mungkin dia memutuskan menetap disini karena ada aku dan juga Seungri ssi. Walau aku tak begitu yakin sih. Dia orang yang lebih suka menyendiri.” Kata Zi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

            “Dimana ia tinggal? Kau sering berkunjung?” tanyanya lagi.

            “beberapa blok dekat gedung YG. Aku sering berkunjung sih. Tapi sering juga diusir, kalau ia lagi tak mau ada siapa-siapa. Aku tak heran dia gak punya pacar selama ini. Aku juga tak akan heran kalau dia tak akan dapat cowok yang tepat jika ia terus seperti ini.” Jawab Zi yang tak tahu kalau ia seperti sedang diinterogasi karena ia menikmati membicarakan temannya.

            “Dia tak pernah punya pacar? Benarkah? Apa sekarangpun tak ada pria yang ia sukai?” tanya Jiyong.

            “Tak punya. Eh tunggu, kenapa Jiyong ssi? Tertarik banget, aku melewatkan sesuatu nih?” sela Zi sambil menaik-turunkan alisnya.

            “Ah, eh itu. Dia cantik, sepertinya tak mungkin.” Jawab Jiyong buru-buru. Ia kelepasan.

            “Semua bilang dia itu cantik, memang. Bener banget. Tapi seumur hidupnya dia tak pernah berhubungan dengan cowok kecuali ayahnya, Seungri ssi mungkin tapi itu kan hanya sebatas kakak adik. Ah, sepertinya sopirku sudah menjemput. Aku harus pulang juga nih. Oiya Jiyong ssi, kalau kau tak punya pacar, aku merekomendasikan Bi untukmu deh. Dijamin kau tak akan menyesal. Ia memang tak pernah pacaran, tapi ia orangnya penyayang lo. Lagipula dia bilang kemarin, diantara member Bigbang, dia paling suka padamu. Sudah ya, anyong.” Kata Zi santai sambil pergi dan berpamitan dengan yang lain.

            Kata-kata Zi barusan membikin Jiyong terbelalak. Ia tertawa menyadarinya. Ia paling suka padamu, ia mengulang kata-kata Zi barusan dalam benaknya. Ternyata Bi gadis seperti itu. Ia tersenyum sendiri. Ini aneh. Ah sudahlah, aku seperti ini karena dia cantik, semua pria pasti merasa begitu. Ia pun menenggak gelas terakhirnya.

 

***

           

 

Apr,28 2011.

SPalBB.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
doraemonmojacko #1
ill just use my cp to readthis nice storuy
stefanie #2
aahhhh..seneng de hepi ending^^
tawphawt
#3
Wow, baru baca foreword aja kayaknya udah bagus! :)))
Rizuki_15 #4
Yay!! Udah selese... Sweet ending., Love it! ^.^
SPalBB #5
new chapter added.....<br />
apa aku ending disini aja yaaaaa , komen pliss
Rizuki_15 #6
Yay!! Confession!!<br />
Tapi knpa sikap Bi musti sedingn itu sih, kasian Jiyoung.. -_-
Rizuki_15 #7
aww.,, so sweet., nice chapt...
SPalBB #8
terima kasih yang udah baca FF saya ya, jangan lupa komen<br />
<br />
new chapter added!
Rizuki_15 #9
Lagi nyari fanfic yg seru, pas nemu yg ini, bahasa indonesia pula., jd makin suka + t'tarik.,<br />
well, so nice so far.., waiting 4 the next chapt! ^.^