3

Are You Afraid of Loneliness?

CHAPTER 3

 

 


Kaos hitam. Skinny jeans. Blazer hijau lumut plus pin kecil berlogo dua C,
salah satunya terbalik. Cocok dengan tas hijau besar yang ia beli beberapa waktu
lalu. Boot coklat tua semata kaki, diluar sedikit dingin. Yup, aku siap, pikir Bi
sambil memandangi dirinya di depan cermin besar disebelah lemari
pakaiannya. Rambutnya yang kuning bercampur coklat ia tarik keatas, ia
gelung , ia uraikan kembali. Ia malas keramas hari ini, lagipula ia bangun terlalu
siang, waktunya tak akan cukup. Kalau begitu diikat saja, ia ikat seadanya agar
bisa ditutupi dengan beanie.


Ia berencana naik sepeda menuju YG. Selain tak terlalu jauh, ia masih
belum yakin untuk bepergian memakai mobilnya. Ketakutan terhadap ruangan
sempit membuat nafsu makan hilang. Walau pada akhirnya ia harus
menggunakan mobil untuk bepergian jauh. Aku akan membeli convertible nanti,
pikir Bi. Itu jika uangnya ada.


Sesampai di gedung YG, ia memarkir sepedanya di dekat pos penjagaan,
karena sebenarnya tak ada tempat parkir untuk sepeda. Semua memakai mobil.
Bi menuju lobi dan mengatakan kalau ia adalah orang baru, dan minta untuk
bertemu dengan Mr. Yang. Tak lama Mr. Yang muncul dan mengantarnya ke
lantai 3, lagi-lagi dengan sopan Bi meminta untuk naik tangga saja.


Sesampainya di lantai 3 , Bi langsung diantar menuju pintu bertulisan
studio 1. Didalamnya terdapat ruangan cukup luas untuk sebuah recording
studio. Cukup mewah dan sepertinya alat-alat yang digunakan juga bukan
gurauan. Ini pertamanya Bi berurusan dengan Korean music, selama ini ia
membantu temannya di Amerika dengan berbagai aliran musik . Dan ia tahu ini
tidak akan sama dengan disana. Menurut Mr. Yang ia membantu Teddy ia
adalah produser musik hip hop, rap dan teman-temannya itu. Bi menyukai hip
hop, black music ia suka semua. Tapi kata Mr. Yang, 5 anak-anaknya yg
diceritakan kemarin, mengusung aliran musik pop, hip hop dan rap. Interesting.
Ia diperkenalkan dengan seorang pria , bergaya hip hop. Hooded jacket
plus baseball cap nangkring di kepalanya.


What’s up, aku Teddy, sepertinya kau bisa memanggilku Teddy oppa.”
Sapanya. Ia terlihat ramah , mengajak Bi bersalaman sambil sedikit
membungkuk.


“halo , panggil saja aku Bi.” Ia balas menjabat tangan Teddy sambil
tersenyum.


“Wah, baru kali ini aku dapat partner yang cantik begini. Hyung, you’re
the best
.” Teddy mengacungkan jempolnya kepada Mr. Yang.


“Dia tak hanya cantik, tapi sangat berbakat. Kau harus melihat beberapa
karyanya. Ya kan, Bi?” Kata Mr. Yang.


“Aku bahkan membawanya bersamaku , Mr. Yang.” Kata Bi sambil
sedikit tertawa.


“Kalau begitu aku tinggal kalian berdua disini. Ngomong-ngomong, apa
anak-anak berencana kesini?” tanya Mr. Yang pada Teddy.


“Sebentar lagi mungkin datang, hyung.” Jawabnya.


“Aku pergi dulu, nanti kau kenalkan Bi dengan yang lain.” Kata Mr.
yang sambil berlalu.


Bi ngorbol panjang lebar dengan Teddy. Mereka sangat cocok, baik itu
didalam pekerjaan maupun hal-hal yang umum. Sepertinya ini akan
menyenangkan, pekerjaan yang cocok untukku, tak membosankan sejauh ini,
pikir Bi. Ia tak sabar bertemu dengan Big Bang, 5 anak-anak Mr. Yang yang ia
bicarakan itu.


“Mwo? Kamu sekarang kerja di YG? Co-produser? Dan mengurusi Big Bang?”
teriak Zi di telepon. Bi heran kenapa temannya itu harus teriak-teriak seperti orang sakit
jiwa.
“yes, yes and yes. Why?” Bi balik bertanya.
“Wh…? Tentu saja , Bi. Kamu disini masih polos and everything, dan tak tahu
apa-apa. Let me tell you, and you better listen to it, baby.” Kata Zi antusias.
“Try me.”
“YG itu agensi besar disini, dan kamu pasti tahu itu. Don’t tell me you don’t.
Memproduseri salah satu artisnya? Are you kidding me? That’s huge, baby. Dan lebih
lagi, kau memproduseri Big Bang? That ..is.. a.. jack...pot!” teriak Zi lagi, kalimat
terakhir ia teriakkan dengan dramatis.
“You’re acting like crazy again, I’ll hang up. And what was with this Big Bang
thing? I still don’t get it.” Tanya Bi tanpa menunjukkan ketertarikan lebih. Ia hanya
suka musik, suka membuat lagu, untuk orang lain maupun dirinya. Itu sebabnya ia mau
bekerja di YG.
“Okay here we go. I know you had been long time in NY, dan aku tahu kau kerja
sama dengan beberapa artis disana, and that was great, baby. Tapi karena aku orang
Korea, mendengar kau memproduseri Big Bang, it’s really cool. They’re idols, not like
any other idols. Kau akan tahu begitu kau mengenal mereka.,mereka itu lovely guys.
Kapan-kapan kau harus mengajakku berkenalan dengan mereka, atau aku akan berhenti
menemuimu.” Kata Zi panjang lebar.
“untuk yang terakhir itu, I’d love to. Aku akan lebih bahagia tanpa teriakan
hebohmu. Kau seperti mengenal mereka saja. “ kata Bi penasaran setelah apa yang
temannya itu ceritakan.
Dan separuh malam itu, ia habiskan dengan mendengarkan ocehan temannya
tentang YG Family, Big Bang dan lainnya dan sebagainya. Bi mendownload semua lagu
Big Bang dan beberapa artis YG dan Korea lainnya. Just for references. Ia berjanji pada
dirinya sendiri untuk membeli album originalnya besok.Dan Zi berpesan kalau ia harus
hati-hati dengan para fans. Tidak seperti di negara lain, fans di Korea sangat loyal, dan
jika ada orang yang mengganggu idolanya, Zi mendeskripsikan kalau orang itu akan
menerima konsekuensi yang sangat pahit. G, I wonder why, pikir Bi acuh.


Terdengar suara –suara dari luar, sepertinya akan masuk kedalam studio.
Is it Big Bang?


Bi mengamati pria-pria yang masuk. Ia mendapati seorang pria dengan
mata yang kecil, tapi memiliki senyum yang sangat manis. Selanjutnya pria
berkulit putih dengan potongan rambut mohawk , matanya juga kecil.
Berikutnya pria yang agak bongsor diantara mereka, Bi berpikir ia pasti yang
paling tampan diantara semuanya. Semalam ia hanya download mp3 mereka,
tanpa repot-repot browsing wajah-wajah mereka.


Pria keempat adalah yang mengejutkan Bi, he’s the cute guy from before.
Pria yang bertabrakan dengannya kemarin, dan yang akhirnya membantunya
memunguti botol-botol sialan itu. What a coincidence , pikirnya.
“Hyung, apa ini gadis cantik yang mereka bicarakan di lobi?” kata pria
bermata kecil itu, yang memperkenalkan dirinya sebagai Daesung.


“Pasti kau ya, yang akan menjadi salah satu tim kita.” Kata pria mohawk
bernama Yongbae.


“Orang yang di lobi hanya bilang kalau dia adalah seorang gadis, mereka
tak menyebutkan kalau ia sangat cantik.” Kata pria yang menurut Bi paling
tampan, ia bernama Seunghyun a.k.a TOP.


“Jadi mereka bilang kalau aku seorang gadis biasa saja yang akan
meramaikan tim kalian?” kata Bi angkat bicara, sambil tersenyum. Pria-pria itu
tertawa. Ia bersalaman dengan mereka sambil sedikit membungkuk.


“Kita ketemu lagi.” Kata Bi pada pria yang kemarin, ia memperkenalkan
diri sebagai Ji Yong. Kata Teddy , Ji Yong adalah leader mereka. Ia membungkuk
sungkan pada Bi. Tak lupa memberi senyum paling manis.


“Sudah kubilang jangan terlalu sering tersenyum, atau aku akan mimisan
disini.”canda Bi pada Ji Yong yang membikin semuanya tertawa, tak lupa
membikin wajahnya merah padam. Bagi Bi, guyonan seperti ini sudah biasa ia
lakukan. Mungkin bagi orang Korea terdengar seperti rayuan. Aku harus
menghentikan kebiasaanku ini, pikirnya.


“Kupikir kalian berlima.” Kata Bi .


“Dimana si maknae?” kata Daesung, sambil menoleh ke belakang.
Maknae adalah yang paling kecil diantara mereka berlima.


Terdengar suara kaki berlari kecil, dan seorang pria masuk. “Hyung, apa
aku ketinggalan acara perkenalannya?”

 


Suara itu sangat familiar ditelinga Bi. Ia tak pernah lupa apa yang ia
dengar atau lihat.


“Seunghyun-ah.” Bi memanggil pria yang datang terakhir itu dengan
nada seperti sudah lama kenal. Seunghyun menoleh, ia diam sebentar dan
sedikit membelalakkan matanya.


“Nuna? Bi Nuna?” teriak Seunghyun atau lebih dikenal dengan Seungri.
Ia langsung menyeruak diantara hyung-hyungnya, dan merangkul Bi dengan
erat. Bi membalas pelukan itu, menambahkan kecupan kecil di pipi Seungri.


“Seunghyun ah, bibi memang bilang padaku kalau kau menjadi idola
sekarang, tapi tak kusangka kita ketemu disini. Kau sudah besar ya?” kata Bi
sambil tersenyum lebar. Bi kenal dengan keluarga Seungri sejak lama, sejak ia
berumur belasan tahun. Keluarga Seungri adalah teman baik ayahnya. Ia
diangkat anak di keluarga Seungri. Ia sudah seperti kakak bagi Seungri.


“Aku tak tahu kalau kau di Seoul, Nuna. Ini kejutan sekali kau ada di tim
kami.” Kata Seungri sambil melepas pelukannya.


“Kejutan juga bagiku, aku tak tahu apa-apa. Well, kurasa kita akan sering
ketemu. “ kata Bi.


“Cool, dulu biasanya kau dan paman selalu datang dan pergi tanpa bilang
apa-apa. Aku senang sekali akhirnya kakakku kembali. Maafkan aku tak bisa
datang waktu itu” Kata Seungri perihal pemakaman ayah Bi.


“Sebenarnya aku akan sangat marah padamu, tapi melihat adik kecilku
sangat terkenal dan sukses begini, rasanya memarahimu akan membuatku
dibenci fansmu ya.” Kata Bi masih dengan senyum lebar, tangannya sambil
mengukur tinggi badan mereka yang hampir sama. Padahal dulu ia pendek, pikir
Bi sambil tertawa. Mereka sangat akrab sejak dulu, seperti saudara sendiri. Walau
Bi tidak pernah tinggal lama ditempat Seungri karena pekerjaan ayahnya,
mereka berdua sangat dekat.


“Ehem, bolehkah aku ikut reuni keluarga yang manis ini?” kata Teddy
sambil menoeh pada Bi dan Seungri. Semuanya tertawa, kecuali Ji Yong yang
masih heran dengan adegan pertemuan mengharukan tadi.


“kurasa tidak ada masalah ya. Kita semua sudah berkenalan. Bi, aku
harap kita bisa menjadi tim yang oke kedepannya ya?” kata Teddy pada satusatunya
perempuan diruangan itu.


“Tentu saja, Tedd Oppa. Aku akan senang sekali bekerja dengan kalian.”
Kata Bi sambil melihat mereka semua. Bi hampir tak percaya ia punya teman
dengan waktu yang sangat singkat. Seumur hidupnya ia tak pernah punya
teman, kecuali Zi tentunya. Ayahnya selalu membawanya bepergian karena
urusan pekerjaan, jadi ia tak pernah menetap lebih dari 2 bulan di satu tempat.
Tapi sejak ayahnya tiada, ia harus memutuskan semuanya sendiri. Dan disinilah
dia, ia akan mencoba mejalani ini semua apa adanya. Ia hanya mau ketenangan
hidup. Kehilangan ayahnya sudah cukup, ia tak mau diganggu dengan masa
lalunya. Hidup yang normal, hidup yang bahagia, itu yang ia inginkan. Walau ia
tahu ia tak akan bahagia lagi seperti dulu. Setidaknya itu yang ia pikirkan .

 

 

 


***
Apr,26 2011.
SpalBB.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
doraemonmojacko #1
ill just use my cp to readthis nice storuy
stefanie #2
aahhhh..seneng de hepi ending^^
tawphawt
#3
Wow, baru baca foreword aja kayaknya udah bagus! :)))
Rizuki_15 #4
Yay!! Udah selese... Sweet ending., Love it! ^.^
SPalBB #5
new chapter added.....<br />
apa aku ending disini aja yaaaaa , komen pliss
Rizuki_15 #6
Yay!! Confession!!<br />
Tapi knpa sikap Bi musti sedingn itu sih, kasian Jiyoung.. -_-
Rizuki_15 #7
aww.,, so sweet., nice chapt...
SPalBB #8
terima kasih yang udah baca FF saya ya, jangan lupa komen<br />
<br />
new chapter added!
Rizuki_15 #9
Lagi nyari fanfic yg seru, pas nemu yg ini, bahasa indonesia pula., jd makin suka + t'tarik.,<br />
well, so nice so far.., waiting 4 the next chapt! ^.^