4

Are You Afraid of Loneliness?

CHAPTER 4

 

 


So, how does it feel?” Zi tanpa diundang datang ke apartemen Bi dan
langsung bertanya.


Yummy.” Jawab Bi singkat tanpa menoleh ke temannya itu.


Not the ice cream. Big Bang.” Kata Zi sambil menepuk pundak temannya
yang lemot itu.


Akhirnya Bi menoleh sambil mulutnya belepotan es krim. Ini hari minggu
dan ia punya waktu santai yang panjang. Sebenarnya ia sangat cantik kalau ia tak
suka berteriak seperti itu, pikir Bi sambil geleng-geleng meremehkan kearah Zi.
they’re good. Ingat tidak waktu aku cerita kalau aku punya keluarga
disini? Yang mengangkatku sebagai anak mereka?” kata Bi .


“Tentu. Keluarga yang tidak repot-repot kau jenguk saat kau tiba dan
memutuskan untuk tinggal disini.” Kata Zi.


“Hey, bukannya aku tak mau menemuinya, belum saatnya saja. Aku tak
mau mereka mengasihaniku. Mereka terlalu baik untuk mengkhawatirkanku.”
Belanya.


So what’s with your so called family?” tanya Zi kembali ke topik.


“Dia adalah Seungri Big Bang. Keluarganya yang mengangkatku sebagai
anak mereka. Aku kaget waktu melihatnya kemarin, surely he’s a big boy now. Kita
dulu bermain bersama saat aku berkunjung ke Korea” Jawab Bi datar.


Temannya ini memang tak pernah menanggapi sesuatu dengan biasa saja.
“Apppa? Serius? Wah keren. Dia terkenal lucu dan menggemaskan diantara
member lain.” Teriak Zi. “Serius, kau harus mengenalkanku pada mereka.
Ayahku tak mau waktu aku meminta Big Bang sebagai hadiah ulang tahunku. “
kata Zi sewot memikirkan betapa ia tak seberuntung temannya. Keluarga Zi
memang seorang chaebol. Tapi bukan seorang kaya yang seenaknya bisa
menggunakan kekuasaan mereka. Dan Zi adalah orang yang tulus, terlepas dari
sifatnya yang pengheboh. Itu sebabnya Bi bisa terus berteman dengan Zi.


“Hey, kau pasti langsung jatuh cinta begitu ketemu TOP, didn’t you?”
tanya Zi lagi. Ia tak kehilangan sedikitpun rasa semangat yang menggebu-gebu
jika itu menyangkut Big Bang.


He’s gorgeous of course, and his voice is really something. But nope.” Jawab Bi
datar. Datar adalah ekspresinya kalau ia menghadapi Zi. Karena Zi sudah terlalu
heboh, maka ia mengimbangi dengan bersikap santai.


Then?


“Aku suka Ji Yong. Dia manis sekali. Suaranya pun renyah. Sebenarnya
aku sudah pernah ketemu dia sebelum kemarin. Hanya saja aku tak tahu kalau
dia seorang yang terkenal. Hm, jadi itu semua menjelaskan kenapa waktu itu ia
pakai celana dan sepatu yang berlebihan .” kata Bi sambil menerawang dan
tersenyum, ia lebih berbicara pada diri sendiri daripada dengan temannya.


Look here, who’s talking. Woah, fall for the first time already? That was fast.”
Kata Zi menggoda.


No way. Aku hanya kagum padanya , ia sepertinya mirip denganku. Ia
compose lagunya sendiri dan lagu untuk grupnya juga. “ jawab Bi.


“Tapi kau tak seberuntung dia. Dia terkenal dan disukai banyak wanita.”
Cibir Zi menggodanya.


“Aku memang tak suka itu semua. Aku jadi idola? Disukai banyak pria
dan wanita? Bisa saja. Tapi aku tak mau. It’s like a pain in the . Ah sudahlah,
kalau kau terus seperti ini, pulang saja. Hari liburku selalu kau kacaukan. Pulang
sana, jangan lupa pintunya ditutup. aku mau tidur, anyongggg.” Kata Bi sambil
menarik Zi, melempar tas temannya itu sambil mengarahkanya ke pintu keluar
apartemen.


Bi merapikan apartemennya. Sebenarnya hanya memperbaiki posisi
bantal di depan tivi, selebihnya ia tak melakukan apa-apa. Ia memandangi
apartemennya. Di lantai satu ini yang paling menonjol adalah dindingnya.
Hampir 90% tertupi rak buku, mengelilingi ruangan dan menjulang tinggi
sampai ke atas. Kecuali bagian yang masuk ke arah studio kecilnya. Ia sangat
suka membaca, apalagi sejarah dan ensiklopedia. Mungkin pengaruh dari
hidupnya dulu, ia sering bepergian dengan ayahnya ke berbagai tempat baru.
Mendapatkan pengetahuan baru selalu menyenangkan. Setelah ia pikir-pikir, ia
bahkan tak punya kehidupan sosial kecuali dengan ayahnya, Zi dan keluarga
Seungri. Itu sebabnya ia hanya berinteraksi sosial dengan buku.


Ayahnya pernah bilang, dalam hidup cuma perlu 2 hal. Kasih sayang dan
pengertian. Bi berpikir ia mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, jadi sudah
terpenuhi satu. Satu lagi pengertian, pengertian ia anggap sebagai pengetahuan.
Ia suka membaca, ia hampir tahu segalanya. Ia punya 2 hal dalam hidup itu, jadi
sempurnalah. Sampai setahun yang lalu. Kenyataan ia harus menerima ayahnya
tak lagi ada, sangat menyakitkannya. Kasih sayang itu telah pergi. Ibu? Kata
ayahnya, ibunya meninggal sebulan setelah melahirkannya. Tak ada lagi kasih
sayang. Ia terpuruk. Mau mati saja.


Sampai Zi menyadarkannya. Ada dia yang akan selalu menemani. Apa
benar? Ia memang teman yang sangat baik, tak ada yang melebihi dia. Tapi Bi
merasa kurang. Keluarga Seunghyun? Walau ia anak angkat, ia tak mau
seenaknya muncul tiba-tiba dan membebani keluarga yang baik itu dengan
perasaannya. Apakah tak ada lagi kasih sayang untukku? Pikir Bi.
Bi tak pernah punya teman laki-laki. Jatuh cinta? Tak pernah. Seingat dia
jatuh cinta adalah kata yang sangat jauh darinya. Ia tertarik dengan pria. Tapi
tak pernah jatuh cinta. Apa mungkin saat itu akan datang? Siapakan ia? Yang
lebih penting siapkah ia? Bisakah dia mendapatkan kasih sayang darinya?

 


***
Apr,26 2011.
SPalBB.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
doraemonmojacko #1
ill just use my cp to readthis nice storuy
stefanie #2
aahhhh..seneng de hepi ending^^
tawphawt
#3
Wow, baru baca foreword aja kayaknya udah bagus! :)))
Rizuki_15 #4
Yay!! Udah selese... Sweet ending., Love it! ^.^
SPalBB #5
new chapter added.....<br />
apa aku ending disini aja yaaaaa , komen pliss
Rizuki_15 #6
Yay!! Confession!!<br />
Tapi knpa sikap Bi musti sedingn itu sih, kasian Jiyoung.. -_-
Rizuki_15 #7
aww.,, so sweet., nice chapt...
SPalBB #8
terima kasih yang udah baca FF saya ya, jangan lupa komen<br />
<br />
new chapter added!
Rizuki_15 #9
Lagi nyari fanfic yg seru, pas nemu yg ini, bahasa indonesia pula., jd makin suka + t'tarik.,<br />
well, so nice so far.., waiting 4 the next chapt! ^.^