14

Are You Afraid of Loneliness?

Semenjak penolakan itu, sebisa mungkin Bi menghindari Jiyong. Seungri pun kena imbasnya, ia hanya menerima telepon darinya. Lebih dari itu, ia selalu punya alasan untuk menolak bertemu. Untung saja pekerjaan dia di studio sudah tidak sesibuk dulu. Jadi kesempatan bertemu dengan Jiyong makin terbatas.

Tapi ia selalu bertemu Jiyong dirumah. Televisi banyak sekali memberitakan Bigbang, memberitakan tour-tour mereka. Memperlihatkan penampilan-penampilan mereka. Mau tak mau Bi melihat sosok pria itu di panggung.

Jiyong dan Bigbang sangat bersemangat, panggung-panggung mereka selalu spektakuler. Tak heran banyak sekali penggemar yang menggilai mereka. Bi membayangkan apakah fans mereka tahu keseharian Bigbang yang sangat berbeda dengan yang mereka lihat di tivi. Yang ia kenal, Bigbang bisa menjadi seorang yang sangat cool di satu saat tapi bisa menjadi sangat lucu dan jahil kalau sedang bercanda. Tapi Bi juga tahu, tidak sama dengan yang lain, orang Korea punya cara sendiri untuk membuat fans lebih dekat dengan idolanya.

 

Bi punya kesibukan yang membuat ia sedikit lupa tentang Jiyong. Ia ada peragaan busana di suatu tempat di Seoul. Kegiatannya di catwalk membuat ia lupa akan perasaanya dengan Jiyong. Karena tiap kali ia sendiri dan tak tahu apa yang harus dilakukan , wajah Jiyong selalu dalam pikirannya. Dan kalau sudah begitu, sepanjang malam ia akan sulit tidur.

Tanpa Bi ketahui, Jiyong diundang dalam peragaan busana itu. Entah dalam kapasitas apa. Saat ia berlenggok-lenggok di catwalk, matanya menangkap pria itu duduk di barisan kiri panggung, mengenakan kacamata hitam. Mereka bertatapan, Bi bisa melihat Jiyong tersenyum. Tiba-tiba ia merasa canggung dan hilang konsentrasi. Ia  tak tahu mengapa ia merasa senang melihat senyuman itu.

Selesai peragaan, Bi bersiap-siap untuk pergi. Dan ia menemukan Jiyong di belakang panggung. Ia melihat pria itu tersenyum dan melambai ke arahnya. Belum sempat membalas senyum, seorang model lain menyapa Jiyong. Mereka terlihat akrab, bahkan model itu –ia tak kenal semua teman modelnya- dengan santainya menaruh tangannya di pundak Jiyong. Bi mengurungkan senyumnya. Dimatanya wanita itu sangat menempel pada Jiyong. Dan kelihatannya yang dipeluk seperti menikmati. Bi hanya menunduk sekilas dan memberi senyuman kilat pada kedua orang itu.

“Bi, kenalkan. Ini Jiyong ssi.” Kata model itu.

“Hei.” Bi menjawab singkat dan membungkuk pada Jiyong. Pria itu membalas dengan halo.

Aku merasa seperti orang tak waras tadi mengira senyuman itu untukku, batinnya. Ia Cuma ingin pergi dan menghilang dari situ.

“kalian sudah saling kenal?” tanya model itu tanpa melepas tangannya dari pundak Jiyong.

Bi segera menjawab, “tidak. Aku hanya... penggemar. Permisi.”

Ia mempercepat langkahnya untuk keluar dari situ. Ia merasa ada sesuatu yang menendang perutnya. Tak mau berada disitu.

Jiyong melihat gadis itu pergi, mulutnya sedikit terbuka mendengar jawaban dingin Bi.

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
doraemonmojacko #1
ill just use my cp to readthis nice storuy
stefanie #2
aahhhh..seneng de hepi ending^^
tawphawt
#3
Wow, baru baca foreword aja kayaknya udah bagus! :)))
Rizuki_15 #4
Yay!! Udah selese... Sweet ending., Love it! ^.^
SPalBB #5
new chapter added.....<br />
apa aku ending disini aja yaaaaa , komen pliss
Rizuki_15 #6
Yay!! Confession!!<br />
Tapi knpa sikap Bi musti sedingn itu sih, kasian Jiyoung.. -_-
Rizuki_15 #7
aww.,, so sweet., nice chapt...
SPalBB #8
terima kasih yang udah baca FF saya ya, jangan lupa komen<br />
<br />
new chapter added!
Rizuki_15 #9
Lagi nyari fanfic yg seru, pas nemu yg ini, bahasa indonesia pula., jd makin suka + t'tarik.,<br />
well, so nice so far.., waiting 4 the next chapt! ^.^