Prolog

Beyond the Confines (side story of: Retro-Reflection)

Kedua bola mata Kris Wu mengawasi setiap orang yang ada dalam gedung ini. Sesaat ia terlihat bosan setengah mati. Tapi, begitulah wajah yang ia tampakkan setiap hari. Orang lain mengatakan ia memiliki wajah yang dingin sekali. Kesan kejam terukir jelas di wajahnya. Ia jarang sekali tersenyum, seolah otot-otot di wajahnya memang tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik, sudah tidak berfungsi. Ia selalu terlihat dingin seperti itu. Tidak banyak ekspresi yang bisa ia tunjukkan setiap hari. Karena setiap hari baginya sama saja.

Apa yang menarik dari hari-hari yang sudah berlalu dan yang akan dilaluinya? Mereka sama saja. Tidak ada satu hari pun yang terasa berbeda bagi Kris. Semuanya begitu-begitu saja. Tidak ada yang istimewa. Apa yang ia harapkan? Tidak ada. Ia tidak pernah berharap harinya akan berwarna atau menyenangkan. Ia sudah mati rasa. Ia menjalani hari tanpa ada semangat sedikit pun. Ibarat orang yang didiagnosa mengidap penyakit parah dan akan meninggal dalam tiga bulan, ia tampak menyedihkan. Yah, Kris tampak seperti itu. Ia sudah tidak punya semangat hidup.

Tapi ia masih hidup. Ia masih bertahan. Ia bisa saja mengakhiri hidupnya sejak lama, namun akal sehatnya masih berjalan. Ia masih hidup, ia masih di sini, karena obsesi tidak sehatnya. Obsesi tidak sehat? Obsesi apa itu? Yah, tidak banyak orang yang tahu. Sebenarnya nyaris tidak ada.

“Kris Songsaengnim, siapa sebenarnya orang yang duduk di sana itu? Itu, gadis itu. Aku sudah sering melihatnya datang kemari. Dia bukan murid baru di sini, bukan?” Kris mendengar seorang muridnya bertanya. Muridnya itu menunjuk-nunjuk ke seberang ruangan, ke arah sebuah kursi panjang yang berada di depan pintu kaca besar. Di sana duduk seorang gadis dengan rambut panjang sebahu. Ia terlihat sibuk melihat orang-orang yang berlatih Hapkido sore hari ini. Sesungguhnya sudah sejak tadi Kris mengetahui keberadaan gadis itu. Tidak, ia tidak mengenalnya. Hanya saja ia sudah pernah melihat gadis itu datang sebelumnya. Ia tidak mengenal gadis itu namun gadis itu tampak seperti seseorang yang dikenalnya.

Kris mengangkat bahu, tidak menjawab. Muridnya memandang murid-murid lain dengan tatapan bertanya. “Aku yakin kursus Hapkido ini tidak sedang dalam masa penerimaan murid baru.”

“Murid-murid baru tidak harus datang pada saat masa penerimaan,” kata seorang lainnya. “Orang-orang bisa mendaftar kapan saja, bukankah begitu?”

“Aku tidak yakin.”

“Gadis itu mungkin murid baru.”

Obrolan murid-murid itu terpaksa terhenti begitu Kris melirik jam tangannya. Sudah waktunya anak-anak ini berlatih. Kris menyuruh mereka bersiap-siap. Mereka dengan segera, dan dengan riang selayaknya anak sekolah dasar—pada kenyataannya mereka sudah berada di bangku sekolah menengah— berlarian ke ruang locker. Kris bangkit dari duduk dan menoleh ke tempat di mana gadis tadi berada. Gadis itu masih di sana, duduk berbincang dengan seseorang. Kris merasa aneh melihat gadis itu. Gadis itu sungguh mengingatkannya pada seseorang. Yah, gadis itu memang tidak mirip dengan seseorang yang dikenalnya itu. Namun gadis itu duduk di kursi panjang itu, dan cara gadis itu memandang sekeliling, memperhatikan setiap sudut dari gedung ini, membuat Kris mengingat akan memori yang melekat dalam ingatannya. Seseorang pernah melakukan hal yang sama, seseorang pernah duduk menunggunya di kursi itu, seseorang pernah menyemangatinya yang sedang berlatih dari kursi itu. Seseorang yang sangat ia rindukan.

Kris mengambil ranselnya dan menegakkan tubuh. Ia segera memanggil orang di seberang yang sedang duduk bersama gadis itu. “Baekhyun!” ia mengisyaratkan dengan tangannya agar pemuda yang dipanggil datang ke depan ruang locker. Pemuda itu bangkit, mengatakan beberapa patah kata pada gadis di sebelahnya sebelum akhirnya mendatangi Kris.

“Sekarang waktumu untuk melatih.” Kris mengingatkan pemuda bernama Baekhyun itu. Pemuda itu mengangguk cepat. Ia terlihat sangat riang. Kris tidak heran karena selama dua tahun belakangan mengenal pemuda ini, pemuda itu selalu terlihat sangat ramah dan riang gembira seperti itu. Ia juga baik hati, namun sama seperti Kris, pemuda itu seperti menyimpan banyak hal dari semua orang. Mereka berteman baik, tapi tidak banyak yang Kris ketahui tentangnya.

“Apakah malam ini kau tidak melatih?” Baekhyun bertanya. “Kau terlihat bersiap-siap untuk pergi,” lanjutnya. Ia melirik ransel yang dibawa oleh Kris.

“Ya, aku memang akan pergi. Aku ada sedikit urusan.”

“Aku mengerti. Aku akan menggantikanmu.”

Kris mengangguk singkat. Ia segera berjalan menuju pintu keluar yang ada di sudut ruangan. Udara di luar sangat dingin. Kris menurunkan ransel dan meletakkannya di tanah. Ia mengenakan mantel hitamnya yang sejak tadi hanya ia sampirkan di pundaknya. Ia kembali melangkah, kali ini ia berkutat dengan ponselnya. Ia sedang berusaha menghubungi temannya saat ia melihat seseorang seperti sedang mengintip ke dalam gedung kursus Hapkido melalui pintu kaca besar. Kris memperhatikan orang yang tampak aneh dan mencurigakan itu sejenak sebelum akhirnya orang tersebut, seorang pemuda dengan tinggi sekitar 172-174 cm dan berambut kecoklatan, berbalik menjauh dari pintu. Kris menyangka pemuda itu semacam anak yang ingin ikut bergabung dengan kursus ini. Pemuda itu melirik Kris, namun hanya sekilas. Saat pemuda itu mendekati sepeda yang terparkir dan berlalu, barulah ponsel Kris tersambung.

“Bagaimana, Luhan?” ia menanyai temannya di seberang.

“Sedikit meleset dari perkiraan,” sahut pemuda yang dipanggil Luhan itu, suaranya terdengar bimbang. Kris mendapat perasaan buruk mendengarnya. Ya, ini bukan pertanda bagus.

“Meleset?”

“Kau tidak bisa menyangkalnya, tapi, yah, dia memang sudah bergerak.”

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 11: aigoo jinjja daebak!!^^ keren,aku bahkan ikut mikir keras siapa kira kira pelakunya,and aku jg kaget pas bca chap sebelumnya,itu Tao? Tapi kapan ini mau di update lagi?I'll wait for the next chapter^^ fighting!
weirdoren
#2
Chapter 10: GRAAAAAAHHHH
kamu liat kan. junmen udah ga ada. makanya move on. #maksa
LocKeyG #3
Chapter 10: Jadi itu Tao? yang jahat Tao, bukan Joonmyeon?
xhxrat_ #4
Chapter 9: Kapan update thor ToT
weirdoren
#5
Chapter 9: ah! ya! noodle joon what the hell are you talking about?
ㅋㅋㅋ
phyro27 #6
kak ini kapan updatenya TOT
weirdoren
#7
Chapter 8: OMG WHY ;_________________;
weirdoren
#8
Chapter 6: OMG PLS UPDATE SOON ZNJKdbsjhadvjfd
namputz #9
Chapter 5: duh penasaraaaan update ppali authornim~~~