Walau sudah beberapa hari berlalu, namun Luhan masih enggan untuk keluar dan kembali ke dunia nyata yang kejam dan menyeramkan, ditambah Sehun yang setiap pagi rajin menampakan dirinya pagi dan sore hari hanya untuk menunggu Luhan agar kembali pergi ke sekolah dengannya dan juga dua pengganggu mereka yaitu Chumin dan Chongin. Luhan hanya menghela nafas panjang tatkala melihat sosok pujangganya yang asik beradu ikan cupang dengan anak desa sebrang tetapi tatapannya kosong kearah rumah kediaman bang Kris.

“mak, Luhan mau dihukum sampe kapan mak? Chumin mau main” keluh Chumin, mencoba merayu hati emaknya dengan wajah imutnya meskipun itu hanya tindakan sia-sia

“ga boleh! Emak bilang seminggu ya seminggu, liat tuh bapak lu udah kaya pengangguran, ngabisiin kopi mulu kerjaannya!”

“lah aye ga ada kerjaan kan gara gara situ yang ga bolehin keluar, seret dah” timpal bang Kris tiba-tiba

“lu udah salah pake ngejawab, berani macem-macem lagi?? Seret gara gara ga liat si Chaem??” mak Jitao pun datang mendekat sambil menggulung lengan bajunya menuju bang Kris yang hanya nyengir kuda. Sementara kedua kakak adik terlihat tidak peduli dan hanya menatap iri terhadap temannya yang lain

“eh, ngomong-ngomong Chongin mana ya???” Tanya Luhan tiba-tiba, baru sadar kalau Sehun hanya seorang diri tanpa Chongin yang biasanya selalu membayanginya

“aku gatau Luhan, tapi yang Chumin denger Chongin juga abis kena musibah, terus dia ga keliatan lagi maen ama Sehun”

Seketika, ekspresi Luhan berubah kaget, ia langsung beranjak dari tempatnya dan pergi ke belakang

“LUHAN MAU KEMANA??” teriak Chumin

“MAU SOLAT DAN BERDOA BIAR CHONGIN TABAH!!”

---------------------------

“aku pulang bu”

“Sehun, kamu dari mana aja???main main mulu, kasian tuh Chongin sendirian” saut bu Dio yang sedang menanak nasi dengan teliti di dapur, tak melihat kedua putra tampannya sedang tak acuh satu sama lain

“kamu ko ga mau maen Chongin?” Sehun pun menghampiri Chongin

“engga!” jawab Chongin ketus, mengarahkan perhatiannya kearah tipi

“Chongin kenapa sih? Sehun kan udah minta maaf!!!kata Luhan kalo ga mau maafin orang dosa!!!” teriak Sehun tiba-tiba tetap dengan ekspresi datarnya dan memukul mukul Chongin untuk mendapatkan perhatian

“biarin!!!” Chongin yang tetap berkepala batu akhirnya membuat emosi Sehun naik

“SEHUN KAN GA SENGAJA POTONG JAMBANG CHONGIN!!!” spontan, suara teriakan tersebut pun mengundang bapak mereka untuk keluar dari kediamannya dan menghampiri mereka berdua sambil tertatih tatih menahan batuk

“eh eh,’uhuk’!! Kenapa nih Chongin sama Sehun teri- ‘Uhuk uhuk’, ak teriak??” Chongin dan Sehun hanya menatap bapaknya dengan wajah cemberut, “eh, Chongin abis potong jambang ya?” Tanya pak Suho dengan senyum

Tak kuat menahan air mata, akhirnya Chongin berteriak,“IBUUUUUUUUUUUUU!!”

---------------------------------

Sementara neng Chaem masih giat menjual opaknya di tengah hiruk piruk keramaian, mengela keringatnya dengan perlahan, tersenyum manis saat seseorang menghampirinya dan membeli opak. Saat neng Chaem hendak beristirahat sejenak di sebuah halte, seseorang yang ia kenal pun turun

“Chen!!”

“eh, tante Chaem! Aduh tante udah lama ga ketemu tambah cantik aja tante” Chen si anak jalanan langsung berlari menyebrang jalan tanpa takut akan resiko tertabrak

“kamu kemana aja Chen?”

“ooh, saya biasa tante, show tour tante” jawab Chen bangga sambil memamerkan gitarnya,”nyanyi nyanyi gitu tante menghibur para penumpang, ini saya abis dari Lampung tante Chaem, mau lanjutin ke Jember” neng Chaem pun terbelalak, hampir menitihkan air mata membayangkan betapa anak muda ini sangat gigih demi cita citanya

“Chen kenapa ga maen maen lagi sama Baekhyun sama Chanyeol??”

“ah, mereka ga jelas tante, kerjaan mereka ga prospek” jawab Chen lantang

“Kalo bang Iching kemana Chen?”

“bang Iching masih di baduy kali tante, dia cari ilmu biar ga disantet emak”

“aduh, emang Chen ga kangen keluarga?”

“ah, pasti kangen lah tante Chaem, tapi selama emak belom tobat, Chen belom berani balik ah, cari duit dulu yang banyak biar kalo pulang langsung disayang emak,hehhehe” belum sempat mengobrol banyak, Chen langsung pamit,” tante, pamit dulu ya, busnya udah mau jalan, doain ya tante!!!”

------------------------

Sementara di sisi lain, yu Key sedang berkeliling dusun dengan seperangkat jamu yang ia panggul

“yuuu, jamu dong” teriak seorang satpam tampan yang mempunyai lengsut pipi yang sangat menawan

“hansip baru mas??” Tanya yu Key sambil meracik jamu

“iya nih, saya orang baru disini yu, nama  saya Shiwon” ucap sang hansip sambil yu Key memberikan jamu,”jamunya sedap yu!! Kalo minum ini tiap hari semangat saya jagain kampung!!”

“aduh si mas bisa aja” ucap yu Key sambil tersenyum dan menepuk lengan mas Shiwon

“senyumnya si yu bagaikan beras kencur nih, manis dan menyehatkan” mendengar gombalan tersebut, yu Key pun tersipu malu

“jangan modusin saya ah mas, ntar pacar saya marah loh” terlihat kekecewaan dari raut wajah mas Shiwon, tapi tetap mas Shiwon tidak boleh putus asa

“tapi saya masih boleh dong ketemu? Namanya yu siapa nih?”

“nama saya yu Key, saya keliling dulu ya mas” dan dengan begitu, yu Key pun melanjutkan jualannya dengan mas Shiwon yang masih terpesona akan si tukang jamu

“bang Shiwon!!” tiba-tiba suara berat disertai bunyi motor yang nyaring menghampiri

“eh, Mino, napa?”

“aye minta kunci rumah bang, mau pulang bentar nih mau mandi, gerah” bang Mino sambil ngipas ngipas mukanya

“emang lo mau kemana??” Tanya mas Shiwon

“yah elah bang kaya gatau aja nih malem malem minggu” jawab bang Mino sambil tertawa mencurigakan,”aye mau nyamperin cewe pujaan bang,hehhehe” seketika sebuah ide brilian muncul

“eh, lo tau yu Key tinggal di mana??”