Hari yang dimaksud pun tiba, rombongan keluarga mak Jitao pun sudah siap untuk pergi ke sekolah bertaraf Internasional yang bernama 'Selamat Pagi, Emak', tempat dimana Luhan dan Chumin giat belajar demi terlepas dari emaknya masa depan mereka agar dapat membahagiakan orang tua, juga abang abang mereka yang entah dimana keberadaannya sekarang

'bo-boooooot bot bot bot bot BOOOOOOOT' suara motor yang sangat khas yang tak lain adalah milik bang kris mulai bermasalah lagi tatkala membawa pasukan mak Jitao dan dua anaknya

"adoh, ni motor butut amat sih! cepet dong, panas nih, make up bisa luntur!!" komplain mak Jitao sambil menggeplak kepala bang Kris dari belakang sementara Chumin dan Luhan merengek karena dipepet oleh emaknya 

"iye iye,bentar lagi nyampe!" bang Kris pun hanya bisa berkonsentrasi sembari berdoa agar mereka dapat selamat sampai tujuan.

"mak, msih lama ya mak?" Luhan menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri, melihat sekitar jalanan yang macet

"iya Luhan, ini lagi macet tau" jelas Chumin, berbicara sambil menengokkan kepalanya ke belakang agar Luhan bisa mendengar

"ko bisa macet sih Chumin?" tanya Luhan lagi

"kamu gatau? kalo macet berarti ada si komo lagi lewat!!" 

Sementara keluarga bu Dio

"aduh bapak ga usah ikut ke sekolah, nanti kumat lagi" bu Dio bersikeras melarang suaminya untuk ikut pada hari pembagian rapot, namun pak Suho masih tetap kekeh ingin ikut

"kan sekali sekali gapapa nemenin anak sama istri ke seko *batuk*"

"tuhkan, bapak ntar kalo sesek di jalan gimana?udah di rumah aja, ibu udah siapin nasi sebakul sama air tajin di termos,nanti Yu Key dateng cepet bawain jamu" bu Dio pun mengantarkan lagi suaminya kembali ke kamar untuk istirahat sementara Chongin dan Sehun sudah menunggu di luar dengan muka merengut, menunggu diluar terlalu lama sampai sampai bedak Kai luntur dan memperlihatkan kulit aslinya,"aduh, anak ibu kumel amat sih, sini sini dibedakin lagi" Kai pun tidak dapat melawan ketika ibunya menaruh bedak lagi dia atas mukanya, sementara Sehun masih terdiam

"bang Baekhyun sama bang Chanyeol kemana bu?" tanya Sehun tiba tiba

"gatau tuh, abang abang kamu emang susah diatur, maiiiiin mulu kerjaannya, bukannya jagain bapak kalo kalo sesek lagi"

"bapak gapapa bu ditinggal? ntar mati gimana bu?" tanya Sehun lagi dengan muka datar

"ya berarti udah ajal bapak kamu nak! ayo cepet berangkat"

------..------

Sementara para ibu sedang menunggu dibagikan rapot, para anak anak SD Selamat Pagi, Emak pun asik bermain dengan teman temannya

“bang Jinki, beli ager bang!!” Luhan dan Chumin lompat dengan gembira dan menghabiskan ager yang dibeli tepat di depan Chongin dan Sehun yang hanya bisa menatap dengan tatapan iri

“Yu Key!!!” Chongin berteriak dan berlari ke tempat bang Jinki ketika melihat yu Key datang dan mengelap keringat bang Jinki dengan mesra

“eh, Chongin sama Sehun, ko lemes amat sih?”

“mau jajan yu, tapi takut ketauan ibu ntar” Sehun dengan wajah datarnya, sementara Chogin melihat tepat ke ager jualan bang Jinki. Yu Key dan bang Jinki pun menatap dengan tatapan kasihan, dan berunding untuk sementara waktu

“sini Chongin sama Sehun, makan agernya di belakang gerobak bang Jinki aja ya” Chongin dan Sehun pun tersenyum bahagia, berlarian dengan riang untuk mengumpet di belakang gerobak bang Jinki, sementara Luhan dan Chumin datang mendekat

“curaaaaaang, kita ikut dong, kalo ga ntar bilangin ibu kamu loh!!” bang Jinki pun menyuruh Luhan dan Chumin untuk ikut

“yu Key bikinin buyung upi ya” anak anak pun bersorak bahagia

Sementara di perkampungan

“neng Chaem!” sang kembang desa berputar melihat kebelakang sambil menyeka keringatnya, dengan sinar matahari siang dan hembusan angin yang mengibaskan rok dan rambutnya yang bagus

“eh, bang Changmin, lagi nunggu penumpang ya?” bang Changmin pun tersenyum malu, menyeka keringat di jidatnya

“iya nih, opaknya laku neng?” neng Chaem pun tersenyum

“iya. Pulang dulu bang Changmin” namun derungan motor dapat terdengar, seseorang berhenti tepat di depan neng Chaem dan melepas kacamata hitamnya

“neng Chaem, abang anterin yu, udah mau pulang kan?” bang Mino pun tidak menyerah dengan usahanya

“ga usah bang, saya pulang jalan kaki a---“ belum sempat neng Chaem melanjutkan kalimatnya, sebuah mobil mercedes bens berwarna perak mendekat, memperlihatkan siapakah gerangan yang berada di dalam saat kaca mobil diturunkan

“hallo Chaem” bang Changmin dan bang Mino menatap tajam kepada sang pemuda tampan yang mengendarai mobil, tersenyum mempesona kearah neng Chaem ‘mereka’

“eh, pak Kyuhyun, ko disi-“

“kan udah dibilang panggil Kyuhyun aja” pemuda bernama Kyuhyun pun keluar dari mobilnya dan menghampiri neng Chaem, mengambil tangan kanan neng Chaem dan mencium punggung tangannya dengan mesra. Neng Chaem pun kaget dan tersipu malu, sebelum akhirnya bang Mino dan bang Changmin turun tangan

“woi! Lo anak mana tiba tiba dateng kemari, pake cium cium tangan neng Chaem lagi” bang Mino pun langsung menarik neng Chaem ke dekatnya

“oh maaf maaf, saya Kyuhyun” Kyuhyun mengulurkan tangannya yang langsung dikeplak oleh bang Mino

“ga usah pake sok sok an, denger ye, neng Chaem ntuh kembangnya kampung SM, ngapain lu anak gedong mampir mampir mari??” bang Mino yang sudah naik pitam hampir saja memukul Kyuhyun kalau bang Changmin tidak menahannya

“udah udah, bang Mino, jangan berantem ah, kita selesikan baik baik, ga enak ama neng Chaem. Bang, bener bang, neng Chaem udah banyak yang deketin, jangan ikut ikutan dong bang, sayang bang kalo ntar mobilnya dibikin lecet ama warga sekitar” bang Changmin yang masih punya sopan santun pun mencoba melerai mereka

“wah, ga bisa begitu dong, kan Chaem belum punya pacar, jadi saya bebas deketin dong”

“noh bang Changmin, liatin tuh kelakuan, yang kaya gini harus pake otot bang Changmin” sementara tiga pemuda bersiteru, neng Chaem mulai tidak nyaman dan ingin segera pulang. Beruntung neng Chaem melihat mang Jongkook, tukang potong daging di pasar yang sedang menuju kearah mereka dengan sepedanya

“mang Jongkook!” neng Chaem berlari dengan nampan opaknya menghampiri mang Jongkook yang dengan senang hati berhenti,”mang, anterin saya sampai depan gang rumah ya” neng Chaem tanpa ragu langsung duduk di kursi belakang dan melingkarkan tangannya ke pinggang mang Jongkook

“siap neng Chaem! Woi Mino, Changmin, ama satu lagi siapa, ogut anterin neng Chaem dulu ya!!” dan mang Jongkook pun pergi dengan senyum lebar, meninggalkan tiga pemuda yang tercengang

------------..-------------