#2

Kampung SM Sejahtera

Hari ini seperti biasa, Mak Jitao sedang menjemur pakaian didepan rumah ditemani oleh tetangganya bu Dio yang juga sedang menjemur laundry-annya. "Eh, bu Dio. Bagus banget bajunya." kata mak Jitao sambil menggebras seprai. "Oh, bukan. Ini biasa, laundry-an pelanggan." Jawab bu Dio dengan santai. "Wah, itu bajunya Gucci ya?" Bu Dio tertawa malu-malu sambil memeras baju yang di sebutkan oleh mak Jitao. "Oh, ini punya penyanyi dangdut kampung sebelah. Bukan gucci ini, guppi. Biasa, paling tanah abang."

 

"Bu, jamu bu!!" Sang tukang jamu langganan lewat, memecahkan suasana. "Eh, yu Key! Yg biasa ya, buat bapak." Ujar bu Dio sambil merogoh kantongnya untuk mengeluarkan uang. "Lho, pak Suho masih sakit bu?" Tanya mak Jitao dengan ekspresi khawatir yg lebih mirip dengan ekspresi jijik. "Masih, mak. Aduh, si bapak tuh ya, kemaren hampir mati. Saya kira udah ajal, eh, taunya cuma sesek doang." Bu Dio menghela nafas. "Eh, yu. Saya juga pesen deh, jamu buat suami saya biar kuat ngojek." Yu Key mengangguk dan segera membuatkan jamu tersebut sambil berkata dalam hati "Kasian bang Kris nasibnya sial banget punya istri kaya begini." Setelah transaksi selesai, yu Key pamit dan lanjut ke sekolah untuk bertemu kekasihnya tercinta, bang Jinki.

 

---

 

"Eh, kamu mah curang! Ga aci, ga aci! Ulang!" teriak Luhan sambil memegang karet di tangannya. Seketika, Chumin menghampirinya dan mengajaknya untuk kedepan sekolah untuk membeli kue tete. Namun ketika sedang berjalan menuju depan sekolah, mereka melihat dua tetangganya yaitu Sehun dan Chongin sedang berbincang didepan gerbang.

 

"Beli ga nih? Ntar dimarahin ibu lagi." Ujar Chongin dengan ekspresi khawatir. "Udah, beli aja, jarang-jarang kan kita jajan kue tete." Paksa Sehun. "Eh, Sehun, Chongin. Ngapain disini?" Tanya Luhan. "Lagi mau jajan, tapi bingung nih. Beli ga ya. Nanti kita dimarahin ibu lagi." Ucap Chongin sambil menghitung uangnya, tergoda untuk membeli kue tersebut. "Udah, beli aja. Kan kalian jarang makan makanan lain selain beras." Ucap Chumin dengan tampang serius. "Tapi kalian harus kasih kita duit, kalo ngga nanti kita aduin ke tante Dio." Ancam Luhan. "Enak aja, awas lho kalo kalian berani ngadu." Sambar Sehun sambil mengepalkan tangannya. "Tante Dio, tadi aku liat Sehun ama Chongin lagi jajan kue tete!" Goda Luhan sambil menari-nari tidak jelas. Namun ketika perdebatan berlangsung, tiba-tiba bel berbunyi dan memaksa mereka untuk memasuki kelas kembali.

 

---

 

Seperti biasa, neng Chaem baru pulang dari jualan opak. Keringat bercucuran, namun tetap terlihat cantik, itulah kharisma neng Chaem sang penjual opak yang menawan. Dan seperti biasa, para tukang ojek sudah menunggu di pangkalan. "Eh, neng Chaem. Baru pulang neng?" Bang Kris sudah mejeng diatas motornya dengan menggunakan kacamata hitam andalannya dan helm yg diterbalikkan. "Iya, bang Kris. Oh iya, tadi saya ketemu sama mak Jitao di pengkolan sana." Neng Chaem melangkah pergi dengan tidak lupa tersenyum dengan manis sementara bang Kris hampir mati jantungan. "Udah lah, emang paling enak tu jadi bujangan." Ledek Mino yang sedang menghisap djarum super sambil minum kopi hitam dan menunggu pelanggan sambil bermain gaple bersama tukang ojek lainnya.

 

Ketika para tukang ojek sedang main gaple dengan serunya, tiba-tiba sebuah alphard melaju dengan pelan melewati pangkalan sambil mengklakson. Dia adalah Kyuhyun, sang pemuda kota yg jatuh cinta kepada neng Chaem. "Wah, orang kota gayanya..." Cibir Kris sambil menghisap samsoe. "Iya, untung aja dia kaya. Kalo ngga udah gue gebukin tuh main goda-godain neng Chaem aja." Tambah Mino. Seketika, seorang tukang sayur lewat dengan tampang bete dan menghampiri bang Kris. "Bang, itu tuh mak Jitao! Ngutang muluk kerjaannya. Bayar dong!" Sang tukang sayur ngotot sambil mengepalkan tangannya. "Dih, minta sendiri sana ama istri saya! Kan yang ngutang dia." Jawab bang Kris dengan ekspresi malas. "Lah, bang Kris kan tau sendiri... Gerobak saya bisa ditebalikin kalo saya nagih utang ama dia. Saya ga mau bang, takut saya, masaoloh." Bang Kris langsung merinding ketika mendengar kata-kata dari tukang sayur tersebut. Tukang sayur aja gerobaknya ditebalikin, apalagi suaminya sendiri, bisa di cincang nanti dirumah. Bang Kris akhirnya menyerah dan membayar hutang dengan ekspresi memelas.

 

---

 

Sore menjelang, saatnya neng Chaem membuka warung kopinya dirumah. Para tukang ojek dan abang-abang berdatangan ingin menemui neng Chaem yang selalu terlihat cantik dan jelita, sang primadona kampung selalu menyambut sampah-sampah masyarakat tersebut dengan senyuman hangat. "Neng, kopi item sama indomi telor satu ya!" teriak bang Mino sambil tersenyum dengan lebar, hampir membuat para tukang ojek lainnya memukul wajahnya yang 'tampan'. "Eh Mino, kagak ada kerjaan apa lu kesini mulu." Ucap bang Kris yang tentu saja ikut para tukang ojek untuk nongkrong ditempat neng Chaem. "Lah daripada elu bang, udah ada istri ama anak juga dirumah. Bae-bae direbus lu bang ama mak Jitao." Cibir Mino sambil menunjuk kearah rumah bang Kris yang terlihat dari rumah neng Chaem. "Etdah, emang kagak boleh apa ngeceng dikit. Diem-diem lu jangan bilang-bilang ama istri gua." Ketika bang Kris hendak membakar rokoknya, seseorang mencengkram jaket dan kaosnya dari belakang, membuat bang Kris tercekik seketika. "Jangan bilang-bilang apaan, bang? Ayo pulang! Centil amat sih, berasa cakep apa lu, hah?!" Dengan pasrah, bang Kris menyerahkan nyawanya kepada sang pembunuh berdarah dingin yaitu istrinya sendiri yang ternyata sejak tadi mengintai dari balik semak-semak.

 

"Kesian ya bang Kris, bentar lagi udah tinggal nama tuh gua rasa." Ucap bang Geri sang kuli panggul sambil meniup kopinya yang masih panas. "Lah, bang Geri juga kan udah ada istri dirumah, rumahnya dibelakang lagi, masih nekat aje." Ucap Kwangsoo dengan ekspresinya yang sangat 'menawan'. "Yaelah, jam segini si Jihyo juga palingan lagi ngurusin warung."

 

Sementara di warung bu Jihyo....

 

"Tante, belom makan tante...." Luhan dan Chumin yang baru pulang dari sekolah berjongkok didepan warung bu Jihyo dan memelas untuk meminta biskuit didalam toples dagangan. "Ngga, ngga. Enak aja lu ngutang mulu. Kagak dikasih duit jajan apa ama emak lu?" Bu Jihyo yang sedang menghitung pengeluaran sambil memijat-mijat keningnya yang tertempeli koyo cabe merasa terganggu. Tiba-tiba, datanglah Iching yang hendak membeli minyak karena disuruh oleh ibunya. "Lah, Luhan, Chumin ngapain disini? Ayo pulang, ntar digebuk emak lho!" Perintah Iching sambil menyerahkan uang kepada bu Jihyo. "Lho, bang Iching udah pulang? Kirain masih di baduy. "Iya nih, tau-tau pengen pulang. Eh, dijalan pulang ketemu si Chen lagi jualan jepitan di bus." Luhan dan Chumin terkejut, sejak kapan kakak kedua mereka menghilang? Perasaan tadi pagi masih dirumah.

 

---

 

"Mak! Besok bagi rapot mak!" Teriak Chumin dan Luhan. "Lah, perasaan sekolah baru mulai kok udah bagi rapot aja?" Ucap mak Jitao dari dapur. "Tau tuh, kata bu guru besok bagi rapot." Ucap Luhan sambil melempar bola bekelnya. "Yaudeh, jangan lupa yak. Kalo disekolah panggil emak apa?!" Tanya mak Jitao. "MAMIH!" teriak kedua anaknya yang lucu. Mak Jitao pun tersenyum dengan puas. "Mak, udah belon? Aye cape nih!" Teriak bang Kris dari belakang rumah. "Ngeluh muluk lu! Siapa suruh centil! Pompa yang bener! Gua belom selese nyuci piring nih!" Teriak mak Jitao yang beberapa saat yang lalu menyuruh bang Kris untuk memompa air dibelakang sebagai hukuman karena kecentilannya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Jong_innie #1
Chapter 20: Selesai re-read yang ke 2 kali. Dulu pas gabut nyari2 fanfic comedy terus nemu ini, baru di update sampai chapter berapa gitu, terus aku baca sampai abis sekali duduk. Kangen banget sama cerita ini, ngingetin banget sama ot12 :'). Lucu nya itu dapet, padahal hanya gara2 pak Suho yang seringkali hampir mati (lol) , aku selalu ketawa ngebayangin tingkah warga2 kampung sm. Fanfic ini tuh Old but Gold :D
northerndownpour
#2
Chapter 20: Hujan dan ga bisa kemana-mana, akhirnya browsing ff2 lama dan nemu ff ini. Hahaha~ naikin mood banget. Tadinya cuma mau baca beberapa chapter dulu, eh malah keterusan sampe selesai. << ini malah curhat
Makasih ya, kalian berdua luar biasa~ xD
MumunMuncit #3
Huaaaa^^ Keren Lucu .. Suka Bgt Pdahal Bru Baca Descripsi nya (y)
thereisaplace
#4
Chapter 6: Nyari encu xD baju basah lepek,bau,dengan ingus meler. Njess,Luhan ngenes banget
thereisaplace
#5
Chapter 5: Sukjin jadi kakek-kakek xD ini ngapa bu Dio keknya pasrah bat kalau Suho mati?-_- malah keknya dia berharap Tuhan manggil Suho. Paling ngakak pas dia ngomong "kemarin malah saya kira udah sakaratul maut,tapi masih hidup ternyata" xD
thereisaplace
#6
Chapter 4: Hahahahaha xD ngakak,sumpah ^--^v apalagi pas bagian akhir xD
thereisaplace
#7
Chapter 3: Lebih kasihan sama anggota keluarga Mak Dio :'( setiap hari makan dan minum cuma sama nasi dan air tajin,ga ada lauk dan air bening (bukan 'putih' karna warnanya tidak putih-_-) para emak-emak disini kenapa pada kejam? ._.
thereisaplace
#8
Chapter 2: Disuruh memompa xD
thereisaplace
#9
Chapter 1: Ga bisa bayangin Suho pakai jaket merah dan sarung,apalagi punya penyakit asma akut xD selama ini,si Suho(langkaya) yang setiap saat dinistain pasti menyangkut dengan harta malah terbalik keadaannya 180 derajat. Dan APA?! Air tajin dibawa ke sekolah?._. Njess,keren bat dah ni keluarga.
thereisaplace
#10
Ngeliat deskripsinya aja udah ngakak xD Blank Ji jadi salah satu tokoh @.@ Jongkook jadi tukang potong daging #RLAB cocok ^^