"Hoaaaammm....." Chumin bangun dari tidur lelapnya dan menemukan hanya ada dirinya sendiri diatas tikar. Chumin melihat jam dinding, masih jam 5 pagi. Bahkan emak dan bapaknya pun belum bangun tidur. Chumin segera berlari ke depan karena panik, takut apabila kakak perempuan satu-satunya menghilang dibawa angin seperti abang-abangnya tercinta. Namun ketika Chumin hampir saja berteriak karena panik, karena Luhan tak ada dimanapun, kakaknya tersebut tiba-tiba muncul dari kamar mandi alias jamban dengan wajah, rambut, tubuh dari kepala hingga kaki basah semua. "Luhan kamu abis darimana?! Aku cariin juga!!! Aku kirain kamu kabur dari rumah terus jualan cireng!!! Jangan tinggalin aku dong!!!" Teriak Chumin dengan histeris seiring dengan mengucurnya airmata dan ingus dengan deras. Luhan berdecak sambil menggelengkan kepalanya. "Ck, ck... Chumin. Kamu kok bodoh banget sih? Aku abis ambil aer wudu. Mau solat nih, awas!" Chumin terpelongo melihat kakaknya berlalu dengan masih menggelengkan kepala dan lalu menggelar sejadah.

Chumin memperhatikan dengan serius kakaknya yang sedang solat dengan khusyuk namun terlihat seperti sedang tawuran karena mukena yang dia pakai kebesaran dan terus melorot, membuat Luhan emosi lahir dan batin. Chumin terus memperhatikan kakaknya yang kini sudah selesai solat dan duduk bersila, mengangkat tangannya tinggi-tinggi ke udara dan air matanya mulai berlinang. Chumin hampir pingsan karena serangan jantung ketika kakaknya mulai berteriak. "MAAFIN LUHAN YA ALLAH!! LUHAN BELOM BISA BAHAGIAIN EMAK AMA BAPAK!!! MAAFIN BANG ICHING AMA BANG CHEN YA ALLAH!!!! MEREKA CUMA MENCARI NAFKAH SUPAYA GA DIBUNUH EMAK!!! MAAFIN CHUMIN YA ALLAH!!! CHUMIN GENDUT SOALNYA!!!! AMIIIIIINNNNN!!!" Luhan lalu membuka mukenanya dan melipatnya dengan rapi. "Luhan, kamu kaya Baim deh." Chumin bilang dengan senyuman yang lebar. "Iya aku ikutin Baim soalnya Baim gaul sih." Ucap Luhan dengan ekspresi bangga.

"Astapiruloh anak emak!!!!!" Tiba-tiba mak Jitao muncul dan langsung memeluk Luhan dengan erat, menangis tersedu-sedu. "Anak emak emang baik banget yaoloh!! Pinter kayak emaknyaa!!!" mak Jitao terus menciumi wajah Luhan dan memeluknya dengan erat, mengakibatkan Luhan hampir mati kehabisan nafas. Untung Chumin mengingatkan, kalau tidak, sudah melayang nyawa anak tak berdosa tersebut.

Sementara dirumah bu Dio....

"Sehun! Chongin bangun!!! Ayo cepet mandi terus sarapan abis itu berangkat ke sekolah! Aduh, gawat nih rengginang ibu bisa gosong! Cepetan bangun!!!" Bu Dio menggeplaki anak-anaknya yang masih tertidur lelap dengan iler yang berserakan di sekitar wajah dan bantal mereka. "Aduh bu! Ini kan hari minggu!!!" Teriak Sehun dengan malas-malasan tanpa menghiraukan iler yang sudah menyebar dengan ganas disekitar kupingnya. "Astaga! Iya ini hari minggu!! Maap ya nak, ibu lupa!" bu Dio pun mengelus Sehun dan menyuruhnya kembali tidur, sementara saudaranya yang gelap masih terlelap dan menganga dengan manis tanpa terusik sedikitpun.

---

Neng Chaem tersenyum dengan manis seiring dengan tangannya yang sedang mengulek sambel. Dia memikirkan untuk membawakan bang Changmin bekal untuk narik becak supaya bang Changmin tetap kuat nariknya. Namun ketika dia sedang mengulek dengan tenang, seseorang mengetuk pintunya dengan keras, membuatnya terkejut. "Neng, neng Chaem!" neng Chaem segera berlari untuk membukakan pintu. "Eh, pak RT. Ada apa pak?" neng Chaem tersenyum dengan lebar, membuat pak RT tersipu malu. "Begini neng, minggu ini kan ada pilkada, bisa ga saya minta tolong neng Chaem, bu Dio, mak Jitao, ama bu Jihyo buat masak? Abis kalo mesen besek rada ribet prosedurnya. Gimana neng?" dan seperti yang di duga, neng Chaem mengangguk dan dengan senang hati ingin membantu. Namun, ketika pak RT ingin beranjak, bang Mino tiba-tiba muncul dan memelototi pak RT dengan matanya yang belo, membuat pak RT merinding dan segera meninggalkan TKP.

"Pagi neng Chaem!" bang Mino segera menghampiri neng Chaem dengan cengiran yang sangat lebar. "Eh, bang Mino. Ga ngojek bang?" tanya neng Chaem dengan suaranya yang lembut. "Oh, aye lagi joging nih neng. Biasa, biar sehat gitu kan..." ucap bang Mino dengan cengiran yang tak kunjung hilang. "Oh iya, kalo ketemu bang Changmin tolong suruh kesini ya bang. Saya bikinin bekel buat narik soalnya." Ucap neng Chaem sambil tersipu malu dan seketika, cengiran bang Mino hilang begitu saja.

---

Siang menjelang, Chumin dan Luhan yang bosan menganggur dirumah akhirnya memutuskan untuk mengamen untuk menghilangkan kebosanan mereka. Setelah puas mengamen dan mendapatkan sekantong uang, kedua bocah tersebut mampir ke mini market yang tak begitu jauh dari rumah mereka. "Wah, Luhan! Adem banget!" Teriak Chumin ketika memasuki mini market tersebut. "Chumin, aku mau beli ciki! Kamu mau beli apa?" Tanya Luhan sambil berjalan menuju konteiner makanan ringan. Tiba-tiba Luhan berteriak, "Chumin! Sini! Adem banget nih!" Chumin segera berlari menuju lokasi kakaknya dan menemukannya sedang menikmati dinginnya kulkas. "Wah! Enak banget ini! Kita bawa pulang aja yuk biar dirumah ga gerah!" Usul Chumin sambil sedikit berdesakan dengan kakaknya untuk mendapatkan dingin dari lemari es tersebut. Namun tiba-tiba seorang SPB datang menghampiri mereka. "Dek, jangan main di kulkas ya. Nanti rusak." Ucap SPB tersebut sambil melihat kanan-kiri, takut apabila managernya datang dan menegurnya. "Tapi om... Kita ga punya ase dirumah..." Ucap Luhan dengan tampang memelas, membuat SPB tersebut hampir menitikkan air mata karena kasihan. "Yaudah, de. Tapi jangan lama-lama ya, gaji saya ga cukup buat benerin kulkasnya kalo nanti rusak." Kedua bocah tersebut mengangguk dengan gembira dan melanjutkan kegiatan mereka.

Sementara dirumah mereka.....

"Duh bang cepetan dong mandinya! Sok kegantengan amat sih lo mandi lama-lama! Mau kemana sih emang?!!" Teriak mak Jitao sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi. "Iye, bentaran kek! Emang lu juga mau kemana buru-buru amat pengen mandi!" Teriak bang Kris dari dalam kamar mandi. "Dih si pe'a, gua kan abis nyangkul dibelakang! Lengket nih badan gua! Kalo gua kagak buru-buru mandi ntar gua bisa bau kaya lu!!" Balas mak Jitao. "Iye, iye bentaran lagi nih gua kelar! Nyabar dikit napa, gua kan pengen nongkrong di warung kopi!" Dan setelah itu, keadaan seketika sunyi, lalu suara tawa gugup bang Kris dapat terdengar menggema dari dalam kamar mandi. Lalu dalam sekejab, pintu kamar mandi jatuh menimpa bang Kris yang masih dalam keadaan telanjang bulat. "APE LU BILANG?!! MAU NONGKRONG DIMANE HAAAH?!!! DASAR LU YE LELAKI BUAYE!!! KAGAK ADA NGOJEK-NGOJEK SEMINGGU INI! GUA KURUNG LU DIRUMAH!!!" teriak mak Jitao sambil menggebuki suaminya yang malang tersebut.