#6

Kampung SM Sejahtera

Seperti biasa, pada hari minggu, anak-anak di kampung SM bermain halaman rumah mereka. Luhan, Chumin, Chongin, dan Sehun sedang menunggu tukang susu kedelai dengan sabar dan tabah, hingga bisa dilihat dari wajah mereka yang cemong dan ingus yang menyebar disekitar pipi mereka, sungguh patut dikasihani. "Aduh lama banget nih bang Chungki! Aku aus nih!!!" Teriak Chongin sambil menggaruk-garuk wajahnya yang gatal karena ibunya salah memakaikan bedak yaitu bedak MBK milik kakaknya Baekhyun. "Tapi kan kamu ga boleh minum susu kedele Chongin! Nanti aku aduin tante Dio nih!!!" Teriak Chumin yang entah kenapa mengikuti aksi Chongin menggaruk-garuk wajahnya.

 

"Gorengan! Gorengan!!!" Pada saat anak-anak sedang berdebat dan Chumin hampir nyungsep karena didorong-dorong Sehun, bang Jjong si tukang gorengan lewat dan berhenti didepan mereka. Luhan dan Chumin tanpa ragu-ragu langsung menghampiri tukang gorengan tersebut sambil merogoh kantong mereka. "Eh bang Jjong!! Beli dong bang!!! Aku mau cireng!!" Teriak Luhan dengan senang hati, namun entah mengapa bang Jjong malah merasa kasihan melihatnya dan ingin memberikan cirengnya dengan cuma-cuma. "Nih cirengnya buat Luhan, ubinya buat Chumin. Chongin ama Sehun ga jajan?" Tanya bang Jjong sambil membolak-balikkan bakwan yang baru digorengnya. "Kalo makan gorengan nanti Chongin ama Sehun bisa direbus di air tajin bang Jjong, kasian." Ucap Luhan sambil mengunyah cirengnya dengan usaha dan tenaga sekuat hati karena cirengnya sudah keburu anyep. "Eh, mau beli voucher ga? Masa kalian belom punya hape sih, pasti punya kan? Anak jaman sekarang masa ga punya hape..." Tanya bang Jjong dengan cengiran ala business-man-jalanan-nya. "Aku punya hape! Iya kan Luhan? Bisa bunyi guk-guk-guk lagi!" Teriak Chumin dengan gembira, diikuti dengan anggukan Luhan yang masih juga mengunyah cirengnya dengan sekuat tenaga.

 

 

----

 

"Enak?!! Hah?!!! Enak ga?!!!" Teriak mak Jitao sambil menoyor-noyor kepala bang Kris yang malang. "I-iye... Enak...." Ucap bang Kris sambil menitikkan air mata karena dipaksa mak Jitao makan indomie bikinannya yang dicampur dengan berbagai macam komposisi yang tidak bisa dibayangkan dengan akal sehat. "Ampe lu kesana lagi centil-centilan ama si Chaem, gua campurin ini indomie ama baygon sekalian!!" bang Kris hanya mengangguk sambil menangis karena merasa tersiksa lahir dan batin. Ketika adegan penyiksaan tersebut sedang berlangsung, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu, membuat bang Kris menghela nafas lega.

 

"Eh, bu Dio. Ada apa nih?" Mak Jitao sedikit keheranan melihat bu Dio yang datang denga nafas yang tersengal-sengal. "ADUH! MAK JITAO SI LUHAN DISEREMPET ANGKOT!!!!" Dan seketika ekspresi mak Jitao berubah horor. "DIMANA SI LUHAN?! MANA?!!!" Teriak mak Jitao sambil mengguncang-guncangkan bu Dio yang hampir mati kehabisan nafas dan juga serangan jantung seperti suaminya tercinta. "BANG! BANG KRIS BURU ITU ANAK LO KESEREMPET ANGKOT!!!" Teriak mak Jitao sambil memasuki rumah, membuat bang Kris keselek cabe rawit yang dimasukkan mak Jitao kedalam indomienya.

 

Di puskesmas....

 

"UWEEE...... LUHAN JANGAN MATI!!!" Chumin menangis dengan keras didepan pintu poli kesehatan puskesmas kampung SM sejahtera. Pada saat yang sama, teriakan mak Jitao dapat didengar dari seluruh penjuru puskesmas karena menangis histeris dan tentu saja mengganggu pasien yang lain. Namun tak ada yang berani menegur karena takut dibacok seketika. "CHUMIN ITU KENAPA KAKAKNYA GA DIJAGAIN HAH?!! ADUH ANAK EMAK GA ADA YANG PINTER OTAKNYA GESER SEMUA! MANA SI LUHAN?!!!" teriak mak Jitao sambil menoyori kepala Chumin, membuat anak malang tersebut menangis semakin kencang.

 

"LUHAN!! YAOLOH ANAK EMAK!!!! MAKANYA JANGAN MAIN DITENGAH JALAN EMAK UDAH BILANG ADUH!!!" Mak Jitao yang histeris menghampiri Luhan yang malang dan entah mengapa belepotan sesuatu berwarna hitam di wajahnya dan juga entah mengapa ada bau familiar yang memenuhi ruangan tersebut, lalu menggeplaki anaknya tersebut tanpa ampun. "Euh... UWEEE......." Luhan yang tak berdosa mulai menangis karena takut nyawanya melayang ditangan emaknya tersebut. "Udeh, udeh. Aduh kesian anak bapak, mana yang sakit?" Tanya bang Kris setelah menenangkan mak Jitao dengan mengeluarkan uang seratus ribuan dari kantongnya. Bang Kris yang heran mencari-cari dimana bekas luka atau perban, namun tak kunjung ditemukan di tubuh anaknya tersebut. "Mana lukanya?" tanya bang Kris dengan khawatir yang hanya dibalas dengan tatapan kosong Luhan. "Jidat Luhan sakit... nih, benjol nih!" ucap anak malang tersebut sambil menunjuk sebuah benjolan besar di keningnya. "Udah benjol doang? Ekh, bau apaan nih?!" Bang Kris seketika hampir meloncat ketika menyadari anaknya mengeluarkan suatu bau menyengat dan juga sejak tadi lalat berlalu-lalang dikepalanya.

 

"Tadi tuh aku lagi main sama Chumin di deket got nyari encu buat cupangnya Chongin sama Sehun, eh tau-tau kata Chumin ada angkot! Terus aku loncat deh, eh masuk comberaaann.... HUWEEEEE.....!!!!" Bang Kris lalu meloncat menjauhi anaknya yang terlihat sangat kasihan tersebut. Rambut dan bajunya yang lepek, sesuatu berwarna hitam di wajahnya, dan ingus yang meler karena menangis. Namun tetap saja bang Kris merasa jijik. "Terus siapa yang pertama bilang lu keserempet angkot?!!! Udah gemes nih tangan gua mau gebukin... Hhhh... Bikin panik aja!!!" Dan Chumin tak ditemukan keberadaannya untuk beberapa waktu setelah itu.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Jong_innie #1
Chapter 20: Selesai re-read yang ke 2 kali. Dulu pas gabut nyari2 fanfic comedy terus nemu ini, baru di update sampai chapter berapa gitu, terus aku baca sampai abis sekali duduk. Kangen banget sama cerita ini, ngingetin banget sama ot12 :'). Lucu nya itu dapet, padahal hanya gara2 pak Suho yang seringkali hampir mati (lol) , aku selalu ketawa ngebayangin tingkah warga2 kampung sm. Fanfic ini tuh Old but Gold :D
northerndownpour
#2
Chapter 20: Hujan dan ga bisa kemana-mana, akhirnya browsing ff2 lama dan nemu ff ini. Hahaha~ naikin mood banget. Tadinya cuma mau baca beberapa chapter dulu, eh malah keterusan sampe selesai. << ini malah curhat
Makasih ya, kalian berdua luar biasa~ xD
MumunMuncit #3
Huaaaa^^ Keren Lucu .. Suka Bgt Pdahal Bru Baca Descripsi nya (y)
thereisaplace
#4
Chapter 6: Nyari encu xD baju basah lepek,bau,dengan ingus meler. Njess,Luhan ngenes banget
thereisaplace
#5
Chapter 5: Sukjin jadi kakek-kakek xD ini ngapa bu Dio keknya pasrah bat kalau Suho mati?-_- malah keknya dia berharap Tuhan manggil Suho. Paling ngakak pas dia ngomong "kemarin malah saya kira udah sakaratul maut,tapi masih hidup ternyata" xD
thereisaplace
#6
Chapter 4: Hahahahaha xD ngakak,sumpah ^--^v apalagi pas bagian akhir xD
thereisaplace
#7
Chapter 3: Lebih kasihan sama anggota keluarga Mak Dio :'( setiap hari makan dan minum cuma sama nasi dan air tajin,ga ada lauk dan air bening (bukan 'putih' karna warnanya tidak putih-_-) para emak-emak disini kenapa pada kejam? ._.
thereisaplace
#8
Chapter 2: Disuruh memompa xD
thereisaplace
#9
Chapter 1: Ga bisa bayangin Suho pakai jaket merah dan sarung,apalagi punya penyakit asma akut xD selama ini,si Suho(langkaya) yang setiap saat dinistain pasti menyangkut dengan harta malah terbalik keadaannya 180 derajat. Dan APA?! Air tajin dibawa ke sekolah?._. Njess,keren bat dah ni keluarga.
thereisaplace
#10
Ngeliat deskripsinya aja udah ngakak xD Blank Ji jadi salah satu tokoh @.@ Jongkook jadi tukang potong daging #RLAB cocok ^^