Chapter 9

RAIN
Please Subscribe to read the full chapter

Pagi yang indah. Dua yeoja yang sudah bangun, duduk dengan santai di depan televisi menyaksikan sebuah music video. Keduanya mengikuti irama lagu itu dan menikmatinya.

 

.

“Akhirnya mereka official duo juga”, ucap Sooyoung dan disetujui oleh Sunny.

.

“Hmmm, tapi sepertinya tak semudah yang kita bayangkan Youngi. Mengingat sikap Taeng dan Sica”, Sunny mencoba memutar kembali moment kebersamaannya bersama RAIN.

.

Sooyoung tampak menghela nafasnya namun sedetik kemudian dia terkekeh. “Huft, kuharap Hyuni bisa mengatasi kedua orang itu dengan baik”.

.

“Yeah, i hope so. Lagian Youngi, kenapa kau meminta Hyuni? Bukankah kau memiliki banyak kenalan? Oh god, pasti Hyuni mengalami hari-hari berat menghadapi sikap keras kepala mereka”

.

“Entahlah, aku hanya memiliki feeling kalo Hyuni yang harus kupercayakan”

.

Music video itu sudah selesai diputar. “Unnie~~”, Sunny ber-aegyo.

.

“Wae?”

.

“Bisakah kita sarapan dengan sup ayam jagung dan bulgogi?”

.

“Bulgogi? Kau ingin makan daging sepagi ini?” Sooyoung kaget dengan permintaan Sunny.

.

“hmmm”, gadis itu menganggukkan kepalanya dengan imut.

.

“Kha~~ baiklah. Tapi jangan terlalu banyak, seharusnya kau makan daging bukan untuk sarapan”

.

“Hehehehe, mungkin itu bawaan kiyom” Sunny menunjuk perutnya yang mulai membesar. Mereka memanggil bayi yang belum diketahui jenis kelaminnya itu dengan kiyom.

.

“Oke young lady, tunggu disini dan aku akan menyiapkan sarapan kita”, Sooyoung beranjak dari duduknya dan menuju dapur.

.

“Kau yang terbaik Young” teriak Sunny dengan senang.

.

Sooyoung hanya tersenyum dan menuju ke dapur. “Oh god, my heart”, Sooyoung menggumam pelan sambil memegangi jantungnya yang berdegup kencang. Sedetik kemudian ia tersenyum sendiri lalu bergegas menyiapkan sarapan.

.

.

.

---------------------------

.

Jessica terdiam ketika presdir Han mengumumkan rencananya agar Tiffany tinggal bersama RAIN.

.

“Saya sangat puas dengan debut Taengsic, dan lagi banyak orang yang menyukai konsep MV kalian. Padahal ini baru MV yang pertama dan mereka sudah penasaran dengan lanjutan dari MV ini”, presdir Han tertawa puas dengan kinerja artisnya.

.

“Ah, Tiffany-ssi”, pria paruh baya itu menoleh ke arah Tiffany. “Mulai sekarang kau akan tinggal di dorm RAIN untuk membangun chemistry agar MV selanjutnya menjadi lebih menakjubkan. Park Hyukjae yang memberi usul dan saya menyetujui idenya. Jika kau membutuhkan sesuatu, katakan pada Jessica”

.

“Baik presdir Han, saya akan berusaha semaksimal mungkin”, balas Tiffany dengan perasaan yang tak bisa digambarkan. Antara senang tapi juga sedih karena melihat reaksi Jessica.

.

“Jessica, sebagai leader RAIN kau harus membantu Tiffany. Sekarang dia juga menjadi tanggung jawabmu, sama seperti member yang lain”, ucap presdir Han.

.

Jessica menggangguk. Tidak ada alasan dia menolak dan dia sudah memutuskan untuk mundur dari kursi CEO BCEnt. Sekarang Jessica hanya seorang leader dan salah satu investor untuk RAIN setelah putusnya hubungan Jessica dan Jaejoong.

.

“Sekarang kalian bisa pergi. Berusahalah memberikan yang terbaik”, Tiffany dan Jessica membungkuk sopan sebelum mereka keluar dari ruangan.

.

Kecanggungan terjadi di dalam mobil, mengingat Jessica pagi ini membawa mobil sendiri dan tim Tiffany sibuk memindahkan barang ke dorm RAIN. Alhasil, kini Tiffany pulang bersama Jessica. Biar bagaimanapun, Tiffany sudah jadi bagian dari timnya.

.

Jessica memilih untuk fokus pada jalanan, sedangkan Tiffany memilih untuk memandang keluar jendela. Jantungnya sedari tadi berdegup kencang ditambah aroma tubuh Jessica menyeruak di dalam mobil. Harum tubuh Jessica yang tidak pernah berubah.

.

Karena tidak menyukai suasana ini, Jessica akhirnya menyalakan musik dengan volume sedang. Sayangnya keberuntungan tak memihaknya, gadis itu semakin canggung saat channel-channel radio yang ia putar semua berisi lagu cinta yang manis dan romantis.

.

“Stupid songs”, gumam Jessica dan gadis itu tidak sadar jika Tiffany mendengarnya.

.

Dalam hati, Tiffany tertawa karena ucapan Jessica. Dari dulu Jessica memang tidak menyukai lagu-lagu manis dan romantis. Gadis itu lebih menyukai musik karena ritme dan alunan melodinya.

 .

.

Sesampai di lobby, Jessica dengan kaku mengajak Tiffany turun dan menyerahkan kunci mobil pada vallet parking. Gadis bereyes smile itu hanya bisa mengikuti Jessica disampingnya. Tiba di depan dorm RAIN, muncul manajer Tiffany yang baru saja keluar dari dorm. Pria itu menyapa Jessica lalu berbicara dengan Tiffany.

.

“Semua barangmu sudah dipindahkan. Jadwalmu kosong untuk hari ini, jadi beristirahatlah dan siapkan dirimu untuk jadwal besok. Oppa ada urusan di agency, sampai bertemu besok Fany-ah”

.

“Ne, Oppa. Hati-hati” Tiffany membungkuk pada pria itu.

.

Setelah mengantar manajernya, Tiffany masuk ke dalam dorm. Ini pertama kalinya ia datang kesini, jadi perasaannya masih gugup terlebih harus bertemu dengan member RAIN yang lain. Jessica yang sudah masuk lebih dulu, ternyata menunggunya di ruang tamu.

.

“Kamarmu ada disana Tiffany-ssi”, ucap Jessica sambil menunjuk sebuah pintu yang merupakan kamar Tiffany. “Sekarang semua member ada jadwal individu, jadi aku akan mengenalkanmu pada mereka nanti malam”, lanjutnya lagi.

.

“Ah ne”, setelah berkata seperti itu, Tiffany memilih masuk ke dalam kamar. Sedangkan Jessica ada di ruang tamu dan menyalakan televisi.

.

.

Tiffany POV

.

Entah apa yang terjadi setelah ini. Rasanya sangat sulit berdekatan dengan Jessi. Itu hanya akan membunuhku perlahan-lahan karena detak jantung ini selalu berpacu begitu cepat. Perkataan presdir Park semalam, membuatku tak tidur nyenyak. Aku harus tinggal bersama RAIN hingga masa promosi duo Taengsic berakhir. Itu artinya.....akan sering bertemu dengannya.

.

Aku menyandarkan tubuhku di balik pintu kamar. Otakku masih mengingat jelas harum parfumnya yang tak pernah berubah. Orang lain mungkin mengatakanku gila, tapi aku tidak peduli. Terlalu banyak hal yang sudah kulalui bersamanya dua tahun saat kami bersama. Dan perasaanku masih tetap sama.

.

.

“Jessi~~”

.

“Hmmmmmm”, Jessica mengeram. Ia masih sibuk di bawah sana, tepat diantara kedua paha Tiffany.

.

Belum sempat Tiffany mengatakan apapun, gadis itu berteriak hebat ketika Jessica membantunya mencapai klimaks. Jessica berpindah ke atas dan mengusap peluh yang membasahi wajah kekasihnya.

.

“I love you, Tiffy”, ucapnya disertai senyuman dalam ciuman mereka.

.

Tiffany memandang wajah Jessica dengan intens. Ia menangkupkan kedua tangannya di pipi Jessica. “Can you help me? I need you, Jessi”, Tiffany berucap memohon.

.

Jessica tertawa kecil lalu mencium Tiffany lagi tepat di bibirnya. “Aku tak ingin merusakmu, Tiffy. Aku hanya membantumu untuk menghilangkan frustasi mu tapi tidak dengan bercinta denganmu”, balasnya lembut.

.

Tiffany mendesah. Ia selalu gagal membujuk Jessica untuk bercinta dengannya. Prinsip Jessica terlalu kuat untuk dipatahkan “ after marriage”. Prinsip kuno yang Tiffany benci. Tapi perasaannya mulai melembut kembali ketika Jessica menciumnya lagi dengan lembut.

.

“ itu bukan hanya sekedar pembuktian cinta, Tiffy. Aku ingin melakukannya dengan cara yang tepat, saat kau resmi menjadi milikku. Aku tidak ingin merusakmu hanya karena nafsu semata” Jessica tersenyum lagi dan mengusap pipi Tiffany dengan penuh perasaan.

.

Tiffany yang mendengarnya, justru terisak dan menangis. Jessica berpikir jauh tentang masa depan mereka dan menghargai dirinya. Gadis itu menangis di dalam pelukan Jessica. “Mianhe”, isaknya.

.

Jessica mengecup dahinya dan tersenyum lagi. “its okay. Jangan menangis Tiffy, hmmm”

.

.

.

.

.

“Apa kau masih memikirkan tentang kita?” Aku bertanya pada diriku sendiri. Apa dia masih mengharapkanku dan memikirkan masa depan yang pernah ia inginkan? Sigh. Atau dia benar-benar melupakan semuanya? Menebak hal itu membuatku benar-benar takut, takut jika dia benar-benar tak akan berbalik ke belakang dan melihatku dengan cara yang sama.

.

.

.

.

***

.

“Oppa”, Taeyeon menyapa seorang pria yang sudah menunggunya. Taeyeon dan pria itu berpelukan sesaat dan tersenyum. “Long time no see, Oppa”, orang yang disapa Taeyeon tersenyum.

.

“Kau masih saja sama seperti dulu, tidak tinggi-tinggi”, ejeknya dengan candaan.

.

“YA!!”, Taeyeon berteriak kesal dan orang itu malah semakin tertawa.

.

“Mian cousin” ucapnya. “Bagaimana kabarmu?”

.

“Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja”, Taeyeon menatap lawan bicaranya. Ada kesedihan yang dapat ia lihat dari pria itu. “Aku sudah mendengarnya, maafkan aku Oppa”, sesal Taeyeon.

.

Pria itu mencoba tersenyum. “Its okay, Taeng. Mungkin Jessica bukan untukku. Seharusnya aku sadar dari awal”

.

Taeyeon tidak berkomentar. Keduanya pun lalu duduk di atas kap mobil dan bersulang meminum bir kaleng yang Taeyeon bawa. “Kapan kau kembali ke Seoul, Oppa?”, tanya Taeyeon membuka percakapan lagi.

.

“Tadi pagi dan besok aku harus kembali ke Jepang”, jawab pria bernama Jaejoong itu menatap lurus ke depan ke arah sungai Han.

.

Taeyeon mengangguk dan pandangan memandang arah Jaejoong. “Terima kasih Oppa, dan sekali lagi aku minta maaf. Aku yang memintanya untuk memutuskan hubungan kalian”

.

“Tak ada yang perlu dimaafkan Taeng. Aku cukup terkejut, jika kau mengetahui hubunganku dengan Sica. Selama ini aku dan dia merahasiakan rapat-rapat semuanya bahkan tentang masalah sponsor”

.

Taeyeon menggaruk tengkuknya dan Jaejoong menyipitkan matanya penuh curiga. “Jangan bilang kau menyuruh seseorang mengikuti Jessica, lalu kau mengetahui semua ini?”, tebak Jaejoong dan bamn!! Tebakannya benar.

.

Taeyeon menghela nafasnya. “Aku hanya ingin membalas kebaikannya, Oppa. Selama ini dia banyak berkorban untukku, bahkan dia tetap bersikap baik meskipun aku sering membuatnya kesal dan marah. Dan..........”

.

“Dan perasaan bersalahmu pada Jinwoon belum hilang sampai sekarang. Benar kan?”, Jaejoong memotong ucapan sepupunya itu dan Taeyeon mengangguk.

.

“Khaaa~~”, Jaejoong menengguk minumannya sejenak. “Kau tahu Taeng? Aku pernah menemani Sica mengunjungi makam Jinwoon. Disana tak ada kesedihan yang aku lihat darinya. Satu hal yang aku ingat, dia berkata di depan pusara Jinwoon”

.

“Apa itu Oppa?”, tanyanya penasaran.

.

“Aku tidak membenci siapapun dan menyalahkan siapapun atas kepergianmu, Jinwoon-ah”, Jaejeoong berucap sambil mengingat saat dimana ia mendengar dan menyaksikan Jessica mengatakan hal itu di depan pusara adik kembarnya.

.

Jaejoong menyadari Taeyeon yang terdiam. Ia menepuk punggung Taeyeon dengan pelan. “Aku juga berharap kau berhenti menyalahkan dirimu Taeng, dan mulailah memperbaiki hubunganmu dengan Sica”, saran Jaejoong.

.

“Mungkin aku bisa berhenti menyalahkan diriku, tapi untuk bersahabat dengan Sica rasanya sangat berat”

.

“Kenapa?”

.

Taeyeon mendesah, kali ini mendesah kesal. “Orang yang aku cintai, mencintai Sica. Apa aku harus bersahabat dengan musuhku?”, Tanya Taeyeon balik dan itu malah mengundang tawa dari Jaejoong.

.

“Ah, jadi ada cinta segitiga diantara kalian. Kau mencintai orang itu dan orang itu mencintai Jessica. Wah, sungguh beruntung pria itu”, kekeh Jaejoong.

.

“Maybe”, jawab Taeyeon singkat. Ia tak mau menanggapi ucapan Jaejoong karena yang mereka bicarakan adalah Tiffany Hwang, seorang yeoja, bukan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Baegodyeon #1
Chapter 1: I was so curious but I can’t understand :(
alexacell #2
Chapter 10: Duhh keren banget ceritanya penuh dg teka-teki
Selirjung27 #3
Thor ijin baca ,,,,
MaoMao_96
#4
Chapter 7: JeTi please
rosiesolo
#5
Please makes a English ver of this story terima kasih ^^~!