Hug Me (Tao)
EXO Songfic CollectionHug Me by 10cm
On hard and dizzy days
When I stumble, you promised to give me something
Have you forgotten?
Give me, give me, give it to me now
Give me, give me, just give it to me
“Aku butuh laporannya sekarang, Huang Zi Tao!”
Ia terperanjat tatkala suara gebrakan membahana di penjuru ruangan. Napasnya tercekat di tenggorokan, tak bernyali membalas tatapan geram Tuan Zhao. Tentu bukan salahnya jika kini ia tak mampu memberikan laporan tepat waktu. Pria paruh baya tersebut melemparkan tugas yang cukup banyak kepadanya. Bagaimana mungkin ia sanggup merampungkan itu semua dalam waktu tiga hari? Ini kepalang sinting bagi Zi Tao.
“Berikan laporan itu padaku besok sebelum pukul sembilan.” Ujarnya kemudian dengan intonasi lebih tenang. “Sekarang keluar.”
Selepas membungkukkan tubuh, Zi Tao pun mulai melangkah keluar dengan embusan napas berat. Salah satu rekannya terkikik geli tatkala menangkap wajah kusut lelaki itu. Bukan sebuah rahasia lagi jika Tuan Zhao kerap membentak bawahannya. Namun kenyataan bahwa Zi Tao selalu mendapatkan bentakan setidaknya sekali dalam sepekan, tentu tak terdengar normal. Barangkali pria paruh baya tersebut ingin mencari kesalahan yang mampu dijadikan alasan untuk mendepak lelaki malang itu keluar dari pekerjaannya sekarang.
“Aku tidak tahu apa masalahmu dengan Tuan Zhao, Kawan. Tapi kurasa kau harus berusaha mengambil hatinya.”
Zi Tao mendelik, seakan-akan temannya telah mengucapkan sesuatu yang di luar nalar. “Sudah kulakukan segala cara tapi sama sekali tak berhasil.”
“Well, kalau begitu nikmati penderitaanmu.”
Ia berdecak kesal. Bagaimana mungkin ia dapat menikmati penderitaan? Ucapan macam apa itu?
Selama sisa jam kerja, Zi Tao berusaha menyelesaikan seluruh tugas yang dilimpahkan kepadanya. Setidaknya ia telah merampungkan satu dari dua hal yang patut ia selesaikan hari ini. Laporan keuangan yang diinginkan Tuan Zhao akan ia kerjakan nanti saat tiba d rumah.
“Hei, Zi Tao, aku pulang duluan, ya!” pekik salah seorang kolega, menandakan bahwa kini hanya ia seorang diri yang masih bertahan.
Lelaki itu mengalihkan pandangan dari layar komputer dan tersenyum kecil sembari melambaikan tangan. “Hati-hati di jalan.”
Belum sempat pintu ruangannya terkatup, si rekan kerja kembali melongokkan kepala ke dalam dengan seringaian menggoda. “Zi Tao, kekasihmu datang menjemput.” Ujarnya, tak lupa mengerling ke arah lelaki tersebut.
Sontak tubuhnya menegak. Ia menanti dengan tidak sabar hingga sosok Ming Lian masuk ke ruangan kerjanya. Lima detik kemudian, pandangan mereka bertemu. Gadis itu tengah menenteng tas kerja, mengembangkan senyum lebar yang sanggup menyeka keletihan di wajah Zi Tao.
“Belum selesai?” tany
Comments