Dream 11

DREAM
Please Subscribe to read the full chapter

Tuan Cho menatap sebuah rumah didepannya, sehari sebelumnya ia mendapat kabar keberadaan Kyuhyun dari anak buahnya yang diperintahkan untuk mencari putra bungsunya. Membuatnya segera mengambil penerbangan pertama dari Canada menuju Jepang dan disinilah ia sekarang di depan kediaman keluarga Kim.

Sambil menunggu seseorang membukakan pintu rumah itu, pikirannya berkecamuk. Apa Kyuhyun akan memaafkannya? Mengingat semua perlakuan yang telah dilakukannya, membuatnya cukup khawatir. Memisahkan Kibum dari Kyuhyun dan Jung soo serta eomma mereka, membuat Kibum tidak mengetahui kematian sang eomma. Ia sudah mempersiapkan diri saat Kyuhyun tidak mau bertemu bahkan tidak mengacuhkan dan membencinya.

"Kau?" suara terkejut Nyonya Kim membuyarkan lamunan Tuan Cho. Ia membungkuk kecil pada istri sahabatnya itu.

"A-appa?!" Tuan Cho mengalihkan pandangannya, dilihatnya Heechul dan juga Kyuhyun menatap tak percaya ke arahnya.

Grepp

Tuan Cho sedikit mundur kebelakang saat seseorang, lebih tepatnya anaknya memeluknya secara tiba-tiba. Ia bergeming, lebih kepada terkejut karena semua perkiraannya meleset.

...

"Apa yang terjadi pada tanganmu Kyu?" nada Tuan Cho terdengar khawatir.

"Emmph ini...Gwaenchana, appa tidak perlu khawatir. Aku hanya mengalami cedera, tapi aku sudah menjalani operasi. Sebentar lagi juga akan sembuh," Kyuhyun tertawa kecil, tapi Tuan Cho bisa mendengar ada kegetiran dalam suara putranya.

"Kau tidak pernah pandai berbohong di depan appa, Kyu," Kyuhyun tersenyum kecil, itu memang benar, sang Appa selalu tahu ia sedang berbohong.

"Apa kau masih marah? Sehingga tidak mau mengatakannya pada appa Kyu?" tanya Tuan Cho. Kyuhyun menggeleng cepat. "Tentu saja tidak appa, hanya saja aku..."

"Kau tidak perlu mengatakannya, appa tidak akan memaksamu nak. Setidaknya appa tahu kau memaafkan appamu yang bodoh ini," ucap tuan Cho seraya tersenyum sambil mengelus surai Kyuhyun yang saat ini memandangnya.

"Aku akan mengatakannya padamu appa," putus Kyuhyun kemudian. Ia menghembuskan napas pelan dengan pandangan menerawang. "Mungkin... aku tidak akan bisa lagi bermain biola setelah ini," Kyuhyun tertawa getir. Entah apa yang ditertawakannya.

Tuan Cho sudah akan mengatakan sesuatu tapi diurungkannya saat kalimat Kyuhyun selanjutnya menghentikannya. " Dan bisakah appa tidak memberitahukan keberadaanku pada Kibum? Aku tidak ingin dia tahu," Tuan Cho terkesiap.

"Kenapa Kyu? Bukankah kau merindukannya? Kibum-ie mencarimu."

"Tidak, bukan begitu. Hanya saja aku tidak ingin bertemu dengan keadaanku sekarang,"

"Nak, dia saudaramu. Apa yang salah dengan dia mengetahui keadaanmu, dia pasti akan membantumu melewati semuanya," Kyuhyun menggeleng keras, air mata sudah mengalir di pipinya.

"Tidak appa, tolong jangan paksa aku. Kumohon...Menghadapi diri sendiri saja terasa menyesakkan appa, aku belum siap," Tuan Cho tidak ingin memaksa lagi, terakhir kali ia memaksakan kehendaknya pada putra-putranya segala hal buruk terjadi. Ia juga mengerti Kyuhyun membutuhkan waktu, ia yakin hal ini cukup sulit untuk Kyuhyun.

Tuan Cho memeluk Kyuhyun, mencium pucuk kepalanya dan mengusap punggungnya. Kyuhyun tersenyum senang, sudah sangat lama ia ingin memeluk ayahnya seperti ini. Walaupun selama ini appa Kim juga memberikan kasih sayangnya yang tak kalah besar, tapi bagaimanapun juga Tuan Cho adalah ayah kandungnya.

"Appa, Jung soo hyung..."

"Ssstt, appa sudah tahu. Kau tenang saja, hyungmu baik-baik saja. Appa akan berusaha menemukan hyungmu," Tuan Cho mengusap surai putranya itu.

...

1 bulan kemudian

Kyuhyun mengedarkan pandangan keseluruh penjuru gedung pertunjukan. Ia menghela napas kecil. Jika saja ia tak mengalami cedera, saat ini pasti ia sedang bersiap-siap dibelakang panggung bersama yang lain.

Mereka saat ini berada di gedung pertunjukan tempat International Concert berlangsung, walaupun ia tidak ikut tampil tapi Kyuhyun ingin menyaksikan penampilan Kibum dan Donghae. Tangannya memegang erat buku partitur bersampul biru pemberian Jung soo, membuka beberapa halaman dan berhenti pada salah satu halaman. Dipandanginnya sejenak deretan not-not balok disana, jika saja ia masih mengikuti konser ini ia ingin menampilkan salah satu partitur yang ada disana.

"Kau benar-benar tidak mau ke belakang panggung?" tanya Heechul yang duduk disebelahnya.

"Mereka pasti sibuk bersiap-siap hyung. Sebaiknya nanti saja."

"Terserah kau saja."

Kyuhyun tak pernah melepaskan senyuman diwajahnya, setelah berpikir selama sebulan penuh dan beberapa kali diberi wejangan oleh Heechul akhirnya ia memutuskan mau bertemu Kibum. Ia sebenarnya juga sudah sangat merindukan saudara kembarnya itu dan juga Donghae. Tapi Kyuhyun tidak ingin Tuan Cho memberi tahu Kibum, ia ingin memberi kejutan.

Dipandangnya tangan kirinya yang masih dibebat walaupun ia sudah tidak menggunakan arm sling. Sesaat ia tersenyum getir mengetahui kenyataan ia tak bisa menggerakkan jarinya selues sebelumnya. Jari-jarinya terasa sangat kaku. Mungkin beberapa bulan lagi dia akan bisa menggunakan jari-jarinya itu. Lagipula dokter bilang jika operasinya berhasil, kemungkinan dia bisa bermain biola lagi itu masih sangat mungkin. Walaupun kehilangan indera peraba pada tangannya itu juga kemungkinan lain yang bisa saja terjadi. Tapi Kyuhyun tidak ingin memikirkan hal itu, dia yakin bisa sembuh.

"Tuan Cho akan datang bukan?" tanya Heechul setelah beberapa saat terdiam. Kyuhyun mengangguk.

"Appa dalam perjalanan," beberapa saat kemudian Tuan Cho datang tepat sebelum pertunjukan dimulai.

Pandangan Kyuhyun tak pernah lepas dari Kibum. Ia tahu Kibum tidak terbiasa berada di panggung besar, Kyuhyun masih ingat saudara kembarnya itu selalu demam panggung. Bahkan Kibum pernah menangis karena terlalu takut, tentu saja itu saat mereka masih anak-anak.

"Kau bisa melakukannya Bum hyung, karena aku selalu bersamamu," ucap Kyuhyun lirih. Kata-kata yang selalu diucapkannya setiap kali mereka akan tampil pada pertunjukan. Entah bagaimana, tapi itu bagaikan mantra yang membuat Kibum melupakan kegugupannya. Kyuhyun tersenyum senang saat melihat Kibum yang tampak lebih tenang dari sebelumnya setelah ia mengatakan kata-kata itu.

Tepukan riuh penonton menandai berakhirnya pertunjukkan malam itu. Kibum, Donghae dan yang lain saling menautkan tangan dan membungkuk ke arah penonton yang hadir. Mereka semua berdiri sambil bertepuk tangan.

"Aku tahu kau bisa melakukannya," ucap Kyuhyun lirih.

"Hyung...Appa... aku tidak ingin bertemu Kibum sekarang," ucap Kyuhyun pada dua orang disampingnya. Ia menolehkan kepalanya bergantian ke arah keduanya yang tampak terkejut dengan keputusannya. Diambilnya buku birunya dan tersenyum sejenak

"Yak evil! Kepalamu terbentur?" tanya Heechul kesal. Bahkan ia tak peduli disana ada Tuan Cho.

"Hyung...appa... aku tidak ingin kalah dari Bumbum, Dia bisa mengatasi demam panggungnya itu. Aku kan juga ingin seperti dia, mana mau aku kalah diri dia,"

"Sejak kapan kau demam panggung?"

"Aish bukan seperti itu hyung, sudahlah. Yang penting, aku tidak mau bertemu Kibum sekarang. Oke? Ayolah... Kumohon, aku akan menjelaskannya nanti. Baiklah, tunggu disini aku akan segera kembali." Kyuhyun berlari cepat meninggalkan Heechul dan Tuan Cho yang kebingungan dengan tingkah anak itu.

...

Kyuhyun menghela napas untuk kesekian kalinya, ditangannya terdapat sebuah bungkusan berisi bukunya. Dia ingin memberikannya pada Kibum, tapi bagaimana caranya? Dia kan tidak mau bertemu saudara kembarnya itu.

"Emmph... Maaf bisakah aku meminta bantuanmu tuan?" tanyanya pada salah seorang staff yang lewat didepannya.

"Tentu saja, apa yang bisa kubantu?"

"Tolong berikan ini pada salah satu peserta bernama Kim Kibum, emph... Bryan Trevor," pria itu memandang bungkusan ditangannya.

"Bagaimana kalau kau memberikannya sendiri? Aku bisa mengantarmu," tawarnya.

"Aku ingin sekali, tapi aku tidak bisa," akhirnya pria itu mengiyakan permintaan Kyuhyun. Setelah berterima kasih dia beranjak dari sana. Langkahnya terhenti saat samar dia mendengar suara Kibum memanggil namanya, Kyuhyun segera berbalik dan menyembunyikan tubuhnya.

Kyuhyun memilih bersembunyi dibalik dinding tak jauh dari tempat Kibum berteriak mencarinya.

"Kyu? Aku tahu kau ada disini Kyu?"

"Kyuhyun-ie!"

"Kyuhyun-ie~ keluarlah! Ayolah Kyu, aku tahu kau sangat menyukai petak umpet. Tapi aku sedang tidak ingin bermain Kyu!"

Suara Kibum yang meneriakkan namanya, membuat Kyuhyun gusar. Ia ingin bertemu dengan Kibum dan melihat Kibum seperti itu tentu saja membuatnya tidak tenang. Tapi ia berusaha menahan diri untuk tidak langsung keluar dari tempat persembunyiannya. Ia melihat Donghae yang mengejar Kibum.

"Kibum, dengankan aku! Kyuhyun tidak ada disini!"

"Hyung! Kyuhyun ada disini! Lihat ini. Buku ini miliknya hyung, namanya tertera disini, aku yakin dia ada disini hyung,"

Kibum terus mencarinya dan meneriakkan namanya, mengundang rasa ingin tahu orang-orang yang disana.

"Aduch Bumbum, jangan seperti ini kumohon," lirihnya. Tanpa sadar dia menggigit bibir bawahnya.

Kyuhyun memandang tangan kirinya, apa keputusan yang dibuatnya tiba-tiba ini benar? Ia bukan tanpa alasan membatalkan untuk bertemu Kibum, tapi ia hanya ingin menundanya. Tapi melihat Kibum yang begitu kalut, menggoyahkan keputusannya. Ia sudah akan keluar dari tempatnya bersembunyi saat ia melihat seseorang memeluk Kibum.

'Leeteuk hyung!"

...

Kyuhyun tersenyum melihat kedua saudaranya bertemu, air matanya sudah mengalir. Mengetahui Jung soo hyungnya masih hidup dan baik-baik saja, itu membuatnya senang dan lega.

"Aku tahu kau pasti baik-baik saja hyung," ucapnya lirih.

Seseorang menepuk pundaknya, saat Kyuhyun menoleh ternyata appa dan Heechul berdiri disampingnya dan ikut menyaksikan kedua saudara itu bertemu.

"Kau sungguh tidak ingin bergabung dengan mereka Kyu?" tanya Heechul.

"Aniyo hyung, tidak saat ini," ucap Kyuhyun.

"Aishh dasar kepala," Kyuhyun tersenyum kecil mendengar gerutuan itu. Kyuhyun menolehkan kepalanya ke arah Tuan Cho yang berdiri disamping kirinya.

"Appa, maafkan aku," Tuan Cho tersenyum dan mengangguk. Ia berusaha memahami keinginan Kyuhyun, walaupun sebenarnya ia sangat ingin ketiga putranya berkumpul saat ini.

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini nak?" tanya Tuan Cho.

"Menyatukan impian kami menjadi satu appa," ucapnya yakin. "Tapi sebelum itu aku harus bisa bermain biola sekali lagi."

Tuan Cho melihat kesungguhan di mata anaknya, entah apa yang direncanakan Kyuhyun, tapi ia mempercayai putra bungsunya itu.

...

Seoul, Korea Selatan

Kibum melemparkan pensil dan partiturnya begitu saja di kasurnya. Sudah satu jam ia berkutat dengan partitur-partitur itu tapi otaknya terasa buntu. Kibum menghela napas pelan melihat pemandangan di depan kamarnya. Musim gugur ke tiga sejak International Concert tiga tahun lalu. Saat ini dia bersama Jung soo dan Donghae tinggal di kediaman keluarga Cho yang dulu ditinggalinya bersama sang eomma. Mereka memutuskan kembali ke Korea untuk mencari Kyuhyun, tapi sampai sekarang belum juga membuahkan hasil.

Sedang Tuan Cho sudah bersikap jauh lebih baik sekarang. Memperhatikan anak-anaknya dan juga Donghae yang sudah dianggapnya seperti anaknya sendiri dengan sangat baik. Tuan Cho juga kembali tinggal di rumah itu. Kibum sudah meminta Tuan Cho untuk mencari Kyuhyun, tapi appa-nya bilang belum menemukan petunjuk. Sebenarnya Kibum sedikit sangsi akan hal itu, tidak mungkin sang appa belum menemukan petunjuk apapun. Tapi Tuan Cho selalu meyakinkan mereka, Kyuhyun akan segera kembali. Hatinya mengatakan Tuan Cho tahu keberadaan adiknya, tapi dia menyembunyikannya. Entah apa alasannya. Dia pernah memaksa ayahnya mengatakannya, tapi tetap saja dia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

"Aishh..." Ia mengacak rambutnya kesal.

"Ada apa Kibum-ie?" Jung soo yang tidak sengaja lewat didepan kamar Kibum yang terbuka menatap khawatir ke adiknya itu. Kibum menggelengkan kepalanya pelan.

"Gwaenchana hyung," tentu saja Jung soo tak mempercayai jawaban itu sepenuhnya.

"Memikirkan Kyuhyun-ie?" Kibum terdiam dan Jung soo tersenyum kecil, tampaknya tebakannya benar.

"Kau tenang saja. Kyuhyun baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir," ujarnya seraya tersenyum dan duduk di depan Kibum ditepi ranjang.

"Eoh?" Jung soo tersenyum kecil melihat ekspresi Kibum. "Bagaimana hyung tahu?"

"Semuanya tercetak jelas diwajahmu, Bum-ie," kepala Kibum memalingkan wajahnya karena merasa malu.

Aishh, sejak kapan aku mudah sekali tertebak? Batinnya.

"Ini gara-gara kau, tidak menyangka akan sejelas itu," Jung soo terkekeh mendengar gerutuan lirih itu.

"Hei, hyung juga merindukannya. Tapi hyung yakin dia baik-baik saja bersama Heechul. Hyung sedang berusaha mencari tahu keberadaan mereka dan saat kita mendapatkan petunjuk, kita bisa bertemu Kyuhyun-ie," Kibum tersenyum dan mengangguk. Tangan Jung soo menepuk punggung tangan Kibum yang ada di pangkuannya.

"Bagaimana dengan lagu yang akan kau ajukan untuk pertunjukkan musim gugur dua bulan lagi? Apa kau sudah mempersiapkannya?"

"Ya, tapi ternyata tidak semudah yang kubayangkan hyung,"

"Hyung yakin kau bisa," Kibum mengangguk. Jung soo beranjak setelah sebelumnya mengacak rambut Kibum pelan.

Kibum membaringkan tubuhnya dan menatap ke langit-langit kamar yang entah kenapa tampak menarik. Bayangan wajah Kyuhyun kecil muncul didepan matanya.

"Saat aku menemukannmu nanti, akan kau pukul kau, Hyun. 5 tahun kita tidak bertemu, dan kau menambahinya lagi dengan seenaknya memberikan bukumu padaku tanpa pesan apapun. Bahkan sekarang sudah 8 tahun kita terpisah Kyu. Kau dimana eoh?" monolognya.

...

"Bumbum, lihat ini" Kyuhyun kecil berlari dan menghampiri Kibum yang ada di ruang tengah sambil membawa sebuah kertas yang diyakininya sebagai sebuah partitur.

"Apa itu?" tanya Kibum heran.

"Ini untuk nanti kita mainkan bertiga di atas panggung ne, kita bertiga di atas panggung yang sama memamainkannya. Otte? Keren kan?" Kibum mengangguk.

"Coba mainkan dengan biolamu, ayo!"

"Tapi aku masih mengerjakan tugas, Kyu. Nanti saja!" Kyuhyun menggembungkan pipinya.

"Sebentar saja, mainkan Bum-ie~" Kyuhyun menusukkan jari telunjuknya berulang kali ke lengan Kibum. Adiknya tidak berhenti sampai ia menuruti keinginannya. Ia akhirnya mengalah

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cezablenk77 #1
Chapter 12: Sweet end... suka banget thor
tarysa #2
wah pernah baca ini di FFn deng
iloveonlykyu
#3
Chapter 12: all your stories are awesome! I am only using translator to read yet, they are really sweet, warm, touching and beautiful indeed :) Thankyu very much for sharing them ^__^
cezablenk77 #4
Chapter 11: kpan mereka bertemu Authornim?
cezablenk77 #5
Chapter 10: Authornim... Lama sekali update.nya....:'(
Tapi tidak mngecewakan... Lanjutannya ditunggu ya!!?
loveiswonkyu #6
Chapter 10: Authornim Fighting! Lanjutannyaaaaa juseyoooo
dewileitte123 #7
Chapter 10: ditunggu lanjutannya ya thor dan jangan lama2.. .
ladyelf #8
Chapter 10: penasaran banget.....
jangan lama" updatenya hehe...
fighting..
HyoraKim91 #9
Chapter 10: Kesabaranku berbuah maniiis..
Akhirnya dilanjut jga...
Owh...mereka ada di kota yg sama kah? Yya! Makin ga sbar nunggu mereka bersatu lgi..
Next ditunggu...
Fighting!