Dream 10

DREAM
Please Subscribe to read the full chapter

“Kemana anak itu?” Jung soo mengedarkan pandangannya ke arah pintu keluar gedung tempat para peserta berlatih untuk babak seleksi selanjutnya, dia menunggu Donghae yang meminta dirinya untuk menjemput. Tapi justru anak itu tak kunjung terlihat. Padahal banyak peserta lain telah berada disekitar tempat itu menunggu jemputan mereka ataupun mengobrol dengan peserta yang lain.

“Ya! Kyuhyun-ah! Kau tega sekali padaku,” seruan itu membuah Jung soo menolehkan kepalanya ke asal suara. Terlihat dua orang anak yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya saat ini. Salah satu dari mereka membawa tas biola, yang diyakininya sebagai salah satu peserta.

Jung soo tersenyum melihat percekcokan kecil mereka, entah mengapa hatinya diliputi kerinduan akan sesuatu saat melihat dua anak itu. Merasa diperhatikan, Kyuhyun menolehkan kepalanya, menyebabkan pandangan mereka bertemu.

Deg

Jung soo segera mengalihkan pandangannya. Hatinya bergumuruh, saat tatapan mata itu masih terasa menghujamnya. Walaupun sebenarnya Kyuhyun tidak akan menyadari pandangannya karena ia mengenakan kaca mata hitam dan juga topi.

“Hyung! Apa sudah lama menungguku?” Jung soo terkejut mendapati Donghae tiba-tiba saja sudah berada disampingnya.

“Ouchh... Kenapa hyung memukulku?” Donghae mempoutkan bibirnya lucu.

“Kau mengagetkanku, Hae,”Jung soo menggelengkan kepalanya mendapati adiknya tersenyum lebar seperti itu. “Apa sudah selesai Hae?” Donghae mengangguk senang. Dia mengedarkan pandangannya dan mendapati Kyuhyun bersama dengan Changmin.

“Kyuhyun-ah!” serunya. “Sampai jumpa, aku pulang lebih dulu ne,” anak yang diperhatikan Jung soo tadi melambaikan tangannya pada Donghae. Sekali lagi tatapan mata itu menghujam Jung soo yang tidak mengerti akan apa sebenarnya yang dirasakannya terhadap sosok anak yang menatapnya itu.

“Leeteuk Hyung!” Jung soo menolehkan kepalanya, Donghae tampak memandang cemas ke arahnya.

“Ada apa hemmp?”

“Kau melamun sejak tadi, aku sudah memanggilmu berulang kali,” Jung soo tersenyum melihat Donghae yang menggembungkan pipinya.

“Mianhe, Hae,”

“Aishhh... Hentikan hyung, jangan menarik pipiku,” Jung soo mengucak gemas rambut adik childish-nya itu. Membuatnya kembali mengingat kebiasaan Kyuhyun yang merajuk padanya atau pada Kibum. Haahh... Dia menjadi sangat merindukan kedua adik kembarnya itu. Membuatnya merasa sesak karena tidak bisa menjaga mereka tetap bersama.

“Hyung! Jangan melamun lagi. Apa yang hyung pikirkan? Hyung bisa bercerita padaku,” Jung soo kembali mengucak rambut Donghae. “Pasti tentang Kyuhyunie bukan?” lanjutnya. Jung soo tersenyum kecil membuat Donghae berdecak melihatnya. 

“Bukan hanya Kyuhyun-ie tapi juga adikku yang lain, Kibum,”

“Eoh? Kau memiliki adik lagi? Dua adik? Berarti kalau hyung memiliki dua adik, aku juga memiliki dua adik. Huwaah senangnya~ pasti menyenangkan jika bertemu nanti~”

“Tentu saja, apalagi mereka kembar.”

“Aigooo... mereka kembar? Apa mereka memiliki wajah yang sama? Aigoo...Bagaimana caraku membedakan mereka kalau mereka saat mereka berdua berjajar? Pasti sangat sulit membedakannya,” Jung soo hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat bagaimana antusiasnnya Donghae terhadap kedua adiknya.

“Mereka tidak identik, jadi kau tidak perlu khawatir tidak bisa membedakan mereka,” Donghae menghela napas lega mendengarnya tapi dia tak juga berhenti berceloteh tentang bagaimana jika ia bertemu mereka.

“Hae? Kau mau mendengarkanku menceritakan tentang mereka tidak?”

“Hehehehe... tentu saja hyung. Mianhe,” ucap Donghae salah tingkah. Ia menarik napas panjang untuk bersiap mendengarkan cerita Jung soo tentang adik-adiknya. Jung soo juga menceritakan bagaimana dia mengalami kecelakaan itu.

“Bagaimana bisa hyung meninggalkan Kyuhyun-ie serta tidak mengenalinya saat menjemputmu saat itu,” pandangannya tampak menerawang, helaan napasnya terdengar berat. Membuat Donghae yang sejak tadi memperhatikannya merasa sedih.

“Jangan katakan itu, lagi pula bukan keinginanmu kecelakaan itu terjadi yang menyebabkanmu terpisah dari Kyuhyun-ie.” 

“Jika saja aku tahu dia adalah dongsaeng-mu, aku akan mempertemukanmu dengannya sejak pertama kali bertemu. Tenang saja hyung, kita pasti akan menemukannya,” Jung soo tersenyum dan melingkarkan tangannya disekiling pundaknya seraya mengusapnya. Ia beruntung bertemu dengan Donghae dan pamannya. Merawatnya serta menganggapnya sebagai keluarga.

Jung soo kembali mengingat saat pertemuannya secara tak sengaja saat itu. Dia mengingat kembali pandangan lekat dari mata adiknya. Seandainya saja saat itu ingatannya telah kembali, mungkin dia telah bersama dengan adiknya itu.

Apa yang dipikirkan Kyuhyun saat itu. Dia meninggalkannya sendirian saat adiknya tidak memiliki satu orangpun disisinya. Disaat setelah saudara kembarnya dan sang ayah meninggalkan mereka, sang ibu yang meninggalkan mereka selamanya, dan kemudian ia yang meninggalkannya sendirian. Waktu yang bahkan kurang dari satu tahun dengan berbagai perpisahan yang harus dilaluinya. Membayangkannya saat ini sangat menyesakkan.

Apakah adiknya menangis karena ia tak kunjung pulang? Bagaimana adiknya menjalani semuanya saat itu? Tapi melihat adiknya baik-baik saja membuatnya sedikit lega. Adiknya tumbuh dengan baik.   

‘Kyuhyunie~ Maafkan hyung~’

Saat ini mereka berada di dalam bis yang akan membawa merereka ke rumah keluarga Jung soo. Mereka akan mencari keberadaan Kyuhyun, sebab dua hari yang lalu saat kompetisi final berlangsung, Jung soo dan Donghae tak menemukan Kyuhyun dimanapun, bahkan tak ada ada yang tahu kemana perginya anak itu. Pihak penyelenggara pun tak tahu menahu akan hal itu, mereka juga kebingungan saat itu tidak mendapati salah satu kontestan berada di tempat.

Mereka berdua berencana untuk mencari alamat Kyuhyun sebagai salah satu peserta kepada pihak panitia penyelenggara. Tapi itu bukanlah hal yang mudah, mengingat mereka menjaga kerahasian data pribadi para peserta. Sehingga mereka diminta untuk menemui pimpinan acara terlebih dulu untuk mendapat izin, sayangnya mereka belum bisa menemuinya sampai beberapa hari kedepan karena beliau sedang berada di luar negeri. Mereka sudah mencoba membujuk panitia yang bertugas untuk bisa memberikan izin mengetahui data Kyuhyun, namun belum berhasil. Sehingga sekarang mereka berusaha mencari cara lain untuk bisa mendapatkan petunjuk keberadaan Kyuhyun.

 “Teuki hyung~” Panggilan itu membuyarkan lamunan Jung soo. “Kajja, kita sudah sampai,” Jung soo mengangguk dan segera turun bersama Donghae disampingnya.

...

Canada

Puk

Tepukan di bahunya membuatnya mengangkat kepalanya dari buku bacaan yang sedari tadi dibacanya. Namun sedetik kemudian dia kembali menekuri bukunya, membuat seseorang yang tidak dihiraukannya berdecak.

“Aishh... Anak ini benar-benar.” Choi Siwon, namja yang tidak diacuhkan seorang Cho Kibum hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap temannya itu.

“Ada apa hyung?” tanya Kibum sambil melirik sekilas ke arah temannya itu yang sedang duduk di depannya. Siwon yang hanya terpaut 2 tahun dengan Kibum hanya menyodorkan sebuah kaleng minuman ke arah Kibum.

“Ada apa ini? Kenapa hyung memberiku ini?” Siwon tersenyum senang karena akhirnya bocah dingin ini teralihkan dari buku bacaannya.

“Hadiahmu!” jawaban singkat itu membuat alis Kibum terangkat.

“Hadiah? Dalam rangka apa?” tanyanya heran.

“Itu untuk keberhasilanmu dalam kompetisi musik tempo hari,”

“Ck, kau tidak datang dan sekarang hyung hanya memberiku sekaleng jus,”  walaupun begitu Kibum membuka kaleng itu dan memimum isinya.“Gomawo, hyung” Siwon tersenyum lebar.

“Tenang saja, aku akan mentraktirmu nanti untuk merayakannya, Bryan,” Siwon kembali menepuk pundak anak itu sekilas dan berlalu pergi. Kibum menyanderkan tubuhnya dan melihat pemandangan taman dibelakang sekolahnya yang sudah tidak terlalu ramai.

“Kyuhyun-ie~ aku harap bisa bertemu denganmu saat itu,” gumamnya pelan. Tangannya terangkat menyentuh dadanya untuk merasakan detakan jantungnya sendiri disana. Entah kenapa dia merasa—

—khawatir.

...

 “Rumah hyung masih jauh tidak?”

“Tidak, rumah hyung ada di depan sana. Ayo...” Jung soo sekarang berjalan terlebih dahulu sedangkan Donghae berjalan di sampingnya. Tak lama mereka berhenti disebuah gerbang sebuah rumah yang tak lain adalah rumah keluarga Cho. Jung soo memegang pagar rumahnya, matanya menatap rindu ke arah rumahnya itu.

“Kenapa tidak masuk hyung?” Dong hae mengernyitkan dahinya karena hyung-nya itu hanya berdiri diam. Jung soo hanya menggeleng. Donghae menaikkan alisnya heran, dia ikut memperhatikan rumah itu. Jung soo beranjak dari sana menambah kebingungan Donghae. Tak ingin banyak bertanya, dia  mengedikkan bahu dan mengikuti saja.

Saat sampai di depan sebuah rumah yang bersebrangan dengan rumah keluarga Cho, Jung soo menekan bel yang ada disana. Tak lama keluar seseorang yang dikenalnya. Jung soo tersenyum saat melihat seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Song Ahjumma yang menatapnya bingung.

“Anyeong Song ahjumma...” Jung soo membungkukkan badan dan diikuti Dong hae dibelakangnya. Wanita itu membuka pintu gerbangnya dan memandang lekat ke arah Jung soo, dia terlihat sedang berpikir keras. Saat mulai mengingatnya, matanya membulat menyadari siapa yang ada dihadapannya saat ini.

“Jung soo-ah! Benarkah ini kau nak?” nada terkejut terdengar jelas dari suranya. Jung soo tersenyum lebar dan mengangguk.

“Ne ahjumma, ini Jung soo.”

...

Kyuhyun duduk bersandar dikepala ranjang yang sejak dua hari lalu ditempatinya. Tak ada ekspresi di wajah anak itu. Tangan kirinya kini dibebat setelah ia menjalani operasi sehari sebelumnya akibat kerusakan pada pergelangan tangan yang dialaminya. Dia mengingat dengan jelas penjelasan yang Heechul katakan padanya setelah dia memaksa hyung-nya itu untuk menceritakan tentang keadaan tangannnya.  

 “Kau mengalami kerusakan pada pergelangan tanganmu akibat benturan keras. Menyebabkan terjadi kerusakan pada saraf median yang ada dibawah ligamen. Aishh...aku tidak sebegitu mengerti. Tapi uisa mengatakan kau harus menjalani operasi, Kyu,” suara Heechul terdengar tercekat saat mengatakannya. Kyuhyun yang mendengar hal itu saat itu hanya bisa menghela napas lelah, dia sudah menduga hal ini sebelumnya. Tapi ia tidak menyangka akan seburuk ini.

“Apa setelah itu aku bisa sembuh hyung? Aku bisa bermain biola lagi kan?” suaranya terdengar bergetar.

“Tentu saja kau bisa sembuh,” sergah Heechul cepat. “Kau akan bisa bermain biola lagi, bagaimanapun caranya kau akan bisa memainkannya lagi,” entah Heechul berusaha meyakinkan siapa disini. Kyuhyun atau dirinya sendiri. Karena sesungguhnya dia juga merasa takut. Tidak pernah dibayangkan sebelumnya, seseorang yang sudah dianggapnya adik akan menghadapi hal ini.

Kyuhyun menghembuskan napas panjang berusaha menghalau perasaan sesak yang memenuhi dadanya saat ini. Membuatnya seakan sangat sulit memasok oksigen ke dalam paru-parunya. Ia ingin menyangkal apa yang terjadi padanya saat ini, berharap bahwa ini semua adalah mimpi. Tapi kenyataan itu menghantamnya dengan keras, membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Dia kembali mengingat saat keluarganya segera membawanya ke rumah sakit saat melihatnya kesakitan saat itu. Pihak penyelenggara kompetisi berulang kali menghubungi orang tuanya, tapi dia meminta mereka merahasiakan keadaannya. Walaupun ia yakin saat ini mereka sudah tahu keadaannya saat ini.

Heechul berulang kali meyakinkannya dia akan sembuh, tapi ada sesuatu yang membuatnya tidak yakin akan hal itu, ia merasa ada yang disembunyikan Heechul dan kedua orang tuanya. Dan hal itu benar adanya, dan ia mendapat jawaban atas apa yang disembunyikan Heechul saat dia bertanya langsung ke dokter yang menanganinya. Bahwa kemungkinan ia akan kehilangan indera peraba pada tangan kirinya.

Mengingat itu semua membuat dadanya semakin sesak. Membuat pandangan matanya perlahan mengabur. Ia segera menghapus air matanya yang menetes saat pintu ruang rawatnya terbuka. Heechul berjalan mendekat dengan membawa bungkusan berisi makanan yang baru dibelinya.

“Kenapa lama sekali sich, hyung?” gerutu anak itu. Mulutnya mencebik dengan pipi yang menggembung. Tak ada lagi raut wajah sedih yang beberapa saat lalu bertengger di wajah itu. Heechul mendengus melihat ekspresi merajuk yang selalu ditunjukkannya.

“Kau tampak menyebalkan pura-pura ceria seperti itu,” ucapnya sarkastik sambil mendudukkan tubuhnya disamping ranjang. Kyuhyun hanya mengedikkan bahu menanggapi ucapan Heechul.

“Hyung sok tahu,”

“Apa kau bilang bocah?”

“Ouch! Kenapa hyung memukulku~ Aishh, aku kan sedang sakit,” Kyuhyun mengusap kepalanya yang mendapat jintakan sayang dari Heechul.

“Yang sakit itu tanganmu, bukan kepalamu, Kyu,” Kyuhyun menggurutu panjang pendek mendengarnya. Dibalikkan tubuhnya memunggungi Heechul.  

“Hyung, mereka sudah tahu pengunduran diriku bukan?”

“Hemph, aku bersama appa dan eomma sudah mengatakannya pada mereka,” jawaban itu sudah dapat diduganya namun tak urung tetap membuatnya terkejut. Heechul bergeming melihat reaksi yang ditunjukkan Kyuhyun.

“Apa hyung mengetahui keadaanku yang sesungguhnya?”

Terdengar helaan napas panjang sebelum Heechul menjawab. “Sangat sulit meyakinkan mereka untuk menerima pengunduran dirimu karena kau sebagai peserta terbaik mereka. Dibutuhkan alasan kuat kenapa kau tiba-tiba mengundurkan diri. Aku terpaksa mengatakan yang sebenarnya,” Heechul menghembuskan napas kasar. “Aku sudah meminta mereka untuk merahasiakannya jika ada yang bertanya, kau tidak perlu khawatirkan masalah itu,”

“Tak apa hyung, terima kasih.” Kyuhyun tersenyum tulus pada Heechul yang sudah banyak membantunya. Heechul mengucak surai anak itu pelan dan membawa anak itu ke dalam pelukannya.

“Aku tahu ini tidak mudah untukmu Kyu. Kau tahu, kita bisa saja ke Canada untuk mencari Kibum jika kau mau, aku yakin appa dan eomma akan mengizinkan,” Kyuhyun melepaskan pelukannya dan menggeleng pelan.

“Tidak hyung, bagaimana dengan sekolahmu eoh? Tapi...bisakah kita mempercepat kepindahan kita hyung?”

“Aku akan membicarakannya pada appa dan eomma,” Heechul mengucak surai anak itu pelan. “Istirahatlah Kyu, tiang listrik akan datang nanti,” Kyuhyun hanya terkekeh pelan mendengarnya.        

...

Jung soo dan Donghae saling berpandangan saat mendengar cerita Song ahjumma saat beberapa saat lalu bertemu dengan Kibum dan Kyuhyun.

“Kibum ada di Canada, dia sudah mengetahui perihal apa yang terjadi padamu dan Kyuhyun-ie. Juga apa yang terjadi pada eomma kalian. Beberapa saat setelahnya Kyuhyun datang. Ahjumma tidak berbicara banyak dengannya, dia langsung pergi saat aku memberitahunya Kibum baru saja pergi. Dia belum pernah kembali lagi setelah itu,” raut sedih itu nampak jelas di wajah Song ahjumma.

“Jung soo, ahjumaa minta maaf karena tidak bisa membantu banyak menemukan adikmu,” Song ahjumma tampak sangat menyesal.

“Tidak apa ahjumma, ini bukan salahmu,” Jung soo tersenyum menenangkan. Donghae disampingnya meremas tangan Jung soo berusaha untuk menenangkannya. Ia tahu hyung-nya pasti sedikit banyak merasa kecewa karena tidak mendapatkan petunjuk keberadaan Kyuhyun.

“Tapi...” suara Song ahjumma itu membuat Jung soo mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk.  

“Kibum pernah mengatakan dia berada di Canada, Jung soo. Appa kalian membawa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cezablenk77 #1
Chapter 12: Sweet end... suka banget thor
tarysa #2
wah pernah baca ini di FFn deng
iloveonlykyu
#3
Chapter 12: all your stories are awesome! I am only using translator to read yet, they are really sweet, warm, touching and beautiful indeed :) Thankyu very much for sharing them ^__^
cezablenk77 #4
Chapter 11: kpan mereka bertemu Authornim?
cezablenk77 #5
Chapter 10: Authornim... Lama sekali update.nya....:'(
Tapi tidak mngecewakan... Lanjutannya ditunggu ya!!?
loveiswonkyu #6
Chapter 10: Authornim Fighting! Lanjutannyaaaaa juseyoooo
dewileitte123 #7
Chapter 10: ditunggu lanjutannya ya thor dan jangan lama2.. .
ladyelf #8
Chapter 10: penasaran banget.....
jangan lama" updatenya hehe...
fighting..
HyoraKim91 #9
Chapter 10: Kesabaranku berbuah maniiis..
Akhirnya dilanjut jga...
Owh...mereka ada di kota yg sama kah? Yya! Makin ga sbar nunggu mereka bersatu lgi..
Next ditunggu...
Fighting!