Chapter 9 - Truth

DAFFODIL
Please Subscribe to read the full chapter

28 Juli 2013

Malam kematian Inoue Mao

-

Chan Yeol menatap pintu besi di depannya, pintu Apartemen bernomor 401A. Mendengus, tidak percaya bahwa akhirnya dia datang juga ke Apartemen Inoue Mao, meskipun lewat tiga minggu setelah perjanjiannya di perpustakaan dengan gadis itu.

” Kau datang?”

Chan Yeol menoleh, mendapati pemuda seusianya berdiri dengan sok keren di depan lift. Yamada.

” Kenapa kau disini?” Tanya Chan Yeol, tangannya mengepal.

” Inoue menyuruhku kesini, dia bilang kau akan datang. Masuklah..”

Chan Yeol bergeming, giginya bergemeretak. Yamada menatapnya kemudian terkekeh kecil.

” Jangan memasang tampang tegang begitu, masuklah dulu.. Aku tidak membawa kawanan kemari..” Ucap pemuda itu, memencet bel di depan Chan Yeol.

Gadis bernama Inoue itu membuka pintu, memakai mini dress cantik, dan tersenyum lebar.

” Kalian datang bersamaan?” Tanyanya. Yamada tersenyum.

” Aku bertemu dengannya berdiri di depan pintu Apartemenmu..”

Inoue menatap Chan Yeol dan tertawa.

” Kau seorang stalker?” Ledeknya.

Chan Yeol masih diam terpaku, menatap sikap ramah tamah kedua makhluk di depannya.

” Ayo masuk!”

Inoue menarik lengan Chan Yeol yang sedikit terkejut. Yamada membuka sepatunya, menyentuh Buffet yang berada di samping pintu, menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh, kemudian memakai sandal yang tersimpan rapi di pinggir Buffet.

Chan Yeol mengikuti Yamada, terkejut dengan keadaan di dalam Apartemen itu. Meja makan dengan makanan yang terhidang, tiga piring, tiga gelas.

” Duduklah, aku baru saja menyelesaikan spaghettinya..” Ucap Inoue berlari kecil menuju dapur.

Chan Yeol duduk, masih tidak mengerti ada apa sesungguhnya. Yamada kini duduk di sampingnya.

” Sebenarnya.. Ada apa?” Tanya Chan Yeol, kaku.

Yamada tertawa kecil, menuangkan air ke dalam gelas di depannya, meminum sedikit dan menatap Chan Yeol.

” Inoue ingin berterima kasih padamu..”

” Ha?”

” Aku berbohong! Tidak ada apa-apa dengan pacarmu!” Inoue setengah berteriak dari dapur dan tertawa.

Chan Yeol mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti arah pembicaraan ini. Yamada menangkap ekspresi tersebut.

” Kau ingat Sung Ji Young?” Tanya Yamada, mata Chan Yeol membulat.

” Inoue ingin berterima kasih karena kau mau repot-repot bersaksi dengan para kawananmu untuk menyelamatkanku lepas dari penjara..”

Inoue tertawa, menuju mereka berdua dengan semangkuk spaghetti di tangannya.

” Aku berbohong padamu, habis Yamada bilang jika tidak berhubungan dengan pacarmu kau tidak akan mau repot-repot datang ke acara makan malam ini.. Aku sempat kecewa karena tiga minggu lalu kau tidak datang, kukira rencanaku berantakan..” Ucap gadis itu tanpa jeda. Chan Yeol mencerna kata-katanya.

” Jadi..?” Dia bertanya hati-hati, Yamada dan Inoue menatapnya.

” Kami hanya ingin berterima kasih, dan mengundangmu makan malam..” Yamada menjelaskan.

Chan Yeol terdiam, kemudian menghela nafas, melorot dalam kursinya.

” Sialan! Kupikir kau akan membunuhku disini!” Pekik Chan Yeol. Yamada dan Inoue saling memandang kemudian tertawa keras.

” Bodoh! Kau pikir aku masih berkelahi?” Yamada tertawa nyaring. Chan Yeol mendengus.

” Kupikir kau akan menyandera Ra Nee atau semacamnya!”

Inoue tertawa.

” Kalau begitu, aktingku hebatkan?”

Chan Yeol memutar bola matanya. Tertawa kemudian bersama Inoue dan Yamada.

” Aku sudah tidak berkelahi lagi..” Yamada berkata pelan.

” Kenapa? Kukira kau ingin mengalahkan seluruh bos-bos besar disini..” Ledek Chan Yeol. Yamada terkekeh.

” Aku harus menjadi ayah yang baik, Yeol-ah..”

” Eh?” Chan Yeol terdiam. Yamada dan Inoue menatapnya dengan semburat merah muda di pipi.

” Aku sedang hamil, dua bulan..” Ucap Inoue. Chan Yeol menjerit karena terkejut, ia meledek Yamada kemudian dan tertawa kencang.

Mereka memulai ritual makan malam, sesekali Yamada dan Chan Yeol mengenang apa yang mereka lakukan selama di sekolah dan Inoue tertawa.

” Aku mendengar hal itu dari Yamada, kami sering bertukar surat..” Gadis itu berbicara.

” Wah, kau romantis juga..” Ledek Chan Yeol pada Yamada yang mengoceh tidak karuan karena malu.

Ketika mereka sedang berbicara, suara bel berbunyi. Inoue keluar, ‘seseorang’ datang membuat Chan Yeol terdiam, keadaan jadi tegang ketika Chan Yeol dan ‘orang itu’ mulai berbicara.

Sangat cepat, ‘orang itu’ marah dan berlari ke dapur, mengambil salah satu pisau. Yamada dan Chan Yeol berdiri tegang, ‘orang itu’ berlari ke arah Chan Yeol bersiap menusuknya.

Refleks, Inoue lebih dulu berlari ke arah ‘orang itu’ dengan brutal tusukan demi tusukan menerjang tubuh kecilnya. Yamada menjerit dan mencekik ‘orang itu’ yang kemudian tersungkur ke tanah, Chan Yeol menatap tanpa bisa berbuat apa-apa.

Darah mengalir dimana-mana, nafas Chan Yeol tercekat di tenggorokan. Yamada membuat ‘orang itu’ berhenti meronta, pingsan. Chan Yeol menatap mata sayu Yamada.

” Pergilah! Cepat pergi! Aku akan mengurus segalanya disini! Kumohon!” Pekik Chan Yeol.

” Apa yang kau katakan?! Kita harus laporkan orang ini pada polisi!” Yamada tidak kalah memekik. Menatap tubuh Inoue yang penuh dengan darah, perlahan mendekat dan memeluk gadis itu, menangis tersedu-sedu.

” Ku-kumohon Ryu! Pergilah! Aku mohon, aku mohon, aku mohon padamu!” Chan Yeol berdiri di antara lututnya, air mata telah mengaliri pipi, suara beratnya terdengar lembut dan lemah.

Yamada menatap Chan Yeol.

” Maafkan dia, dia memiliki sakit mental.. Maafkan dia.. Selama ini sakitnya tidak pernah kambuh lagi.. Maafkan aku, seharusnya aku—”

Yamada menggotong tubuh tak bernyawa Inoue ke atas kasur, memeluk wanita itu dalam-dalam, kaos dan celananya penuh darah. Airmata mengalir, terisak di bahu Inoue yang mulai kaku.

” Pakai bajuku, aku akan membawa adikmu pergi dari sini.. Dia tidak akan ingat apa yang baru saja dia lakukan kan?”

Chan Yeol menatap Yamada lama.

” Aku melakukan ini karena pernah berhutang padamu, Chan Yeol..”

———————————————————-

D A F F O D I L

———————————————————-

Nyonya Han duduk di hadapan Chan Yeol yang sedang memakan Jjangmyeon dengan lahap, airmata tidak berhenti mengalir dari setiap sudut mata wanita itu. Ia terisak, Chan Yeol mencuri-curi untuk melihat ibu tirinya itu menangis.

Ini hari ke tujuh semenjak Chan Yeol ditangkap kepolisian, Nyonya Han dan Tuan Park diperbolehkan menjenguk karena sidang pertama anaknya tersebut akan di selenggarakan besok. Tuan Park enggan bertatap langsung dengan putranya tersebut, maka dari itu Nyonya Han yang masuk ke dalam ruang Interogasi sedangkan beliau duduk menghadap kaca besar disebelah ruangan dan menangis pelan-pelan menatap rupa anak sulungnya yang sangat kusut.

” Uh-uk!” Chan Yeol terbatuk.

” Makan dengan perlahan, ini minumnya.” Nyonya Han menyerahkan cangkir plastik pada Chan Yeol yang terburu-buru menyesap habis isinya.

” Ibu menangis, bagaimana aku tidak sampai tersedak!” Ocehnya. Nyonya Han menunduk. ” Maaf..”.

Chan Yeol mendengus.

” Ibu kemari bersama ayah?” Tanyanya. Nyonya Han mengangguk.

” Apakah dia tidak ingin bertemu denganku?”

” Tidak, ayahmu malu menemuimu.. Ia bilang akan menangis dengan sangat keras, ibu yakin ayahmu sedang menangis di sebelah ruangan sekarang..”

Chan Yeol terkekeh. Dia menatap wajah ibu tirinya yang terlihat sendu.

” Maaf membuatmu menangis..”

Nyonya Han menatap Chan Yeol yang menunduk, rambut anaknya itu benar-benar kusut dan berminyak. Seminggu penuh Chan Yeol tidak mandi.

” Kau akan segera di bebaskan..” Ucapan Nyonya Han membuat Chan Yeol menoleh.

” Yamada menyerahkan dirinya..”

” A-apa?!” Chan Yeol terpekik, alisnya bertautan.

” Dua hari lalu, Yamada datang ke rumah kami dan berbicara pada ayahmu.. Dia berhutang budi padamu..”

Chan Yeol mengepal tangannya.

” Ta-tapi bu..”

” Diamlah.. Kumohon Chan Yeol.. Kau harus bebas..”

Chan Yeol mendengus.

” Aku tidak ingin bebas dan mengorbankan orang lain..” Setengah berbisik, ia kembali menunduk.

” Tidak ada yang di korbankan.. Yamada memang membunuh Inoue dan kau menutupinya. Itu fakta.”

” Di-dia memang ada disana.. Tapi..”

Nyonya Han mencondongkan tubuhnya ke depan meja, meraih lembut tangan kasar Chan Yeol.

” Diamlah, ibu mohon.. Ibu mohon.. Ibu tidak ingin kehilanganmu..”

Chan Yeol menelan ludah, teringat sosok ibunya ketika masih hidup. Tatapan yang sama, ucapan yang sama.

” Kau harus beritahu Sehun yang sejujurnya, ia tidak bisa mempercayai apa yang ibu ucapkan..”

Chan Yeol menegang.

” A-apa maksudnya?”

” Ibu tidak bisa menceritakan yang sesungguhnya pada Sehun, jadi, ibu berbohong ketika dia meminta ibu untuk tidak berbohong..”

Mendadak keringat dingin membanjiri tubuh Chan Yeol, tenggorokannya kering.

” Setelah kau bebas, kita harus terbuka satu sama lain tentang masa lalu keluargamu..”

Chan Yeol menggeleng pelan.

” Ti-tidak boleh! A-aku mohon bu.. Bagaimana dengan Kyung Soo?!” Chan Yeol setengah terpekik.

” Kau memberitahu Joon Myun bukan? Pelaku pembunuhan Inoue..”

Chan Yeol tanpa sadar melotot, bibirnya bergetar, dia akan mengucapkan sesuatu ketika Opsir Choi datang dan mempersilahkan Nyonya Han keluar. Chan Yeol terdiam, ia gelisah.

Tuan Park dan Nyonya Han masih duduk di ruangan sebelah Chan Yeol, bersama Opsir Choi dan Detektif Cha.

” Kami sudah mendapat bukti kuat tentang kematian Inoue, motif dan alasan dari Yamada. Dia juga sudah menyerahkan diri, terima kasih atas kerja samanya, maaf menahan anak anda lebih lama..” Ucap Detektif Cha.

” Tidak apa-apa, maafkan anak kami yang menyulitkan anda..” Tuan Park menunduk.

” Ya.. Itu sempat membuat kami kebingungan..” Opsir Choi tertawa.

” Apakah, Chan Yeol bisa menjadi pengacara?” Pertanyaan Nyonya Han menyita perhatian ketiga pria itu.

” Chan Yeol ingin menjadi pengacara, dia sedang memulai tahun pertama kuliahnya.. Apakah ini termasuk catatan kriminal untuknya?”

Opsir Choi menghela nafas.

” Maaf nyonya, ini termasuk catatan kriminal. Karena Chan Yeol menyembunyikan fakta pada kepolisian, anda tahu kan, Chan Yeol juga bebas bersyarat.. Itu artinya, dia juga masuk dalam daftar tersangka pembunuhan Inoue..”

Nyonya Han terdiam. Apa yang akan dikatakannya pada Chan Yeol? Mimpi anak itu benar-benar terkubur.

.

Joon Myun duduk di depan sebuah air mancur, menatap air yang turun dengan serius, pikirannya tidak disana.

” Sesuatu mengacaukan pikiranmu, hyeong?”

Joon Myun kembali dari lamunan panjangnya, menoleh dan menangkap sosok Baek Hyun berdiri di sampingnya.

” Oh, Baek.. Kau sudah pulang?” Joon Myun menggeser tempat duduknya. Adik-kakak itu duduk dalam diam, mengamati air mancur, tenggelam pada pikiran masing-masing.

” Kau tahu? Empat hari lalu aku menjenguk Chan Yeol..” Baek Hyun buka suara.

” Bukankah Chan Yeol tidak boleh di jenguk?” Joon Myun menggaruk dagunya.

” Aku memaksa, dan akhirnya di izinkan..”

” Khasmu..”

Keduanya tertawa kecil.

” Hyeong, aku lelah bermain teka-teki..

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ErnaMurti #1
Chapter 11: Serius, ceritanya bagus banget. Konfliknya ngenaaaaa.. Udah kaya baca fanfic detektif kayanya, banyak teka-tekinya gitu jadi sambil baca sambil mikir juga. Haha, pokoknya daebak deh author! Tapi endingnya kepribadian gandanya sehun tetep ga hilang?
keyhobbs
#2
Chapter 11: aigoo...serius ini keren bnget, cara author mengombang-ambing perasaanku#aciee:D terus gmana cara author membuat aku nebak2 teka-teki yg ada itu tuh keren bnget sumpah! Author I really really really love this story^^
lightmover0488 #3
NICE STORY!! JJANG~
hirosima #4
Chapter 11: sempurna, cinta keluarga. apa kau penulis sungguhan, maksudku kau sudah menerbitkan sebuah buku diluar fanfic? kau seperti profesional. q bkn fans exo tp q menyukai tulisanmu, lepas dr status fans atau grup q salut dg karyamu. keep writing! :)
hirosima #5
Chapter 11: sempurna, cinta keluarga. apa kau penulis sungguhan, maksudku kau sudah menerbitkan sebuah buku diluar fanfic? kau seperti profesional. q bkn fans exo tp q menyukai tulisanmu, lepas dr status fans atau grup q salut dg karyamu. keep writing! :)
dolphin159 #6
Chapter 11: Bru tw ada side storynya, aku bc di ffindo dr part prtm smpe end, critany jd lbih jlas di sini ttg msa kecilnya sehun
eunzha #7
Chapter 11: 대박 ><
asli keren banget banget banget ~>_<~
keren banget ceritanyaaaaa ><
telat bgt bacanya tp ini keren bgt idenyaaa
ampun banget, semua perasaan aku diubek2 sama cerita disetiap chapternya ><
eunzha #8
Chapter 11: 대박 ><
asli keren banget banget banget ~>_<~
keren banget ceritanyaaaaa ><
telat bgt bacanya tp ini keren bgt idenyaaa
ampun banget, semua perasaan aku diubek2 sama cerita disetiap chapternya ><
MinyeolPark #9
Chapter 11: kerennn banget ceritanya,gak nyangka kalo sehun yang selama ini chanyeol tutupi,disini karakter chanyeol bikin aku salut,duh dah gak tau mau ngomong apa,tapii akhirnya keluarga park bahagia :)
Vay1991 #10
Chapter 11: salah sangka deh. ternyata sehun pelakunya. yang punya kepribadian ganda dan kenapa juga chanyeol yang bersikap berbeda kalo d di hadapan sehun.
ceritanya penuh dengan nasihat kehidupan. keren