Chapter 5 - Scar

DAFFODIL
Please Subscribe to read the full chapter

Han Yoon Ah adalah seorang ibu yang luar biasa. Dahulu, dia rela meninggalkan kariernya sebagai model untuk menikah dengan seorang pegawai Bank yang berpenghasilan pas-pasan.

Demi cintanya, dia rela menyerahkan seluruh tabungan yang dimiliki olehnya untuk membangun sebuah perusahaan. Dengan pengetahuan tentang mode selama menjadi model sejak usia 10 tahun, dan juga berbagai koneksi, akhirnya ia mampu membuka sebuah perusahaan kecil di Italy. Bersama dengan suaminya, dia membuat perusahaan kosmetik tersebut berkembang dengan pesat, dalam setahun dia mampu membuat gebrakan luar biasa.

Dua tahun menikah, Han Yoon Ah hamil anak pertama dan pulang ke Korea, meninggalkan perusahaan di Italy pada suaminya. Beberapa kali dia muncul di TV sebagai seorang sosialita dan juga pengusaha sukses. Namun, kesuksesan kariernya tak sejalan dengan kesuksesan dalam rumah tangga.

Han Yoon Ah melahirkan Jongin ketika usianya 30 tahun, tanpa suaminya. Dia hanya bertiga menyambut kelahiran Jongin, bersama dengan Joon Myun dan Baek Hyun. Ketika Jongin ulang tahun ke 4, rumah tangga Yoon Ah hancur berantakan, suaminya datang bersama seorang wanita Brazil dan membawa surat cerai, wanita itu tengah mengandung 6 bulan.

Dalam kehidupan Yoon Ah, waktu berhenti saat itu juga, ditinggalkan orang yang sangat dia cintai adalah pukulan terberat, lukanya sangat besar, menganga dan menyakitkan. Hidupnya menjadi tak terarah, mengurung diri dalam kamar bagaikan mayat hidup adalah yang bisa dia lakukan untuk menerima keadaan. Ketika dia menyadari bahwa ia masih memiliki anak-anak bersamanya, Jongin telah berusia 9 tahun.

Hidupnya kembali tertata, berusaha membayar 5 tahun yang terbuang sia-sia untuk anak-anaknya, mencoba menyembuhkan lukanya sendiri. Dia pergi ke Italy, kembali membangun perusahaannya yang sempat hampir bangkrut karena suaminya meninggalkan hutang.

Bertemu dengan tuan Park setelah rumah tangga hancur membuatnya merasa kembali hidup, baginya, semuanya telah lengkap. Namun..

” Baekki.. Ibu akan pulang ke Korea untuk bertemu denganmu..”

Yoon Ah menutup ponselnya, bibirnya bergetar, wajahnya tenggelam di antara telapak tangan, dia terisak. Hatinya terluka, kecewa, perasaan bersalah menghinggapi tanpa permisi.

———————————————————-

D A F F O D I L

———————————————————-

Suara tepuk tangan riuh terdengar di dalam Kondominium mewah tersebut, Sehun, Kyung Soo, Jongin dan Joon Myun duduk di sofa dengan wajah ceria. Bertepuk tangan pada Baek Hyun dan Chan Yeol yang berdiri di depan mereka.

” Selamat! Akhirnya kalian menjadi mahasiswa di Seoul National University!” Pekik Joon Myun. Baek Hyun tersenyum, rona merah di pipinya terlihat. Chan Yeol menggaruk kepalanya. Malu.

Sehun berdiri, mendorong kedua kakak laki-lakinya untuk duduk di sofa. Makanan terlihat penuh di meja ruang tamu, Joon Myun memesan banyak makanan untuk pesta kecil-kecilan mereka hari ini. Melihat bagaimana kedua adiknya berusaha dengan keras –terutama Chan Yeol– membuat Joon Myun tersentuh, dia yakin 100% untuk Baek Hyun lulus namun tidak dengan Chan Yeol.

” Jadi, apakah pacarmu juga lulus?”

Chan Yeol tersedak pizza ketika Joon Myun menatapnya dengan senyuman jahil, Baek Hyun dan Jongin memandang hyeongnya tidak mengerti.

” Baek, Jongin, kalian tidak tahu ya? Chan Yeol melanjutkan studynya karena dia berjanji pada seorang perempuan!”

” EEEEHHHHHHH?” Jongin dan Baek Hyun terkejut.

Joon Myun menceritakan kisah yang dia dengar dari Kyung Soo dan Sehun. Chan Yeol memekik dengan wajah memerah, menyumpah serapahi Joon Myun yang tertawa lebar.

Semuanya tertawa begitu mendengar kisah romantis dan janji manis yang ‘monster’ ucapkan. Si ‘Monster’ sendiri sekarang masih saja memerah, menahan malu dengan memakan banyak-banyak Pizza di hadapannya.

” Ternyata, drama picisan terjadi di dunia nyata..” Jongin berkomentar, Joon Myun mengangguk.

” Kau tidak bisa bilang itu drama picisan, Yeol hyeong bersungguh-sungguh pada gadis itu..” Ucap Sehun.

” Ya, dia bahkan belajar mati-matian demi masuk SMA yang sama dengan Ra Nee Noona..” Kyung Soo menjelaskan.

” Eeeeh? Ternyata Ra Nee adalah pacarmu? Pantas saja ketika di kampus kau bicara dengannya kau mulai mengacuhkanku..” Ujar Baek Hyun.

” Eh? Kapan itu?” Tanya Jongin.

Baek Hyun menceritakan kejadian tersebut, dan keempat orang lainnya tertawa.

” Hentikan! Kalian selalu saja mengolok-olokku!” Pekik Chan Yeol.

Joon Myun tertawa

” Tidak, itu bukan olok-olok Yeol.. Itu adalah pujian karena kau ternyata sangat romantis!”

Chan Yeol bersemu merah. Joon Myun kembali tertawa bersama adik-adiknya.

” Tapi, kenapa kau berkelahi?” Jongin bertanya, membuat seluruh tawa mereda. ” Bukankah kau berjanji untuk menikahinya dan menjadi pengacara? Lalu, kenapa kau berkelahi?”

Chan Yeol menelan ludah.

” Benar juga, Yeol hyeong pergi dari rumah ketika di SMA kelas 1..” Kini Sehun menganalisis. Kyung Soo menyenggol tubuh Sehun dengan sikunya. Keadaan menjadi kikuk seketika akibat pertanyaan Jongin.

” Ah! Ayo! Ayo! Kita makan lagi!” Joon Myun memecah keheningan. Baek Hyun melirik Chan Yeol yang masih menunduk.

Kemudian acara di lanjutkan dengan games yang di mainkan oleh ke enam pemuda itu, ini kali kedua mereka berkumpul dan bermain bersama-sama. Rasa kekeluargaan mulai terbentuk meskipun sedikit.

Perayaan kecil-kecilan ini dilakukan oleh Joon Myun agar Baek Hyun sedikit terhibur, baru-baru ini adik kecilnya tersebut sedang mengalami sedikit depresi dan tertekan. Dia berharap dengan perayaan ini Baek Hyun sedikit bisa melupakan masalahnya.

Tawa mereka kemudian berhenti ketika jam menunjukkan pukul hampir 2 malam, Jongin dan Kyung Soo sudah tertidur di sofa, Sehun tertidur di karpet serta Joon Myun tertidur di depan TV. Baek Hyun tersenyum menatap adik serta hyeongnya, dia mematikan lampu dan berlalu menuju lantai dua. Lampu teras di lantai dua masih menyala, dia melihat Chan Yeol duduk di atas tembok pembatas dengan sekaleng soda di tangannya.

” Kau belum tidur?”

Chan Yeol menoleh, tidak menjawab pertanyaan Baek Hyun yang kini duduk di kursi rotan. Dalam diam mereka menikmati angin malam yang berhembus sejuk.

” Maaf karena Jongin menanyakan hal itu padamu..” Kemudian kata-kata itu keluar dari mulut Baek Hyun. Chan Yeol meneguk kaleng sodanya, tidak berbalik menatap Baek Hyun.

” Kurasa itu memang pertanyaan yang wajar..”

Baek Hyun mengangguk-angguk.

” Bukannya aku tidak ingin menjawab, hanya saja, bahkan Sehun dan Kyung Soo tidak tahu alasannya..” Chan Yeol memainkan kaleng di tangannya. Menatap hamparan gedung-gedung berkilauan di depannya.

” Mungkin itu ‘luka’ yang tidak ingin kau buka lagi..”

Chan Yeol melirik ke arah Baek Hyun yang kini tengah menunduk.

” Aku juga memiliki ‘luka’ yang tidak ingin ku buka, ya, tapi, suatu hari aku akan membukanya pada kalian..” Wajahnya menjadi sendu ketika mengatakan hal itu. Chan Yeol menatap Baek Hyun dalam-dalam.

” Mungkin aku tahu ‘luka’ mu dari pil-pil yang kau minum dengan rutin setiap hari..”

Baek Hyun tersenyum kecil.

” Kau akan terkejut jika mengetahuinya, mungkin kau malu mengakuiku sebagai adikmu..”

Chan Yeol tertawa.

” Aku sudah malu karena ayahku menikah lagi di usianya yang tidak muda! Apakah aku harus malu jika mengetahui sesuatu tentang dirimu?”

Baek Hyun terdiam. Dia bergeming.

” Kau tahu? Kau memiliki seorang hyeong yang hebat, sejujurnya, aku iri pada keluargamu Baek..” Chan Yeol turun dari tembok, duduk di samping Baek Hyun yang masih terdiam.

” Sehun bilang ketika pertama kali melihat kalian bertiga dia jadi sangat iri. Bagaimana anak Nyonya Han sangat dekat dengan ibu mereka, bagaimana ketiga anak Nyonya Han yang setengah terkejut masih berusaha bersikap ramah dan sopan kepada ayah kami..”

Chan Yeol menaruh kaleng itu di depannya, menginjak dengan kaki dan memainkannya.

” Kami tidak memiliki pendidikan dasar sopan santun, kami selalu jadi anak paling nakal di dalam keluarga ayah maupun ibu.. Kau pasti menyadarinya, ketika tangan kami lebih dulu berbicara dibanding mulut..”

Baek Hyun menelan ludah, itulah mengapa dia dan Jongin berfikir keluarga Park menakutkan.

” Begitulah, ayah mengenalkan hal itu padaku, dan aku salah mengenalkan kembali kekerasan pada Sehun maupun Kyung Soo.. Aku bertanggung jawab besar untuk mereka..” Chan Yeol menyelesaikan kalimatnya, menendang kaleng soda ke tembok.

” Apa.. Ayahmu meninggalkan kalian?”

Chan Yeol menunduk, memainkan ujung kaosnya. Baek Hyun menatapnya dari samping, merasa salah bertanya.

” Bukan, dia bukan meninggalkan kami.. Hanya saja, dia membenciku.. Kematian ibu kami terlalu rumit, dan aku tidak mengerti kesalahanku dimana dulu..”

” Apa maksudmu?”

” Kau tahu kan? Kecemburuan anak-anak.. Ya begitulah Baek, aku bukanlah orang baik-baik, itu alasanku berfikir kembali untuk menjadi seorang pengacara..” Chan Yeol berkata, tersenyum dengan terpaksa pada Baek Hyun. Dia berdiri dan meninggalkan Baek Hyun seorang diri, Chan Yeol menutup pintu kamar untuk pertama kalinya.

Baek Hyun mendengus, ” Lukamu dan aku sama-sama menyakitkan” Gumamnya.

———————————————————-

D A F F O D I L

———————————————————-

Musim Semi 2013,

SMA Yong Hwa

 

Tahun ajaran baru telah di mulai, sekolah kembali aktif ketika musim semi tiba. Bunga-bunga cherry terlihat cantik berjatuhan di jalan.

Jongin menguap lebar, dia menggaruk kepalanya, Sehun duduk di sampingnya dengan tenang mendengarkan sambutan untuk para junior mereka oleh kepala sekolah di Aula.

Sehun dan Jongin berada di kelas yang sama untuk pertama kalinya.

” Di kelas dua ini, Ssaem akan mengatur tempat duduk kalian!” Suara Kim-Ssaem lantang terdengar di dalam kelas.

Jongin dan Sehun mendengus, pergantian tempat duduk adalah bagian yang tidak menyenangkan. Terutama jika harus duduk dengan seorang gadis.

” Kuharap kita duduk bersama..” Sehun berkata di sebelah Jongin yang sedang antri mengambil nomor. Jongin hanya mengangguk, keduanya mengambil nomor dan pergi keluar kelas.

Ssaem berdiri di depan papan tulis, mulai memanggil sepasang nomor. Beberapa anak mulai duduk di tempatnya, beberapa ada yang menggerutu ketika melihat siapa pasangannya.

” 20 dan 25″

Jongin melirik kertas ditangannya, dia mendapat nomor 25. Berjalan masuk, dia melihat Sehun masih berdiri menghadap jendela. Sepertinya, dia tidak satu bangku dengan Sehun.

Ssaem menempel kertas-kertas di atas meja, Jongin menghela, tidak buruk, dia mendapat tempat duduk paling belakang dekat jendela.

Sehun masuk ke dalam kelas, Jongin menatapnya.

” Kau no 20?” Tanya Jongin.

Sehun memandangnya.

” Aku duduk di depanmu..”

” Eh?” Jongin mengerenyit.

” Apakah kau duduk sendirian?” Sehun bertanya kembali. Jongin memandang kursi di sebelahnya, tidak ada yang datang setelah Ssaem memanggil nomornya.

” Ssaem, apakah aku sendirian?” Tanya Jongin, mengacungkan tangannya. Beberapa teman sekelasnya menoleh dan cekikikan.

” Tidak, Jongin.. Kau akan duduk dengan Kim Sa Na” ujar Ssaem, Jongin mengerenyit. Dia tidak mengenal nama itu. Sehun menoleh.

” Dia ada di kelasku dulu..” Ucapnya. Jongin mengangguk-angguk.

Pelajaran dimulai, namun tidak ada tanda-tanda kalau gadis bernama Kim Sa Na akan muncul.

.

Jongin membuka matanya, bel istirahat terdengar nyaring. Dia menggaruk kepala yang tidak gatal, merentangkan tangannya dan menguap lebar. Tapi, ada sesuatu yang terasa di telapak tangannya.

” Eh?”

Jongin masih mengerenyitkan dahinya, meremas sesuatu di jari-jarinya. Empuk.

” J-Jo-Jongin! Apa yang kau lakukan?!” Sehun berteriak, seluruh kelas menatapnya. Jongin menatap bingung Sehun, merasakan ada yang tidak beres, dia menoleh dengan kaku, Jongin menelan ludah mendapati tangannya menyentuh payudara seorang gadis yang membeku di tempatnya.

” PARK JONGIN ! KERUANG GURU SEKARANGGGGGGGG!” Pekikan Ssaem membuat Jongin terkejut dan melepas tangannya yang menyentuh payudara, dan gadis tersebut pingsan.

Jongin di ceramahi macam-macam oleh wali kelasnya, bahwa apa yang dilakukannya termasuk dalam pelecehan seksual. Jongin berkali-kali menyangkal jika dia melakukannya dengan sengaja, ia sama sekali tidak tahu jika Kim Sa Na berada disana.

Ssaem mengalihkan pembicaraan tentang Jongin yang tertidur sepanjang kelas berlangsung dan mengapa hal-hal seperti itu akhirnya terjadi. Jongin menghela, itu memang salahnya.

” Pergilah ke UKS! Dan meminta maaf pada Sa Na !” Ujar Ssaem, membenarkan kacamatanya.

” T-tapi Ssaem..” Jongin mencoba protes.

” Tidak ada penolakan! Cepat pergi dan meminta maaf!”

Jongin menghela nafas. Ssaem keterlaluan padanya, dia bahkan tidak tahu jika Sa Na berdiri tepat di sampingnya.

” Lagipula, kenapa dia berdiri menghadap padaku sih!?” Gumam Jongin frustasi.

Dia berhenti tepat di depan ruang UKS, lorong sudah mulai sepi, beberapa anak mulai masuk ke kelas. Bahkan Jongin belum menikmati makan siangnya.

Jongin menyentuh handle pintu ketika dia mendengar sebuah isakan terdengar dari dalam, pelan, namun sangat jelas jika di dengar dengan baik-baik. Jongin mengerenyit, dia membuka pintu UKS yang berdecit, suara isakan itu menghilang.

” Kim Sa Na..?” Jongin memanggil nama itu, dia menatap gadis yang menutupi hampir seluruh tubuhnya dengan selimut di tempat tidur UKS.

” Kau menangis?” Tanya Jongin kemudian, mendekat lagi untuk melihat gadis itu yang sama sekali tidak menjawabnya.

” Hei, Sa Na!”

” Be-berhenti disitu! A-aku ti-tidak apa-apa!” Gadis itu akhirnya bersuara. Jongin berhenti tepat di samping tempat tidur, menatap heran.

” Buka selimutnya..” Ujar Jongin.

” Ti-tidak! A-aku tidak apa-apa, su-sungguh.. Kau bo-boleh pe-pergi!”

Jongin menghela, gadis itu begitu keras kepala.

” Ya! Kim Sa Na! Aku mau bicara denganmu! Cepat buka selimutnya!” Pekik Jongin lagi, menarik selimut di depannya.

” Ti-tidak! A-aku tidak apa-apa!!! Su-ng–” Ucapan Sa Na terhenti ketika akhirnya selimut yang menutupi tubuhnya terbuka, Jongin menariknya dengan sekuat tenaga.

” Jangan keras kepala..!” Gumam Jongin, duduk di samping tempat tidur Sa Na yang memerah.

” Aku minta maaf, sungguh, aku tidak tahu kau berada disana..” Ujar Jongin menunduk dalam-dalam.

Sa Na menatapnya, duduk di atas kasur.

” Aku minta maaf sampai membuatmu menangis, aku tidak bermaksud..” Jongin menghela. Bisa-bisanya dia menundukkan kepala untuk seorang gadis yang tidak dia kenal.

” Te-terima Kasih..”

” Eh?” Jongin mendongak, menatap Sa Na yang tengah menunduk di depannya.

” Terima kasih, kau meminta maaf padaku..”

Jongin menatap gadis di depannya, kedua remaja itu saling menatap, Jongin mengamati wajah gadis dengan rona merah di pipinya. Wajahnya terlihat imut seperti boneka, bola matanya berwarna kehijauan, rambutnya coklat di ikat dua. Dia, cantik…

Tanpa sadar, Jongin bangun dari duduknya, mendekati Sa Na yang tengah bingung, kemudian… Dia mencium Sa Na.

” PARRRRRRK JOOOOOONGINNNNNNNNNNNNNN KE RUANG GURU !!!!!!”

 

Joon Myun menghela nafas, menatap tajam pada Jongin yang menunduk, dan duduk tegak di depannya.

Tadi siang dia mendapat telepon dari wali kelas Jongin mengatakan jika adiknya tersebut telah melakukan pelecehan pada seorang murid di kelasnya. Wali kelas menyuruh Jongin meminta maaf pada murid tersebut, namun ketika dia berada di UKS, Ssaem melihat Jongin mencium murid perempuan itu.

Joon Myun segera berlalu meninggalkan berkas-berkas yang menumpuk di kantornya menuju sekolah. Dan mendapat ceramah hampir 2 jam penuh. Kini mereka berada di rumah, Baek Hyun dan Sehun terlihat khawatir, Kyung Soo senyum tertahan mendengar apa yang terjadi di sekolah.

” Jo-jongin! Hye-hyeong tahu kau tidak bisa menahan nafsu—ta–pi—”

” Aku tidak seperti itu!” Jongin memotong ucapan Baek Hyun yang terbata.

” Kukira kau memang tidak sengaja..”

” Aku memang tidak sengaja!!!!” Pekik Jongin menjawab ucapan Sehun.

” Ha-aah! Wajahmu memang cabul, tapi ternyata otakmu juga..” Kyung Soo berkomentar.

” AKU TIDAAAK CAABUL!” Jongin berteriak.

Joon Myun menjitak kepala Jongin. Memutar kepalanya, untuk kembali menunduk.

” Jadi, apa alasanmu? Meremas payudara dan menciumnya?” Tanya Joon Myun, menyilangkan tangannya di dada.

” A-aku tidak meremas payudaranya hyeong! Sungguh! Aku hanya merentangkan tanganku karena baru saja bangun tidur!” Jongin menjawab dengan tergesa.

” Bo-ho-ng!” Kyung Soo berkomentar.

” I-itu ti-tidak masuk akal Jo-Jongin..” Baek Hyun memerah.

” Apa dia sengaja? Hm? Apa tidak?” Sehun bingung sendiri.

” Kubilang tidak sengaja!!!” Jongin kembali berteriak.

Joon Myun memijat alisnya.

” Ya! Jongin! Apakah kau selalu tidur di kelas?”

Jongin mengangguk pelan.

” Oke, kau tidak sengaja. Lalu, kenapa kau menciumnya?” Tanya Joon Myun lagi.

” I-itu..” Jongin menelan ludah, kenapa dia mencium gadis itu?

” Sudah pasti karena dia berpikiran cabul..” Kyung Soo berkomentar lagi.

” Jo-jongin, a-apakah hyeong mengajarimu seperti itu?” Baek Hyun jadi merasa bersalah. Dia panik.

” Hmm.. Sengaja atau tidak..” Sehun masih berfikir.

Jongin jadi kesal sendiri mendengar komentar-komentar Baek Hyun, Kyung Soo dan Sehun. Joon Myun masih menatapnya, menunggu jawaban.

” Karena itu insting pria..”

Seluruh mata memandang orang yang melontarkan kalimat tersebut, Chan Yeol berdiri di depan pintu, menatap pada mereka, dan berlalu menuju lantai dua.

Joon Myun terdiam sebentar, kemudian berdiri.

” Baiklah, hyeong akan memaafkanmu kali ini.. Tapi, kau harus di hukum membereskan koridor sekolah selama dua minggu!” Ujar Joon Myun.

Baek Hyun protes karena Joon Myun dinilai tidak tegas atas apa yang Jongin lakukan, Sehun memberikan ucapan selamat, membuat Jongin bingung. Kyung Soo terkekeh mendengar penderitaan yang akan Jongin lalui. Mereka berpencar dengan cepat, meninggalkan Jongin di ruang tamu.

Jongin menghela nafas, dia duduk di sofa, merasakan terlepas dari kematian. Namun, dia kembali mengingat wajah Sa Na sebelum akhirnya Jongin mendaratkan ciuman pada gadis itu.

” Dia cantik” gumamnya sekali lagi.

.

Sa Na berdiri di depan pintu kelas, wajahnya memerah, dia menunduk, jari-jarinya mencengkram tali tas dengan kuat. Dia takut dan malu untuk masuk ke dalam kelas, kejadian di UKS selalu teringat di kepalanya dengan jelas.

” Sa Na?”

Sa Na terkejut, menoleh dan Sehun berdiri di depannya.

” Kau tidak akan masuk?”

” A-aku akan masuk!”

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ErnaMurti #1
Chapter 11: Serius, ceritanya bagus banget. Konfliknya ngenaaaaa.. Udah kaya baca fanfic detektif kayanya, banyak teka-tekinya gitu jadi sambil baca sambil mikir juga. Haha, pokoknya daebak deh author! Tapi endingnya kepribadian gandanya sehun tetep ga hilang?
keyhobbs
#2
Chapter 11: aigoo...serius ini keren bnget, cara author mengombang-ambing perasaanku#aciee:D terus gmana cara author membuat aku nebak2 teka-teki yg ada itu tuh keren bnget sumpah! Author I really really really love this story^^
lightmover0488 #3
NICE STORY!! JJANG~
hirosima #4
Chapter 11: sempurna, cinta keluarga. apa kau penulis sungguhan, maksudku kau sudah menerbitkan sebuah buku diluar fanfic? kau seperti profesional. q bkn fans exo tp q menyukai tulisanmu, lepas dr status fans atau grup q salut dg karyamu. keep writing! :)
hirosima #5
Chapter 11: sempurna, cinta keluarga. apa kau penulis sungguhan, maksudku kau sudah menerbitkan sebuah buku diluar fanfic? kau seperti profesional. q bkn fans exo tp q menyukai tulisanmu, lepas dr status fans atau grup q salut dg karyamu. keep writing! :)
dolphin159 #6
Chapter 11: Bru tw ada side storynya, aku bc di ffindo dr part prtm smpe end, critany jd lbih jlas di sini ttg msa kecilnya sehun
eunzha #7
Chapter 11: 대박 ><
asli keren banget banget banget ~>_<~
keren banget ceritanyaaaaa ><
telat bgt bacanya tp ini keren bgt idenyaaa
ampun banget, semua perasaan aku diubek2 sama cerita disetiap chapternya ><
eunzha #8
Chapter 11: 대박 ><
asli keren banget banget banget ~>_<~
keren banget ceritanyaaaaa ><
telat bgt bacanya tp ini keren bgt idenyaaa
ampun banget, semua perasaan aku diubek2 sama cerita disetiap chapternya ><
MinyeolPark #9
Chapter 11: kerennn banget ceritanya,gak nyangka kalo sehun yang selama ini chanyeol tutupi,disini karakter chanyeol bikin aku salut,duh dah gak tau mau ngomong apa,tapii akhirnya keluarga park bahagia :)
Vay1991 #10
Chapter 11: salah sangka deh. ternyata sehun pelakunya. yang punya kepribadian ganda dan kenapa juga chanyeol yang bersikap berbeda kalo d di hadapan sehun.
ceritanya penuh dengan nasihat kehidupan. keren