Chapter 8 - Lie

DAFFODIL
Please Subscribe to read the full chapter

Joon Myun duduk di sebelah Baek Hyun, Kyung Soo, Jongin dan Sehun yang sedang tegang di kantor polisi. Jam sudah menunjukkan pukul hampir 2 malam, 2 jam berlalu dengan cepat dan mereka sama sekali belum di kasih kabar lanjutan tentang Chan Yeol.

Tadi, Joon Myun mendapatkan telepon dari kantor polisi mengatakan jika adiknya tersebut berada di kantor polisi dan di tangkap karena di duga melakukan kejahatan. Entah itu apa, Joon Myun belum tahu, yang jelas, hatinya tidak baik-baik saja, sesuatu mengerikan pasti telah terjadi.

” Selamat malam” Sapaan seseorang membuat ke lima pemuda itu serentak menoleh. Seorang opsir berdiri di depan mereka, Choi Hae Wo adalah namanya.

” Anda, kakak laki-laki Park Chan Yeol?” Tanya pria 35 tahun itu pada Joon Myun yang sekarang mengangguk.

” Kenapa adik saya dibawa ke kantor polisi?” Joon Myun tidak memiliki waktu untuk sekedar berbasa-basi, dia ingin tahu keadaan Chan Yeol segera.

” Anda berlima bisa ikut saya..”

Dengan tidak tahu menahu, mereka berjalan, menjajari langkah Opsir Choi. Wajah Joon Myun gusar, begitupun dengan ke empat adiknya.

Opsir Choi menggiring mereka masuk ke sebuah ruangan, memperkenalkan seorang lagi Pria berusia 30an pada kelimanya, Detektif Cha. Detektif?

” Kenapa ada detektif disini?” Tanya Baek Hyun.

Opsir Choi dan Detektif Cha saling berpandangan, dan menunjuk sebuah kaca besar yang terhubung dengan suatu ruangan, di ruangan itu terlihat Chan Yeol duduk dengan wajah menunduk, tangannya di borgol, dan..

” Hei! Apa yang kalian pada adikku?! Dia berdarah! Dia terluka?!” Joon Myun memekik ketika melihat dari leher sampai baju Chan Yeol penuh dengan darah. Kyung Soo tampak tegang, Sehun memegangi Joon Myun yang mencengkram kerah Opsir Choi.

” Tolong dengarkan penjelasan kami dulu..” Ujar Detektif, membantu Sehun memegangi Joon Myun.

” Kami mendapat laporan pukul 11 malam ini, adik anda Park Chan Yeol menelepon 911 dan meminta kami untuk segera datang ke Apartemen milik Nona Inoue Mao..”

” Inoue Mao?” Dahi Joon Myun berkerut, Baek Hyun terkejut.

” Ada apa dengan Mao?” Tanyanya.

” Kau mengenalnya?” Tidak menjawab, Detektif Cha justru berbalik tanya pada Baek Hyun yang sekarang sedang mengangguk kaku.

Hening sebentar, Opsir Choi menyerahkan beberapa lembar foto pada kelima pemuda itu. Hampir saja jantung Joon Myun berhenti melihat foto tersebut.

” Ini foto di dalam Apartemen milik Nona Inoue. Dia tewas karena tusukan benda tajam di leher dan perut dengan jumlah 20 tusukan, barang buktinya adalah pisau dapur yang di genggam Park Chan Yeol ketika kami menemukannya..” Detektif Cha menjelaskan.

Kelima pemuda itu menatap foto di tangan Joon Myun. Seorang gadis berbaju mini dress putih terlentang di kasur, dengan tubuh mengenaskan, seprai dan bedcover putih miliknya penuh dengan darah merah dan segar.

” Tu-tunggu, apa maksud anda.. Yeol hyeong?” Jongin menerka.

” Benar, Park Chan Yeol mengaku pada kami bahwa dia membunuh Nona Inoue Mao..”

Kelima pemuda tersebut tidak sanggup berkata-kata lagi, mereka terdiam, Joon Myun merosot, kakinya lemas, tidak sanggup mendengar kabar tersebut.

Tidak pernah terlintas sedikitpun di pikirannya jika Chan Yeol melakukan pembunuhan, mungkin benar jika adik laki-lakinya itu seorang ‘Monster’ yang sering menggunakan kekerasan dibanding otak. Namun, pembunuhan? Tidak masuk akal jika dia melakukannya, Chan Yeol ingin menjadi pengacara!

” Dia tidak mungkin membunuh!” Kyung Soo berkata, matanya berkaca-kaca.

” Kami sedang menyelidiki lebih lanjut, karena di TKP kami hanya menemukan jejak dan sidik jari milik Park Chan Yeol.. Ketika kami masuk ke Apartemen, Park Chan Yeol duduk di pojok lemari yang agak jauh dari kasur, dia duduk sambil menggenggam pisau di kedua tangannya.. ” Detektif Cha berkata.

Kelima pemuda itu menatap Chan Yeol dari balik kaca, wajah lusuh dengan beberapa cipratan darah di muka, dan kaos robek di badannya. Dia benar-benar seperti tersangka.

” Apa.. Chan Yeol berkata sesuatu?” Tanya Baek Hyun.

” Tidak, sejauh ini dia hanya bilang jika benar dia membunuh Nona Inoue.. Tapi, kami curiga dia menyembunyikan orang lain.. Jadi, kami memanggil anda sekalian kemari untuk bertanya apa yang anda sekalian lakukan seharian ini..” Opsir Choi menjelaskan.

” Aku ingin bertemu Chan Yeol..” Joon Myun menatap Detektif Cha. ” Kumohon..” Ucapnya.

Opsir Choi mengangguk, hanya Joon Myun yang di perbolehkan masuk sedangkan keempat pemuda lain di giring menuju ruangan interogasi.

Joon Myun menelan ludah, airmatanya tidak mampu ia tahan lagi, mengalir sedikit demi sedikit ketika pintu besi itu di buka. Chan Yeol mendongak, mata mereka bertemu, mata yang besar yang biasanya menatap tajam itu kini terlihat sangat sendu, bibir Chan Yeol kering, mungkin dia haus, rambutnya berantakan dan terlihat berminyak.

Joon Myun duduk, mengamati adiknya tersebut, tidak ada satupun yang memulai bicara. Chan Yeol kembali menunduk, enggan menatap lebih lama Joon Myun menangis.

” Kau tidak boleh berkata bohong pada polisi..” Tiba-tiba Joon Myun berkata, membuat Chan Yeol gelisah.

” Aku tahu kau berbohong, siapa yang kau lindungi?” Joon Myun bertanya dengan penuh keyakinan, menatap puncak kepala Chan Yeol yang kini sejajar dengan meja.

” Aku tidak melindungi siapa-siapa, aku memang membunuh Inoue..” Chan Yeol berkata pelan, takut suara bergetarnya tertangkap Joon Myun.

” Chan Yeol, cukup.. Berhenti untuk melindungi seseorang lagi.. Kumohon..”

Chan Yeol menelan ludah, suasana melankolis merasuki batinnya. Dia memang tidak ingin mengungkapkan apapun. Seluruhnya. Dia membunuh dan itu benar.

” Aku membunuh Inoue karena dia mengancam akan membunuh Ra Nee.. Inoue adalah pacar Yamada, musuh besarku di Geng ketika SMA..”

” Apa kau melindungi Yamada?”

Kata-kata Joon Myun membuat Chan Yeol gelisah.

” Ti-tidak..” Dia bergetar. Joon Myun mengamati tingkah Chan Yeol.

” Lihat aku..” Ucapnya.

Chan Yeol terdiam sebentar, tetap menunduk, namun, sedikit demi sedikit mengangkat wajahnya. Melihat wajah Hyeong yang dia hormati. Wajahnya penuh kekhawatiran.

” Maafkan aku hyeong, maafkan aku, maafkan aku..” Chan Yeol berkata berkali-kali, dengan airmata yang mengalir di depan Joon Myun.

” Kyung Soo mencari kebenaran atas kematian ibumu, adikmu ingin mendengar kebenaran dari mulutmu sendiri Yeol-ah.. Kumohon, kau harus bebas dari sini.. Siapapun yang kau lindungi, kau harus segera mengungkapkannya..”

Chan Yeol tidak menjawab, dia hanya menangis di depan Joon Myun. Mereka terdiam hampir 15 menit, Joon Myun menatap Chan Yeol yang tersedu di tempatnya.

Opsir Choi menjemput Joon Myun untuk melakukan interogasi, menggiring pemuda itu untuk berdiri dari tempat duduknya. Joon Myun menghela, berat untuk meninggalkan adiknya tersebut, ia menoleh sebentar menatap mata Chan Yeol ketika pintu akan segera di tutup, dan matanya membulat ketika bibir Chan Yeol menyebutkan satu nama tanpa suara. Hati Joon Myun bergemuruh, tanpa dia sadari keringat menetes dari dahinya.

” Hyeong..” Baek Hyun, Jongin, Sehun, dan Kyung Soo berdiri di depan Joon Myun yang masih menahan nafasnya. Dia menelan ludah. Berpaling pergi menuju ruang interogasi.

———————————————————-

D A F F O D I L

———————————————————-

Sehun terbangun dari tidur tidak nyenyaknya, mereka kembali ke rumah pukul 4 pagi dan tidur sebentar. Melirik jam dinding yang menunjuk angka 10 pagi, Sehun duduk di pinggiran kasur, matahari masuk ke jendela kamarnya yang lebar, menerpa wajah putihnya.

Ia menghela nafas, hatinya sakit teringat penampakan Chan Yeol di balik kaca besar malam tadi. Sehun yakin, kakaknya bukanlah seorang pembunuh, ada sesuatu yang membuatnya berbohong seperti itu.

Suara pintu yang terbuka di lantai satu terdengar oleh Sehun, ia belum beranjak dari tempatnya. Mendengar suara terburu-buru sepatu yang beradu dengan pijakan kayu di tangga, ketukan antusias di kamar Joon Myun dan suara ibunya terdengar jelas. Orangtua mereka kembali dari Italy.

Sehun terkekeh sebentar, padahal, mereka berjanji untuk melakukan kembang api dan jalan-jalan ke pantai untuk pertemuan berikutnya. Namun, kenyataannya mereka bertemu hanya untuk melihat kakaknya di dalam penjara.

” Kau sudah bangun?” Kyung Soo muncul dari balik pintu, mendekat ke arah Sehun yang tidak menjawab. Membuka hordeng lebar-lebar dan duduk di sebelah Sehun.

Keduanya terdiam, menatap silau matahari. Kyung Soo menyenderkan kepalanya di bahu Sehun.

” Menurutmu, mustahil bukan jika Yeol hyeong membunuh?” Kata-kata itu menjadi pembuka obrolan mereka. Kyung Soo tidak menjawab.

” Hyeong..”

” Hm?”

” Apa—-kau sudah tahu tentang kematian ibu?” Tanya Sehun. Kyung Soo menggeleng.

” Aku akan bertanya pada ayah” Ucapnya kemudian. Sehun mengangguk.

” Aku ingin mendengar suara Yeol hyeong..” Gumam Sehun. Kyung Soo menatap adiknya tersebut, membenarkan rambut Sehun yang berantakan.

” Kau akan segera mendengarnya, yakinlah hyeong akan keluar dari penjara..”

Kemudian, terdengar isak membuat Kyung Soo membeku. Sehun, menangis. Bibirnya bergetar, kedua tangan lekas menutupi wajah putih itu, Sehun menahan isakannya. Dia belum pernah menangis, dan ini kali pertamanya, Sehun, merindukan Chan Yeol..

Chan Yeol jarang pulang ke rumah ketika ia duduk di kelas 1 SMA semester dua karena cekcok dengan ayah mereka, membuat Sehun terkadang menangis sendirian di dalam kamar karena merindukan kakaknya tersebut. Ia berusaha sungguh-sungguh dalam belajar agar bisa ke terima di SMA yang sama dengan Chan Yeol hanya untuk melepaskan rindu pada kakak laki-lakinya yang galak.

Ketika ayahnya memutuskan menikah, dan ide untuk tinggal serumah di ucapkan, Sehun tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Apalagi, ketika ia tahu Chan Yeol menyetujui permintaan ayahnya. Ia senang bisa hidup bertiga lagi, ia bahagia karena Chan Yeol kembali tinggal bersamanya.

Namun, kini, ia merasa terpisah sangat jauh dengan Chan Yeol. Melebihi saat Chan Yeol jarang pulang ke rumah, ia merasa tidak akan pernah bertemu Chan Yeol lagi dan ia jadi gusar.

” Aku rindu Yeol hyeong..” Gumamnya.

Kyung Soo mengelus punggung adiknya dalam diam.

.

Jongin, Sehun, Kyung Soo, Baek Hyun dan Joon Myun duduk di sofa. Wajah mereka tampak muram, lingkaran hitam terlihat jelas, mata-mata bengkak milik Baek Hyun, Joon Myun dan Sehun adalah bukti mereka menangis sepanjang malam.

Tuan Park dan Nyonya Han duduk di depan mereka, duduk diam selama sepuluh menit. Setali tiga uang dengan kelima pemuda itu, tuan Park dan Nyonya Han pun terlihat berantakan, tidak ada make up, tidak ada baju bagus, bahkan ia kemari menggunakan sepatu berbeda sepanjang perjalanan sampai ke rumah.

” Apa yang dikatakan polisi?” Tuan Park memulai pembicaraan, suaranya terdengar bergetar, namun ia berusaha tetap tegar.

” Chan Yeol meminta untuk di adili, ia mengaku membunuh wanita itu..” Jawab Joon Myun.

Tuan Park segera memijit dahinya. Kata-kata menyangkut di tenggorokannya.

” Apa kau berbicara dengan Chan Yeol?” Nyonya Han bertanya.

” Ya.. Dia bilang, dia membunuhnya karena wanita itu mengancam membunuh Ra Nee. Wanita itu pacar dari musuh di Gengnya..”

” Lalu, apa yang harus kita lakukan?” Nyonya Han bertanya lagi.

” Polisi masih menyelidiki kasus ini bu.. Mereka menduga Chan Yeol menyembunyikan seseorang, karena di kamar itu tidak ada jejak dan sidik jari oranglain selain milik Chan Yeol bahkan milik korban..” Jelas Joon Myun.

” Apa maksudnya?” Nyonya Han tidak mengerti.

” Itu berarti Chan Yeol menghapus seluruh jejak dan sidik jari seluruh barang-barang dirumah tersebut sehingga sidik jari milik korban ikut terhapus. Benar?” Tuan Park memperjelas dan Joon Myun mengangguk.

” Apa Chan Yeol berkata sesuatu padamu? Ia menyebutkan siapa yang dia lindungi?”

Joon Myun tersentak, mengingat gerakan bibir Chan Yeol menyebutkan nama seseorang.

” Ti-tidak..”

Nyonya Han mendengus. Tangannya berkeringat, ia gelisah.

” Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kita membebaskan Chan Yeol?” Gumamnya.

” Ayah..” Suara Sehun membuat seluruh mata kini berpaling padanya.

” Maafkan aku, tapi aku mengambil kertas di amplop coklat milik ayah dan memfotokopinya. Aku..”

Mata tuan Park membulat. Terkejut atas ucapan Sehun.

” Aku juga ingin bertanya itu, maukah ayah menjelaskannya?” Kyung Soo berkata.

Joon Myun, tuan Park dan Nyonya Han saling memandang. Dengan hati-hati tuan Park membuka mulutnya.

” A-apa yang ingin kalian tanyakan?”

” Berkas-berkas di dalam amplop coklat..” Sehun dan Kyung Soo bicara hampir serentak.

Tuan Park menelan ludah, bibirnya kering seketika.

” Baiklah, mungkin ini saatnya kalian mengetahui yang sesungguhnya. Ayah akan bertanya, apa yang kalian ketahui tentang kematian ibu kalian?”

Kyung Soo dan Sehun terdiam sebentar, berfikir.

” Kudengar dari kakek ibu meninggal karena sesak nafas..” Sehun menjawab.

” Nenek bilang ibu meninggal karena phobianya kambuh, hingga sesak nafas dan meninggal..” Kyung Soo menjawab.

” Benar, ibu kalian memiliki phobia pada ruang sempit dan gelap.. Ia meninggal karena terjebak di dalam gudang yang terkunci untuk mengambil bola..” Ujar tuan Park.

” Bola?” Jongin ikut merespon.

” Jika kalian membaca isi dalam amplop coklat tersebut, kalian pasti tahu garis besarnya cerita ini. Kyung Soo, maafkan ayah, tapi kau adalah anak ayah dari ibu berbeda dengan Chan Yeol dan Sehun..”

Kyung Soo terbelalak. Menelan ludah.

” Ayah pernah berkencan dengan seorang wanita

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ErnaMurti #1
Chapter 11: Serius, ceritanya bagus banget. Konfliknya ngenaaaaa.. Udah kaya baca fanfic detektif kayanya, banyak teka-tekinya gitu jadi sambil baca sambil mikir juga. Haha, pokoknya daebak deh author! Tapi endingnya kepribadian gandanya sehun tetep ga hilang?
keyhobbs
#2
Chapter 11: aigoo...serius ini keren bnget, cara author mengombang-ambing perasaanku#aciee:D terus gmana cara author membuat aku nebak2 teka-teki yg ada itu tuh keren bnget sumpah! Author I really really really love this story^^
lightmover0488 #3
NICE STORY!! JJANG~
hirosima #4
Chapter 11: sempurna, cinta keluarga. apa kau penulis sungguhan, maksudku kau sudah menerbitkan sebuah buku diluar fanfic? kau seperti profesional. q bkn fans exo tp q menyukai tulisanmu, lepas dr status fans atau grup q salut dg karyamu. keep writing! :)
hirosima #5
Chapter 11: sempurna, cinta keluarga. apa kau penulis sungguhan, maksudku kau sudah menerbitkan sebuah buku diluar fanfic? kau seperti profesional. q bkn fans exo tp q menyukai tulisanmu, lepas dr status fans atau grup q salut dg karyamu. keep writing! :)
dolphin159 #6
Chapter 11: Bru tw ada side storynya, aku bc di ffindo dr part prtm smpe end, critany jd lbih jlas di sini ttg msa kecilnya sehun
eunzha #7
Chapter 11: 대박 ><
asli keren banget banget banget ~>_<~
keren banget ceritanyaaaaa ><
telat bgt bacanya tp ini keren bgt idenyaaa
ampun banget, semua perasaan aku diubek2 sama cerita disetiap chapternya ><
eunzha #8
Chapter 11: 대박 ><
asli keren banget banget banget ~>_<~
keren banget ceritanyaaaaa ><
telat bgt bacanya tp ini keren bgt idenyaaa
ampun banget, semua perasaan aku diubek2 sama cerita disetiap chapternya ><
MinyeolPark #9
Chapter 11: kerennn banget ceritanya,gak nyangka kalo sehun yang selama ini chanyeol tutupi,disini karakter chanyeol bikin aku salut,duh dah gak tau mau ngomong apa,tapii akhirnya keluarga park bahagia :)
Vay1991 #10
Chapter 11: salah sangka deh. ternyata sehun pelakunya. yang punya kepribadian ganda dan kenapa juga chanyeol yang bersikap berbeda kalo d di hadapan sehun.
ceritanya penuh dengan nasihat kehidupan. keren