Salju

Tentang kita

Lampu ruang latihan sudah padam ketika Yixing memutuskan kembali untuk mengambil jaketnya yang ketinggalan. Sewaktu membuka pintu dan meraba keberadaan sakelar lampu ternyata Yixing menemukan sesuatu yang lebih dari itu.

Sebuah kebetulan atau mungkin takdir.

Kris duduk di sudut ruangan. Di depannya jendela besar seakan menjadi layar yang menarik. Salju baru saja berhenti. Cahaya kuning keemasan dari lampu jalan menabrak tumpukan salju di atas ranting pohon. Suasananya sunyi. Musim dingin yang kelabu selalu identik dengan sendu.

Kris memeluk perkusinya erat. Perkusi itu miliknya. Kris membelinya setahun setelah menjadi trainee. Setelah bertemu Yixing, suara perkusi itu selalu ditemani sang gitar. Pelepas penat mereka setelah seharian latihan.

Hati Yixing mencelos. Ada rasa aneh yang tiba-tiba menyapa.

Jaket yang Yixing cari berada di lengan kursi yang diduduki Kris. Hatinya bimbang untuk mendekat. Mungkin saja sekarang Kris butuh waktu untuk sendiri. Berbalik, Yixing memutuskan untuk keluar sebelum sebuah suara memecah keterdiaman.

"Saat itu kau latihan sampai pagi." Kris tahu Yixing ada di sana. Tanpa sadar pegangan Yixing pada gagang pintu mengerat. "Tiga bulan setelah menjadi trainee kau dikenal sebagai anak yang pekerja keras. Itu adalah Zhang Yixing. Teman trainee dari Cinaku yang pertama." Yixing berdo'a, menguatkan hatinya. Karena apa pun yang akan dikatakan Kris setelah ini pasti tidak baik bagi kesehatannya. "Karena latihan keras itulah suatu dini hari kau sampai tidak bisa berjalan pulang karena pinggangmu cidera. Kau masih ingat?"

Tidak. Yixing bukan sekedar mengingatnya. Memori itu tersimpan baik-baik dalam hatinya.

Saat itu dia sendirian di ruang latihan. Hampir tidak sanggup untuk mencapai pintu keluar. Kris datang dengan wajah khawatir yang tidak bisa disembunyikan. Tanpa pikir panjang digendongnya Yixing.

"Kau tidak mau ke rumah sakit karena akan merepotkan banyak orang. Akhirnya hanya ada plester yang memanjang di pinggangmu. Dasar keras kepala! Kemudian ... saat kita berjalan pulang suasanya sama persis seperti sekarang." Nada suara Kris semakin rendah di akhir kalimat.

Mereka berjarak beberapa meter, di ruangan yang sama tapi tidak saling memandang. Dan entah kenapa seakan saling terhubung saat akhirnya Yixing ikut larut dengan menikmati pemandangan di luar jendela.

Kau tahu? Kadang dalam satu waktu apa saja bisa membuatmu terlempar lagi ke masa lalu secara paksa. Mengais memori dari otak. Entah itu benda, aroma, atau pun suasana.

Seperti saat ini.

Kris masih membawa Yixing aman di balik punggungnya menuju jalan pulang. Kemudian ada Yixing yang tetap mengomel kalau dia baik-baik saja dan bisa jalan sendiri. Akhirnya Yixing kalah karena Kris mengancamnya akan lapor ke pengajar kalau Yixing cidera.

Setelah itu yang ada hanya kesunyian. Kris dan Yixing sama-sama menikmati waktu berdua.

Berdua.

Menyusuri jalan yang masih dingin. Ditemani temaram lampu. Kuku-kuku pohon yang seakan menghitam di tengah malam.

Kris benar. Suasananya persis seperti saat ini Menyudahi dejavu mereka, Kris membawakan jaket yang diperlukan Yixing. Yixing menggumamkan ucapan terima kasih yang tulus.

'Terima kasih untuk semuanya.'

Secara mengejutkan, Kris berjongkok di depan Yixing. Menawarkan punggungnya.

"Ayo pulang."

Saat ini Yixing memang punggungnya baik-baik saja. Jaket juga akan mengurangi rasa dingin tapi sepertinya mendapatkan kehangatan ekstra saat memeluk Kris dari belakang juga bukan ide yang buruk.

Mereka pulang. Menyusuri jalan kenangan. Mengulang sebuah kebahagiaan. Menyimpan sekali lagi dalam hati.

.

.

.

"Xing, kenapa kau tidak bilang kalau kau sekarang menjadi berat begini? Turun sekarang!"

"Tidak mau! Memangnya siapa tadi yang minta?"

"Turun tidak?"

"Tidak mau!"

"Zhang Yixing!!! Aww jangan cekek leherku! Iya iya tidak aku turunkan!" . 

 

Fin.

 

P.s : Akhir tahun dan aku merindukan mereka. Berpelukan yuk.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Clovexo
#1
Chapter 13: rasanya pengen nangis apalagi kalo inget ttg kondisi mereka sekarang.. yaampun.. kalian ketemuan kek di real, trus dipoto paparazi biar para kray shipper pada seneng huhuhu
xokrayxo
#2
Chapter 14: Hihii okedeh
Ditunggu ff fanxing yg lain!
Julianeka
#3
Chapter 14: Iy gpp thor.
Tetep ditunggu ff fanxingnya yg lain :)
ReiSama #4
Chapter 14: oh... okeeee.... yg penting author-nim ttp nulis Kray,,hehehee...

Fighting!!!
:D
---A_V--- #5
Chapter 14: it's okay...as long as you still writing kray fics....hehehe...
Fighting...^_^
llalallala #6
Chapter 14: Aaahh seriusan udahan? Iya sih, aku ngerti deh..
Yang penting author ga berhenti nulis kray ya, walaupun bukan canon lagi hiks.
Makasih buat 'tentang kita' nya yang ngasih banyak inspirasi dan hiburan, bikin aku jadi 'mengenal' yifan-yixing lebih dalam lagi.. Thanks, authornim! Tetep semangat, Fighting!! ^^
kjungxox88 #7
Chapter 12: sweet...!!
flychicken97 #8
Chapter 11: yg terakhir itu loh, horror. si alpaca yg ga jelas cowo apa cewe tiba2 nyengir abis nyium barney -_-
ahhh aku jadi takut kalo boneka bulukan aku dirumah sebenernya bisa kyk barney ><
eh yg aku komenin kok malah barneynya -,-
Clovexo
#9
Chapter 12: yaampun.. ini mereka lucu wakaka