Chapter 1

Let Me Go

Matahari sudah bersinar cerah ke segala arah, bahkan cahayanya sudah masuk ke sela-sela gorden kamar Minji. Minji masih tertidur di meja belajarnya, seperti biasa insomnia akutnya dan kebiasaan mendapat ide cemerlang pada saat dini hari untuk menulis novel.

Boy you got my heartbeat runnin' away, beating like a drum and it's coming your way

Can't you hear that boom, badoom, boom, boom, badoom, boom, bass

Yeah that's that super bass

Got that super bass boom, badoom, boom, boom, badoom, boom, bass

Yeah that's that super bass

iPhone milik Minji bergetar heboh membuat pemiliknya terbangun dan tergesa-gesa mengangkatnya.

“Annyeong” suara di sebrang sana.

“Heuh?” Minji masih setengah tertidur.

“Im Minji, apa kau masih tertidur? Hahaha” suara lelaki itu membuat mata Minji terbuka lebar.

“Ini siapa?” Tanya Minji bodoh.

“Ah rupanya kau menghapus nomorku ya? Tidak apa-apa itu memang wajar.” Jawab lelaki itu gugup.

“Kai?” Tanya Minji, jelas-jelas ia sangat mengingat suara itu dan takan pernah melupakannya.

“Siapa lagi kalo buka aku Minji, ah kau masih saja seperti dulu hahaha”

“Mmm.. sorry aku baru bangun, itupun karna ada telepon darimu.”

“Kau masih insomnia ya? Ternyata memang kau tak banyak berubah.” Omongan lelaki itu membuat dadanya berdesir, ia bahkan masih mengingat kebiasaanku.

“Minji, boleh aku mengajakmu jalan-jalan hari ini?” Tanya Kai malu-malu.

“HAH? APA? Oh maksudku mau.” Minji tak tau harus menjawab apa.

“Oh okay, nanti aku telepon lagi ya” dan telepon pun terputus.

 

“Tuhan, apakah kau menghukum dosa-dosaku karna sering bolos kuliah lewat dia?” Anda terkulai lemas di meja belajar.

 

[Kai POV]

Aish mendengar suaranya membuat tanganku gemetaran. Ia masih sama seperti yang dulu, polos, ceroboh, menggemaskan, dan. Aku terlalu mencintainya.

“Kai kau kenapa?” Sehun tiba-tiba ada di sebelahku. “Mukamu tampak seperti orang frustasi.” Ah Sehun memang orang yang frontal piker Kai.

“Ah aku hanya kurang tidur saja Sehun, ya kurang lebih seperti itu.” Sehun hanya termanggut-manggut.

“Kai apa kau akan ikut kami jalan-jalan?” Tanya Chanyeol tiba-tiba masuk ke kamarku.

“Sepertinya tidak hyung, aku ada janji lain.”

“Wah akhirnya playboy kita bergerak, ayolah Kai wajahmu seperti playboy tetapi dari debut EXO kau bahkan belum pernah berkencan dengan perempuan manapun. Bahkan Seohyun unnie yang tertarik padamu juga tidak kau ajak kencan.” Sehun menyetujui ucapan Chanyeol hyung.

“Ah kalian ini, Seohyun unnie kan lebih tua daripadaku, bahkan kau.” Aku menunjuk Chanyeol hyung. “Hubungan kita hanya sebatas adik-kakak. Tidak lebih.” Aku hanya tersenyum masam.

“Yasudah kalau begitu sana cepat bangun. Nanti kencanmu gagal lagi.” Chanyeol hyung keluar dari kamar.

Ah ya untuk mengingatkan hari ini aku pergi dengan Minji bukan kencan, tapi pendekatan kembali lebih tepatnya.

Aku berdiri di depan Namsan Tower. Entah apa yang membuatku memilih tempat ini untuk bertemu dengan Minji. Yang pasti aku harus bersembunyi di balik kacamata hitam untuk menghindari serbuan fans, ya akhir-akhir ini EXOTICS sedikit. Ya sedikit brutal.

Perhatianku tersita saat melihat seorang gadis yang turun dari taxi. Tampilannya sangat biasa untuk remaja-remaja Korea. Kaos bergambar dipadukan dengan legging dan mini boots. Sayangnya gadis ini tidak terlihat biasa baginya. Terlalu spesial dimatanya.

Gadis itu tampak sedang mencari-cari seseorang. Ya orang yang sedang ia cari ada di sini, mengawasinya. “Minji!!!!” Kai berteriak seperti anak kecil. Minji pun langsung mencari sumber suara yang memanggilnya.

“Annyeong Kai Oppa!” sapa Minji, ia merasa ada yang aneh di ujung lidahnya saat mengucapkan kalimat tadi.

“Hai, apa kabar? Wah kau masih pendek seperti dulu ya.” Kai tidak bisa berhenti tersenyum melihat Minji. Ya Minji, Minji-nya, dulu.

“Aish, tinggiku normal! Teman-teman di tempatku bahkan lebih pendek dariku. Padahal umurku kan baru 17 tahun” Bibir Minji membentuk lengkungan cemberut.

“Ahh kau masih seperti dulu haha.” Dada Minji terasa berdesir kembali saat mendengar ucapan Kai tadi.

“Oh ya Kai ada apa mengajak ketemuan?” Tanya Minji alih alih pipinya terasa hangat.

Kai sedikit gugup mendengar pertanyaan Minji tadi. “Mmm… bagaimana kalo kita ke café dekat sini? Aku belum makan dan sangat lapar.” Kai menggandeng tangan Minji yang mungil.

Di hadapan Minji sudah ada Hot Chocolate ditambah marshmallow kesukaannya. Ia tampak seperti anak kecil yang melihat permen, sekalipun di depannya aku memperhatikan sejak tadi.

“Ah ya, Kai selamat ya kau sudah berhasil sekarang bersama EXO!” ucap Minji bersemangat di sela-sela meneguk Hot Chocolate.

“Terima Kasih, kau harusnya datang ke Showcase EXO di Seoul akhir Maret kemarin.” Jawabku

“Akhir Maret kemarin aku baru datang dari California. Aku juga baru tau kau anggota EXO-K dari Koran seminggu kemudian.” Ujar Minji dengan polosnya. Ya Tuhan aku sangat merindukan dia, pikir kau dalam hati.

“Oh ya bagaimana dengan ibumu disana?” tanyaku hati-hati.

“Baik-baik saja, hanya dia tidak mau kembali ke Korea. Terlalu mengingatkannya pada ayah katanya. Bahkan ia hanya berhubungan dengan halmeoni melalui skype.

“Ah kau memang pintar ya bisa lulus di California Institute of California di umur 17 tahun. Aku jadi malu sendiri hahaha.” Aku coba mencairkan suasana awkward ini.

“Ah ya oppa, apa yang mau kau tanyakan?” Minji membuatku hampir menyembukan minuman yang baru ku teguk.

Ayo kai kau pasti bisa, Fighting! “Tidak aku hanya ingin tau kabarmu dan keluarga.”

Aish Kai kau benar-benar pengecut. “Oh, terima kasih Oppa sudah perhatian padaku.” Minji tampak kecewa dengan jawabanku.

Tiba-tiba iPhone sialan milikku berbunyi. “Annyeong hyung ada apa?” itu pasti Suho hyung pikirku.

“Memangnya selalu Suho hyung ya yang mengingatkan jadwal padamu?” suara Sehun yang terdengar di sebrang.

“Aish Sehun. Minhae. What up?” aku sedikit meniru gaya Kris hyung.

“Kau lupa kalau kita ada pemotretan? Ayo cepat!” Sehun langsung mematikan telepon.

“Aish Minji, maaf tidak bisa mengantar kau pulang. Aku ada pekerjaan siang ini. Mianhae.” Aku memberikan aegyo kepada Minji.

“Tidak apa-apa. Aku juga ada pekerjaan, biasalah seorang jurnalis selalu siap kemana-mana.” Minji hanya nyengir dengan sisa-sisa chocolate di sisi bibirnya.

[Minji POV]

Untung saja tadi Kai tidak terlalu lama berbicara denganku. Kalau ia ngobrol denganku sejam lebih lama mungkin aku akan ayan di tempat. Haha mulai kacau omonganmu Minji!

Tiba-tiba iPhone di saku mantelku bergetar tanda e-mail masuk. Dan ternyata isinya…. Oh Tuhan terima kasih. Aku di terima di Seoul National University.

Tapi isi e-mail itu mengharuskan ku langsung datang ke kampus untuk memenuhi administrasi. Aku pun berlari ke trotoar untuk menghentikan taxi.

 

Aku masuk ke sebuah café tak jauh dari kampus. Ya aku butuh sedikit kafein hari ini. Café ini bernama 커피브라더atau (keopibeuladeo) artinya Brother Coffe. Membaca nama cafénya saja sudah membuat tengorokanku berteriak.

Setelah memesan segelas Caramel Macchiato dan Waffle aku duduk di meja di sudut café yang sedikit tersembunyi tapi bisa melihat ke luar café  sambil membuka laptop. Huh aku masih harus meneruskan cerita untuk novel baruku di Korea!

 

[Narator POV]

Pesanan sudah datang sejak setengah jam yang lalu, tetapi waffle pesanan Minji belum tersentuh sama sekali. Perempuan mungil itu masih terfokus pada layar laptopnya sambil sesekali menyeruput Caramel Macchiato-nya.

Tiba-tiba konsentrasinya terpecah saat mendengar teriakan histeris samar dari luar café. Orang-orang berlari mengejar sekitar 6 orang. Ternyata di Korea maling dikejar sampai separah itu ya? Minji hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tapi begitu melihat mayoritas orang yang mengejar 6 orang itu semuanya perempuan dan membawa spanduk. Begitu melewati café tempat Minji duduk, 6 orang itu berpencar dan seorang pria berlari masuk dan langsung mencari meja kosong.

Entah mengapa lelaki itu langsung duduk di meja yang sama dengan Minji. “Maaf, anda siapa?” Tanya Minji heran.

 

[Suho POV]

“Maaf anda siapa?” Tanya perempuan penghuni meja ini. “Ah mianhae. Euh I mean sorry.” Melihat tampangnya yang sedikit barat aku batal berbicara bahasa korea, sayangnya aku tidak bisa bahasa Inggris.

“Ah. Kenapa kau tidak berbicara bahasa korea? Saya orang korea!” perempuan itu tersenyum sedikit geli.

“Ah maaf, saya butuh menyamar disini. Saya sedang dikejar oleh orang-orang itu.” Aku melirik kebelakang untuk memastikan tidak ada exotics yang masuk ke café itu.

“Memangnya mereka siapa?” perempuan itu bertanya dengan wajah yang polos.

“Oh biasa, mereka fangirl.” Perempuan itu hanya manggut-manggut berarti ia bukan seorang fangirl apalagi exotics.

“Ah, annyeong. Saya Kim Joonmyun, tapi panggil saya Suho.” Aku mengulurkan tangan ke depannya.

“Oh saya Im Minji, ya semua orang biasanya memanggil saya Minji.” Tangan Minji menyentuh tangan Suho.

Sedikit desiran terasa di dada saat Minji menjabat tanganku. Aish Pabo pikiranmu melantur sekali.

Setengah jam berlalu Minji sedang berceloteh tentang tempat kuliahnya yang baru. “Jadi kau melanjutkan S2 di Seoul?” tanyaku antusias.

“Iya begitulah, aku ingin bernostalgia dengan Negara tempat ayahku tinggal. Ya United States membuatku jenuh.” Minji menjawab dengan antusias yang sama.

“Oh ya memangnya umurmu berapa tahun? Kau terlihat seperti anak SMA.” Ujarku jujur.

“Umurku memang baru 17 tahun makanya banyak orang yang menganggapku anak SMA haha.” Ya Tuhan senyumnya membuat kupu-kupu di perutku beterbangan.

“Hah? Umurmu masih 17 tahun? Kau lulus SMA umur berapa?” aku tidak bisa membayangkan Minji yang masih berusia 13 tahun menggunakan seragam SMA.

“Hahaha tidak usah panik, saya lulus S1 hanya 2 tahun, jadi saya lulus SMA di umur 15 tahun, selain masuk elementary school lebih cepat, aku mengikuti kelas akselarasi.” Jawabnya panjang lebar.

“Wah kamu pintar sekali ya.” Tanpa sadar aku memujinya membuat pipinya bersemu merah jambu.

Setelah jam tanganku menunjukan pukul 4 sore, tiba-tiba handphone ku bergetar tanda telepon masuk.

“Ya kenapa?” jawabku datar.

“Hyung kau dimana? Kita sudah lolos dari para exotics. Jangan bilang sekarang kau sedang disandera.” Seperti biasa Kai selalu berlebihan.

“Ah dasar kau ini, selalu berlebihan. Sebentar lagi aku pulang, langsung ke dorm! Kalian jangan kemana mana. Annyeong kkamjong!” aku memutuskan telepon duluan.

“Minji-Ah maaf saya harus pulang, teman-teman saya ternyata mengkhawatirkan keadaan saya. Terima kasih ya sudah mau membantu.” Aku pun berlari ke arah pintu sambil melambai ke arah Minji.

Begitu masuk ke mobil aku melihat Minji buru-buru keluar dari café seperti darurat. Tapi mobil yang ditumpangiku sudah terlanjur berjalan. Ada apa ya?

 

[Narator POV]

Sekitar semenit setelah Suho keluar Minji baru menyadari ada benda berwarna merah di dekat laptopnya. Bukan itu bukan iPhoneku, chasing iPhoneku berwarna hitam. Berarti itu milik… Minji langsung berlari ke luar café.

“Aish, orang ini ceroboh sekali.” Ucap Minji saat mobil Suho beranjak dari tempat parkir. Bagaimana cara mengembalikannya ya?

Mungkin memang tidak sopan mengutak-ngatik handphone milik orang lain, terlebih lagi orang yang baru ia kenal. Tapi setengah dari jiwa Minji yang memang jail akhirnya membuat ia membuak data-data yang ada di handphone milik Suho.

Sangat aneh orang dewasa terlebih artis seperti Suho tidak menggunakan password di iPhonenya. Dengan leluasa ia membuka picture gallery dan sebagainya.

“Wah ternyata Suho tampan juga ya.” Ucap Minji tanpa sadar. Aish Minji kau memang sudah gila hari ini. Minji langsung mengendalikan pikirannya.

Tanpa sengaja ia membuka message milik Suho, entah mengapa ia menambahkan nomer handphone dan emailnya di contact.

{Exo-K Dorm)

“Aku pulang.” Ucap Suho masuk ke dalam dormnya.

Chanyeol dan Kyungsoo yang sedang menonton tv sontak melihat kea rah hyungnya. “Hyung tadi hyung kemana saja?” Tanya Chanyeol.

“Ah aku tadi bersembunyi di café sekalian makan siang hehe.” Jawab Suho sambil masuk ke dalam dapur.

Kai masih melamun membayangkan Minji sejak tadi. Kimchi di hadapannya sudah dingin karna tidak disentuk pemiliknya.

“Heh kkamjong, cepat makan kimchi milikmu! Hanya bias menghamburkan makanan saja!” Suho yang baru masuk dapur langsung memukul pelan kepala Kai.

“Aish hyung, mengagetkan saja. Iya-iya aku habiskan semua.” Kai mendengus kesal kepada hyungnya.

“Hyung, boleh tidak aku pinjam handphonemu? Aku harus menelepon eomma!” Chanyeol tiba-tiba masuk ke dalam dapur.

Suho langsung merogoh kantong mantelnya. “Oh God, handphoneku mana?!?!”

 

 

© mysterydrm story, 2012

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
amusuk
#1
Chapter 2: yak, akhirnya sempet jg baca~
Go!
rirymilky95 #2
Chapter 6: hyaaaaaa lanjut dong min!!
kai~ suho~
mana ini mana??
nora50
#3
Chapter 6: I love your fast update haha XD
Dudu minji pilih siapa yaaa??? I like when kai saying: lbih baik dkejar exotic sampe pingsan >.< (kasian bgt dia sedih...tp kata2 itu bikin pgn ktawa haha)

Fighting author-nim!
rirymilky95 #4
Chapter 5: aduh thor ayo terusin.. asik nih ceritanya ><
dua"nya bias aku pula kkkkk~
agak panjangan dong thor ceritanya hehew
nora50
#5
Chapter 5: It's been a while >.< akhirnya diupdate jg..but why so short?T^T pnasaran bgm kai n suho slnjutnya. Fighting with updating<3
amusuk
#6
yah, q masi bru bc chap1. Q subs dlu yaa.
Minji kyoptaa, kai jugaaa
wahahaha!
nora50
#7
Halo! Wah cerita ini smpt ilang waktu AFF eror...re-read nih, tp gpp ^^ i love your story too! I'm looking forward to your update XD
Fighting!!
nora50
#8
New reader n lgsng jd subscrber... Good job author-nim! Di update yah ^^
mysterydrm
#9
hai juga, makasih ya:D
minariFini
#10
Cerita na bgs. . .xD Q orng indonesia jua lho^^
salam kenal. . *b0w