Chapter 6

Anger

“Mungkin aku akan mati besok,” ujar Seungwan yang tangannya sedikit gemetar saat melepas pakaian kerajaan berganti dengan pakaian yang dibuat untuk tahanan. Ia melepas cincin giok yang diberikan Joo Hyun padanya di hari pernikahan mereka.

“Tolong, berikan ini pada pangeran.” Ini lah saatnya pikir Seungwan, Joo Hyun menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. Mengapa begitu banyak yang loyal padanya, karena jika kau melakukan kesalahan, maka kau tidak akan selamat. Yang Seungwan khawatirkan saat ini adalah Seulgi, ia masih memiliki kedua orang tua dan seorang adik perempuan, dan apa yang akan terjadi pada mereka. Seungwan sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi pada dirinya. Ia tidak lagi memiliki siapapun, ia yakin Joo Hyun akan segera melupakannya, dan kerajaan akan berjalan dengan baik di bawah pemerintahan Joo Hyun.

Ini saatnya, aku akan datang ayah.

Seungwan tersenyum sambil melihat ke arah bulan yang terang kali ini. Dari balik penjara ia bisa melihat bulan itu, ia tersenyum sekilas dan memejamkan matanya.

“Pangeran, tolong jangan mengambil tindakan gegabah seperti ini.” Ujar penasehat kerajaan.

“Bagaiamanapun, putri Seungwan adalah pewaris kerjaan ini, dan hal ini tidak baik bagi kepercayaan rakyat pada anda pangeran.”

“Tapi mereka telah melakukan hal yang tidak pantas.”

“Pangeran, apa yang anda lihat belum tentu adalah sebuah kebenaran.” Ujar sang penasehat, namun Joo Hyun tak mau mendengar itu semua.

Joo Hyun sudah berada di tempat hukuman, ia melihat Seulgi dan Seungwan dengan tubuh yang terluka. Pria itu tidak bisa melihat Seungwan dengan begitu tak berdaya. Namun semuanya hilang ketika salah satu pelayan memberikan cincin giok itu padanya.

Mengapa ia melepasnya, bukan kah ia seharusnya tetap menggunakannya?

“Untuk yang terkahir kalinya, aku ingin mendengar pembelaan kalian. Sebelum aku mengambil keputusan.”

“Saya, mengucapkan begitu banyak terima kasih pada pangeran karena telah memperlakukan saya dengan sangat baik. Dan saya akan menerima hukuman yang akan anda berikan pada saya, meskipun saya harus kehilangan nyawa. Saya yakin anda akan menjaga kerajaan ini dengan sangat baik.” Hanya itu yang diucapkan Seungwan, Joo Hyun cukup kaget karena Seungwan begitu pasrah dengan semua hukuman yang akan ia terima. Sementara Seulgi, berusaha menjelaskan apa yang terjadi malam itu, ia sangat berharap Joo Hyun mengampuni ia dan Seungwan.

“Aku mohon pangeran, dengan segala kebijaksanaan anda.” Tubuh Seulgi gemetar karena ia sangat ketakutan saat ini, dan Joo Hyun bisa merasakan itu. Ketika ia melihat Seungwan, gadis itu sama sekali tak bergeming. Ia menatap Joo Hyun dengan tenang, Joo Hyun yang begitu bingung dengan sikap tenang Seungwan memutuskan untuk mengurung kembali mereka dan akan memutuskannya esok pagi.

“Apakah kau tidak takut putri?”

“Kau masih memanggilku putri Seul?, sementara kita berada di penjara yang sama?”

“Tetap saja, kau adalah putri kerajaan ini.” Seungwan hanya tersenyum.

“Tak ada lagi yang menghalangi ku untuk bertemu dengan ayahku.”

“Tapi, bagaimana dengan kerajaan ini?”

“Aku mempercayakannya semuanya pada Joo Hyun, karena aku yakin ia akan membuat kerajaan ini bangkit lagi.”

“Aku mengerti.”

“Dan bagaimana denganmu Seulgi, semua ini tidak begitu adil bagimu.”

“Aku akan menerimanya sebagai hukuman atas apa yang aku lakukan, pergi bersamamu meninggalkan dunia ini akan lebih baik jika aku ditinggal sendirian Seungwan.”

“Aku senang mendengar namaku kau panggil seperti itu Seulgi.” Keduanya tersenyum.

“Apakah kau akan membiarkan Joo Hyun mengambil keputusan untuk menghukum kita berdua?”

“Ia tidak akan percaya dengan apa yang kita katakan, akan lebih bagus jika ia mengambil keputusan tanpa mengetahui kebenarannya. Aku yakin ia akan sangat terluka jika ia tahu kebenarannya dan tetap menghukum kita.”

“Apakah kau mencintainya Seungwan?”

“Aku adalah istrinya, tentu saja aku mencintainya, walaupun awalnya aku menentang semua itu. Namun yang ia lakukan adalah menjagaku dan merawatku dengan baik. Siapa yang tidak akan jatuh cinta dengan hal itu.” Seulgi hanya tersenyum mendengar semua itu, akhirnya ia mendapatkan jawaban yang selama ini ia cari dari diri Seungwan.

“Seungwan ah, maafkan aku seharusnya aku tidak membelas pelukan itu.”

“Seharusnya aku tidak memelukmu,” Seungwan tertawa, dan mulai memejamkan mata.

Ia mengingat bagaimana Joo Hyun begitu memanjakannya, memperhatikannya, dan merawatnya ketika ia sedang sakit. Joo Hyun bahkan menuruti perminta-permintaa Seungwan yang kadang ia sendiri tidak yakin bahwa orang seperti Joo Hyun akan mengabulkan keinginannya. Ia menitikkan air mata begitu ia mengenang semua kebaikan suaminya itu.

Maafkan aku Joo Hyun ah.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Ririjr26 #1
Chapter 7: Omg finally nemu ff indo yg well written dan easy to enjoy
Semangat thor 🙂
_SWenRene
#2
Chapter 5: Hohohoh please be safe wendy and seulgi!! Joohyun you!! Tak sabar mahu menunggu next update
hardcolors #3
Chapter 3: Well, i rather die
venusearthxx #4
Chapter 2: Poor seungwan, dari tuan puteri sekarang jadi pelayan