chapter 4

Anger

“Syukurlah kau sudah sadar,” Seulgi tersenyum pada Seungwan, ingin rasanya Seungwan menampar Seulgi, mamun tubuhnya bahkan tak sanggup untuk hanya sekedar miring dan menatap Seulgi.

“Mengapa?, mengapa kau lakukan ini pada kerjaan kita? “Wendy tak ingin lagi menangis.

“Mereka menahan kedua orang tuaku dan Jisun.” Seulgi menundukkan kepalanya, ia merasa malu dengan semua tindakan pengkhianatannya. Namun ia tidak memiliki pilihan lain, ia tahu apa yang ia lakukan adalah sebuah keegoisan, namun hanya itu jalan agar kedua orang tuanya dan Jisun adik perempuan satu-satunya Seulgi bisa selamat.

“Apakah mereka sekarang sudah bebas?” Tanya Seungwan lagi.

“Ya, mereka sekarang berada di kerajaan Tang.” Seungwan tak lagi bisa bicara karena ia tahu, seberapa Seulgi sangat menyayangi keluarganya. Ia tidak bisa menyelahkan Seulgi saat ini, tapi ia benar-benar ingin menampar pria itu.

“Pangeran,” Seulgi keluar dari kamar itu dan meninggalkan Seungwan dengan Joo Hyun.

“Aku dengar kau pingsan,” Seungwan hanya mengangguk. Joo Hyun kembali duduk di samping kasur Seungwan dan seorang pelayan datang dengan semangkuk madu dan bubur hangat.

“Bangunlah, aku akan menyuapimu.” Seungwan hanya bisa menurut, dan sebenarnya hal itu membuat Joo Hyun sedikit merasa bersalah, karena telah membuat gadis seperti Seungwan hanya terbaring lemah dan hanya menurut.

Perlahan Joo Hyun menyuapkan Seungwan sendok-demi sendok makanan yang ada di tangannya. Sampai Seungwan akhirnya menutup mulutnya meminta Joo Hyun untuk berhenti menyuapinya. Pria itu menghentikan kegiatannya dan membiarkan Seungwan kali ini beristirahat.

“Ayah, haruskah aku melakukannya?” Seungwan kembali menutup matanya, jantungnya berdegup kencang. Seorang pelayan sudah masuk dengan membawa gaun pengantin untuk nya.

“Putri, sebaiknya anda berganti pakaian, para tamu sudah menunggu di bawah.” Butuh waktu beberapa minggu untuk meyakinkan dirinya, melakukan pernikahan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia tidak pernah menyangka ia harus menikah dengan orang yang telah menghancurkan semua miliknya.

Seungwan melihat ke arah Seulgi yang berdiri di samping pangeran Joo Hyun, ia ingin menangis. Apakah, kau tak pernah menginginkan ku Kang Seulgi? Sampai-sampai kau dengan mudah begitu saja menyerahkan ku pada orang yang tak kukenal? Padahal kau pernah berjanji bahwa kau yang akan memenangkan hatiku dan kaulah yang akhirnya menikahiku dan kita akan hidup bahagia.

Seungwan tak melepaskan pandangannya, namun dengan segera Seulgi menundukkan kepalanya. Ia tidak sanggup melihat pernikahan itu. Gadis yang selalu ia cintai dengan sepenuh hatinya kini lepas dari genggamannya, semenjak ia memutuskan untuk membantu Joo Hyun merebut kerajaan Barat. Namun ia harus melihat pernikahan ini sampai selesai dan ia sudah hancur sejak awal.

Seungwan hanya diam mematung, ketika Joo Hyun mulai mengecup bibir dan membelai pipi lembutnya. Satu-persatu pakaian pengantin itu dilucuti, Joo Hyun melakukan apa yang seharusnya ia lakukan sebagai seorang pria. Ia tahu ini akan sangat berat bagi Seungwan, namun keinginannya untuk memiliki Seungwan sangat besar. Pria itu tidak bisa menahan dirinya dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

“Tapi pajak yang dipungut terlalu besar pangeran,” Joo Hyun tidak memperhatikan apa yang Seungwan bicarakan. Ia masih saja menulis beberapa puisi yang sangat ia gemari.

“Pangeran, anda harus melakukan sesuatu, turunkan pajaknya, agar rakyat bisa sedikit bernafas pangeran.”

“Cukup, Seungwan.” Ujar Joo Hyun sedikit menaikkan suaranya.

“Anda berjanji pangeran.”

“Aku tak pernah berjanji apa-apa padamu.” Seungwan keluar dari ruang kerja itu dan mengambil beberapa perhiasan yang dihadiahkan oleh Joo Hyun dihari pernikahan mereka.

“Apa yang kau lakukan Seungwan?” tanpa Seungwan ketahui Joo Hyun menghentikan kegiatannya dan mengikuti istrinya.

“Mereka sedang kesusahan pangeran, kehilangan rumah, kehilangan lahan pertanian ditambah pajak yang cukup tinggi, mereka bahkan belum mulai menanam tapi, kerajaan sudah meminta pajak dari mereka. Aku akan menjual perhiasan ini dan memberikan mereka sekantung beras.”

“Apa perhiasan itu tidak berharga bagimu Seungwan?”

“Anda masih mementingkan perhiasan ini pangeran?, perhiasan ini bisa anda dapatkan kapan saja yang anda mau, tapi mereka, mereka sedang kesusahan.” Seungwan tidak percaya dengan jalan pemikiran Joo Hyun.

“Simpan perhiasan itu, aku akan menurun kan sedikit pajak.”

“Benarkah,” Seungwan terlihat sangat bahagia dengan keputusan itu, matanya begitu berbinar dan sebuah senyman yang sudah sangat jarang terukir di wajah gadis itu.

“Letakkan perhiasan itu dan temani aku menikmati sore yang indah ini.” Seungwan hanya bisa menuruti keinginan Joo Hyun karena pria itu sudah mengambulkan keinginannya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Ririjr26 #1
Chapter 7: Omg finally nemu ff indo yg well written dan easy to enjoy
Semangat thor 🙂
_SWenRene
#2
Chapter 5: Hohohoh please be safe wendy and seulgi!! Joohyun you!! Tak sabar mahu menunggu next update
hardcolors #3
Chapter 3: Well, i rather die
venusearthxx #4
Chapter 2: Poor seungwan, dari tuan puteri sekarang jadi pelayan