Chapter 10

Anger

“Biarkan dulu seperti ini, aku sangat merindukanmu.” Seungwan pikir ini hanyalah khayalannya, namun mendengar Joo Hyun memanggil namanya dan kini ia ada di dalam pelukan pria itu, Seungwan hanya bisa menangis. Joo Hyun akhirnya melepas pelukannya, dan ia memandang lekat gadis yang sangat ia cintai itu.

“Pasti sangat berat bagimu hidup seperti ini.”

“Saya sudah terbiasa pangeran,”

“Kembali lah Seungwan, temani aku, dada ini begitu sesak setiap kali aku mengingatmu.”

“Pangeran.” Tanpa ragu Joo Hyun mengecup bibir Seungwan yang kering, ia melumat perlahan bibir itu. Tanpa perlawanan Seungwan membalas lumatan itu, karena bagaimanapun juga ia sangat merindukan Joo Hyun.

“Kembali lah ke kerajaan,”

“Aku tidak bisa pangeran, karena hukuman yang anda jatuhkan.”

“Lupakan soal hukuman, dan kembali denganku.”

“Bagaimana dengan Seulgi?, apakah ia akan mendapatkan posisinya kembali?”

“Seulgi, kau begitu perduli padanya.”

“Bagaimana aku tidak perduli padanya Pangeran, ia yang merawatku selama ini, ia tidak pernah mengeluh menjagaku.”

“Aku sangat iri padanya, mendapatkan perhatian dari mu begitu besar.” Seungwan tersenyum melihat wajah Joo Hyun.

“Seulgi adalah satu-satunya orang yang aku miliki setelah aku kehilangan semuanya.”

“Dan aku, apa artinya diriku bagimu Seungwan?”

“Kau adalah suamiku pangeran, seseorang yang hadir dalam kehidupanku dan membuat aku tak berhenti memikirkanmu, walaupun kau putuskan untuk membuat ku jauh darimu. Seulgi adalah seseorang yang penting bagi ku Pangeran, namun dirimu adalah satu-satunya pria yang aku cintai. Tentu saja setelah ayahku.” Keduanya tertawa.

“Jadi kau mau kan kembali padaku?, aku akan mencabut hukumanmu dan mengembalikan posisi Seulgi.”

 “Mengapa sekarang pangeran?, mengapa sebelum anda mengambil keputusan itu?”

“Waktu itu aku sangat marah, dan melihat bagiamana kau memeluk Seulgi, sementara kau tak pernah memperlakukan itu padaku?”

“Setiap pagi aku bangun di dalam pelukanmu, bagiamana kau bisa marah dengan hanya pelukan seperti itu?”

“Karena aku tidak ingin berbagi dirimu dengan siapapun walaupun itu Seulgi.” Kali ini Seungwan yang memeluk Joo Hyun.

“Hari itu saya sangat merasa kesepian, karena anda sama sekali tak bicara, hanya Seulgi yang aku punya untuk mengatakan semua keluh kesahku, namun aku menegaskan bahwa aku mencintaimu dan Seulgi hanyalah temanku. Sampai sekarang pun hal itu tidak pernah berubah pangeran.”

“Maafkan aku, butuh waktu lama untukku menyadarinya.” Peluk Joo Hyun erat pada Seungwan.

“Kembalilah Seungwan, aku ingin kau ada di sampingku setiap pagi aku membuka mataku.” Joo Hyun menatap lekat wajah Seungwan yang terlihat banyak kehilangan berat badannya.

“Mau kah kau menungguku sedikit lagi, aku dan Seulgi akan membicarakan hal ini pada kakek dan nenek Han.”

“Aku akan ikut bersama kalian.”

“Tapi pangeran,”

“Aku tidak ingin kau jauh lagi dariku.” Joo Hyun kembali melumat bibir Seungwan. Hari itu peryaan cinta mereka semakin lengkap dengan lentera yang berterbangan di atas langit.

Joo Hyun benar-benar menepati janjinya pada Seungwan, Barat menjadi sebuah kerajaan yang baik dengan kekuatan militer yang kuat dan rakyat yang dengan tingkat kemiskinan yang sedikit. Joo Hyun perlahan-lahan membangun kerajaan itu menjadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali. Dan menjadi salah satu kerajaan yang selalu mendukung Tang.

“Ayah,” seorang gadis kecil berlari kearah Joo Hyun sambil mengurlurkan tangannya.

“Hati-hati putri,” dan putri Hyun Soo pun terjatuh, ia tidak menangis, ia membersihkan tubuhnya dan kembali berlari ke arah Joo Hyun. Melihat hal itu Seungwan tersenyum, mendapati putrinya tumbuh dengan baik, ia kuat seperti ayahnya dan begitu penyayang dan perduli pada kehidupan di sekitarnya.

“Ibu, mengapa ibu menangis, apa Hyun Soo melakukan kesalahan.” Seungwan menggelang dan mencium dahi putrinya.

“Kau anak ibu yang baik.” Hyun Soo tersenyum dan memeluk ibunya erat.

“Kau berlari sambil terjatuh untuk memeluk ayah, tapi mengapa ibumu yang mendapatkan pelukan?” Hyun Soo tersenyum dan memeluk sang ayah.

“Ayolah nyonya Kang ku tersayang, tersenyum untuk jendralmu ini.”

“Aku tidak mau, kau sudah berjanji akan membawakan ku bunga saat kau kembali dari kerajaan.”

“Maaf, aku benar-benar lupa.”

“Tidur di tempat lain malam ini.” Seulgi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mengapa istrinya begitu kejam padanya, padahal kan ia sudah membawakan sebuah gelang.

“Kalau tidak suka dibawakan gelang sebagai ganti bunga, mengapa gelangnya di ambil, huh dasar Kim Yerim.” Dengan langkah gontai Seulgi menuju ruang kerjanya dan tidur si sana untuk malam ini.

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Ririjr26 #1
Chapter 7: Omg finally nemu ff indo yg well written dan easy to enjoy
Semangat thor 🙂
_SWenRene
#2
Chapter 5: Hohohoh please be safe wendy and seulgi!! Joohyun you!! Tak sabar mahu menunggu next update
hardcolors #3
Chapter 3: Well, i rather die
venusearthxx #4
Chapter 2: Poor seungwan, dari tuan puteri sekarang jadi pelayan