Chapter 5

Anger

Apa yang menjadi keinginan Joo Hyun harus dipenuhi, karena kalau tidak nyawa lah yang menjadi taruhannya. Semua yang berada di kerajaan Barat, sangat loyal pada Joo Hyun, namun beberapa orang dikeraajaan Tang tak begitu menyukai pengaruh Joo Hyun bagi kerajaan. Di tambah Joo Hyun bukanlah satu-satunya pewaris kerajaan itu. Ia memiliki seorang kakak yang kini telah menyiapkan diri menjadi putra mahkota. Joo Hyun tidak pernah mempermasalahkan hal itu, karena ia hanya focus dengan membangun kembali Barat seperti janjinya pada sang istri.

“Bagiamana ia bisa memutuskan hal itu sepihak baginda raja, bukankah hal ini harus dibicarakan, jika tidak kerajaan lainnya pun akan meminta pajak untuk diturunkan.”

“Aku rasa, Joo Hyun ada benarnya perdana mentri. Pajak yang kita pungut terlalu tinggi, mulai besok pajak akan aku turunkan.”

“Tapi baginda.”

“Aku sangat lelah perdana mentri. Perintahkan saja, para hulubalang untuk mengumumkan penurunan pajak. Kita sudah menerima terlalu banyak dari rakyat.” Dengan begitu baginda raja Bae Sung Ho pergi meninggalkan perdana mentri yang sedikit kesal. Karena hal itu akan menurunkan pendapatannya secara tidak langsung. Ia berusaha mempengaruhi beberapa orang, namun hal itu tidak berhasil, karena ini adalah usulan pangeran Joo Hyun, bagaimana pun juga pengaruh Joo Hyun cukup besar bagi kerajaan. Hanya Joo Hyun yang dipercayakan untuk memegang sebuah daerah sebesar bagian Barat, sedangkan yang lain hanya sebagian kecil dari bagian kerajaan.

“Mengapa harus Jendral Kang?”

“Saya akan lebih nyaman jika bersama jendral Kang pangeran.”

“Tidak, aku tidak setuju, aku akan memerintahkan jendral Kim yang menemanimu.” Seungwan hanya bisa menurut kali ini, karena ia melihat Joo Hyun yang begitu gigih dan wajah pria itu mengeras karena Seungwan meminta Kang Seulgi untuk menemaninya.

“Pergilah, aku ingin beristirahat,” ujar Joo Hyun sedikit kesal. Seungwan keluar dari ruangan kerja dan segera menuju kandang kuda dan memililh kuda yang akan ia tunggangi. Ia mulai menaiki kudanya dan menuju sebuah tempat yang menurut informasi yang ia terima, cukup mengalami kesulitan karena air yang cukup susah sehingga banyak petani yang mengalami kekeringan.

Joo Hyun tak pernah menghentikan Seungwan untuk melakukan apapun yang ia inginkan selama hal itu adalah sesuatu yang positif. Terkadang Seungwan merasa heran, mengapa Joo Hyun harus menghancurkan terlebih dulu, semua hal dan membangun kembali kerajaan itu perlahan demi perlahan.

Apakah, ini caranya mengambil kembali hati rakyat?

Seungwan tak terlalu memikirkan hal itu selama rakyat nya hidup dengan layak.

“Jendral Kang?” Seulgi tersenyum pada Wendy dan memberi hormat pada Seungwan.

“Anda sudah tiba,”

Ya, infromasi yang kuterima sangat akurat, terima kasih jendral Kang.” Keduanya berjalan menuju ke perkampungan yang mereka tuju. Seulgi menjelaskan pada Seungwan bahwa lahan bisa dialiri jika air sungai tidak kering. Mereka juga membicarakan bagaimana caranya air sungai itu bisa sampai pada lahan tanpa para petani harus jauh mengambil air. Beberapa orang telah Seungwan kerahkan untuk melakukan hal itu. Sementara Seungwan meminta jendral Kim untuk mengawasi langsung pekerjaan itu.

“Di mana jendral Kim, mengapa kau kembali dengan jendral Kang?”

“Aku meminta jendral Kim untuk mengawasi semua pekerjaan, dan kebetulan jendral Kang kembali bersamaku.”

“Sudah berapa kali aku bilang jangan dekat dengan jendral Kang,”

“Tapi pangeran aku hanya kebetulan bertemu dengan jendral Kang.” Joo Hyun tak bicara lagi, ia hanya diam dan meninggalkan Seungwan begitu saja.

Beberapa malam Joo Hyun tak kembali ke kamar Seungwan, ia lebih memilih untuk tidur di kamar pribadi miliknya. Seungwan berusaha bicara pada Joo Hyun namun pria itu tetap diam, membuat Seungwan sedikit frustasi karena sikap diam Joo Hyun.

“Apa salah ku Seul?”

“Mungkin sudah saatnya kita tidak saling bicara dan menghindar satu sama lain.”

“Tapi, kita hanya berteman, bagaimana pun juga kau adalah temanku.” Seulgi memandang Seungwan dengan sebuah senyuman.

“Setelah apa yang aku lakukan kau masih menganggapku sebagai teman?”

“Aku tahu, kau mempunyai alasan untuk semua itu, meskipun apa yang kau lakukan tidak dapat dimaafkan, namun hanya kau yang tersisa di sini Seulgi, hanya kau yang aku kenal. Meskipun kerajaan ini adalah rumahku sebelumnya, namun aku merasa begitu asing, dan kau, hanya kau yang mengingatkanku bahwa kerajaan ini adalah rumahku juga,” Seulgi membelai rambut Seungwan, gadis itu sangat menyukai jika Seulgi melakukan itu padanya.

“Sepertinya pangeran Joo Hyun tidak begitu menyukai kedekatan kita.”

“Seharusnya ia tidak perlu khawatir, karena aku adalah istrinya dan kau adalah temanku” terdengar getir di telinga Seulgi, walau bagaimana pun, ia masih mencintai gadis itu. Namun apa yang telah ia lakukan membuatnya sadar bahwa semuanya telah terlambat. Menjadi teman bagi Seungwan adalah hal terbaik yang ia dapat dari orang yang ia cintai itu.

“Apakah menurut mu pangeran Joo Hyun akan memaafkanku?”

“Tentu saja,” Seulgi tersenyum pada Seungwan, dan karena perasaan sedih dan kesepian yang Seungwan alami, tanpa sadar ia memeluk Seulgi. Namun hal itu dilihat oleh Joo Hyun.

“Pangeran,” Seungwan langsung melepas pelukan Seulgi dan segera menuju ke arah Joo Hyun, namun beberapa pengawal menghalanginya.

“Penjarakan mereka,” ujar Joo Hyun tanpa ragu pada pengawal yang ada bersamanya.

“Pangeran, apa yang sedang terjadi?” Tanya Seungwan pada Joo Hyun.

“Beri mereka hukuman yang berat, sampai mereka tahu apa kesalahan mereka.” Mata Joo Hyun memperlihatkan kebencian pada Seungwan dan Seulgi.

“Pangeran, aku mohon jangan lakukan ini, semuanya salah faham.” Ujar Seulgi memohon pada pangeran, namun pria itu tidak ingin mendengar apapun.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Ririjr26 #1
Chapter 7: Omg finally nemu ff indo yg well written dan easy to enjoy
Semangat thor 🙂
_SWenRene
#2
Chapter 5: Hohohoh please be safe wendy and seulgi!! Joohyun you!! Tak sabar mahu menunggu next update
hardcolors #3
Chapter 3: Well, i rather die
venusearthxx #4
Chapter 2: Poor seungwan, dari tuan puteri sekarang jadi pelayan