Chapter 1

Anger

Seungwan, terjatuh ke tanah, melihat kehancuran kotanya, yang diserang oleh kerajaan Tang mengekspansi kerajaan kecil agar tunduk di bawah pemerintahan mereka. Kerajaan Utara, Selatan dan Timur sudah jatuh ke tangan mereka. Dan pemimpin barat pun harus bertekuk lutut di bawah penyerangan kerajaan Tang. Tangan Seungwan berlumuran darah yang sebenarnya tak ingin ia tumpahkan dalam pertempuran ini, namun ia tak mampu menghentikan nya, keputusan sang ayah sudah bulat, bahwa mereka harus melawan, mereka harus mempertahankan apa yang mereka miliki. Namun kenyataan berkata lain, sang ayah harus mati ditangan musuhnya di depan mata Seungwan, para jendral perangnya harus mati dan banyak dari rakyatnya yang menjadi korban. Ia tak sanggup menangis, wanita itu hanya terdiam terpaku, tanpa sadar tubuhnya sudah di seret ke hadapan seorang pangeran yang memimpin perang itu. Kekuatan cukup berat, sampai-sampai pangeran Joo Hyun harus turun tangan untuk memimpin perang tersebut.

“Untuk ukuran seorang putri, kemampuan perangmu cukup baik.” Puji pangeran Joo Hyun yang sempat melihat pertahanan sang putri. Ia cukup terpukau bagaimana gadis itu menghabisi prajuritnya.

“Mulai sekarang, barat berada di bawah pemerintahan kerajaan Tang, dan kau putri Seungwan, akan menjadi pelayan kami selama kami berada di sini.” Seungwan menatap Joo Hyun tepat di matanya. Joo Hyun tersenyum sinis mendapati Seungwan yang cukup berani, menatap seorang Joo Hyun yang terkenal dengan kemampuan perangnya dan sikapnya yang sangat dingin.

“Jika sikap mu cukup baik, kau akan kujadikan pelayan pribadiku.” Ujar Joo Hyun lagi.

“Kurung dia, dan berikan pakaian yang layak dan mulai besok ia akan menjadi pelayan kita.” Joo Hyun pergi dari tempat itu, sementara Seungwan di seret menuju tempat dimana tahanan lain berada.

Seungwan membantu beberapa orang yang lain untuk menyiapakan makanan bagi para prajurit Tang. Ia membawa makanan menuju sekumpulan prajurit. Setibanya di sana, para prajurit itu memperlakukan ia dengan buruk, ia tahu posisinya, namun ia tidak terima dengan apa yang mereka lakukan. Karena ia tahu seorang pelayan tidak boleh diperlakukan seenaknya. Ia melayangkan beberapa pukulan pada seorang prajurit yang menyentuh bokongnya sampai prajurit itu tersungkur dan mengeluarkan darah di hidungnya.

“Apa seperti ini kalian memperlakukan seorang pelayan?” ujarnya dengan marah. Tak terima prajurit itu bangun lagi dan menghunuskan pedangnya ke arah leher Seungwan, namun gadis itu menangkapnya dengan tangan kosong dan kembali menendang prajurit itu dan ia kembali tersungkur ke tanah. Beberapa prajurit lain yang melihat itu mencoba menyerang Seungwan, namun lagi-lagi para prajurit itu harus tersungkur ke tanah. Melihat ada keributan, pangeran Joo Hyun mendekati keributan itu. Ia melihat Seungwan yang berusaha menenangkan diri, ia terkejut saat mendekat tangan Seungwan mengeluarkan darah yang cukup banyak.

“Ada apa ini?” Tanya pangeran Joo Hyun pada para pengawalnya. Para prajurit yang malu karena mereka harus dilumpuhkan oleh seorang gadis hanya menunduk malu.

“Mereka mencoba melecehkanku, aku tahu di mana kedudukanku saat ini, tapi seorang pelayan juga memiliki harga diri, aku hanya melindungi diriku.” Ujar Seungwan dengan tegas. Para prajurit itu mendapatkan tamparan keras dari Joo Hyun.

“Maafkan perlakuan prajuritku, hal ini tidak akan terulang lagi pada siapapun.” Ujar Joo Hyun berusaha meyakinkan Seungwan.

“Pergilah menemui tabib untuk menyembuhkan lukamu, dan mulai besok kau akan melayaniku. Hari ini kau bisa beristirahat.”

Bagaimanapun Seungwan adalah seorang putri di Barat, sedangkan Joo Hyun yakin akan ada pergerakan untuk memberontak karena beberapa jendral melarikan diri. Dengan adanya Seungwan di sampingnya, ia yakin para pemberontak itu tidak akan menyerang untuk sementara waktu.

“Sini aku bantu,” seorang pria masuk ke dalam kamar pelayan. Seungwan menatap laki-laki itu dengan penuh kebencian, ia bangkit dari tempat duduknya dan segera menampar pria itu dengan tangannya yang masih sakit. Ia tidak merasakan kesakitan itu karena kesedihan yang ia alami.

“Aku mempercayaimu, dan apa yang kau lakukan tak akan pernah aku maafkan.” Pria itu tidak bicara, ia mengambil tangan Seungwan yang kembali mengeluarkan darah, ia memberi ramuan pada tangan itu dan membalutnya. Setelah selesai, pria itu keluar dari kamar Seungwan, wajah pria itu semakin sedih melihat kondisi Seungwan yang lusuh. Mungkin hidupnya tak akan pernah sama lagi, karena ia tahu Seungwan tak akan pernah memaafkannya, setelah penghianatan yang ia lakukan. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Ririjr26 #1
Chapter 7: Omg finally nemu ff indo yg well written dan easy to enjoy
Semangat thor 🙂
_SWenRene
#2
Chapter 5: Hohohoh please be safe wendy and seulgi!! Joohyun you!! Tak sabar mahu menunggu next update
hardcolors #3
Chapter 3: Well, i rather die
venusearthxx #4
Chapter 2: Poor seungwan, dari tuan puteri sekarang jadi pelayan