Chapter 8

Don't you love me?

Wendy kembali berusaha membangun Irene yang sudah tertidur pulas, sampai akhirnya Irene terpaksa harus bangun karena Wendy berisik sekali. Ia meminta Irene untuk mengganti pakaiannya. 

“Apa kau mau aku yang mengganti pakaian mu?” canda Wendy, namun Irene mengangguk sambil tersenyum.

“Yaaaaa, Bae Irene, bangun dan ganti pakaianmu.” Irene bangun dari tempat tidurnya sambil tersenyum dan mencubit pipi Wendy yang sedikit cuby.

“Aish,” kesal Wendy.

Wendy duduk di ruang tengah setelah membersihkan dirinya.  Irene yang melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan larut malam, keluar untuk mengingatkan Wendy untuk tidur di kamarnya.

“Kau tidak ingin tidur, ini sudah larut malam.”

“Tidurlah dulu, aku masih ada sedikit pekerjaan.”

“Kau akan tidur di kamar kan.”

“Iya Irene,”

“Kalau begitu aku tunggu di kamar ya.” Wendy menganggukkan kepalanya.

Setelah selesai dengan pekerjaan, sesuai janjinya Wendy langsung menuju kamar. Ia melihat Irene yang masih memainkan hanphonenya.

“Aku kira kau sudah tidur,”

“Aku menunggu mu.”

“Tidurlah, besok-besok kalau sudah mengantuk tidur saja, tidak perlu menungguku.”

“Aku merindukanmu.” Irene langsung memeluk badan Wendy dan membenamkan wajahnya di dada Wendy.

“Wendy, aku sangat mencintaimu dan merindukanmu.” Tidak ada jawaban dari Wendy karena sampai saat ini pun ia masih ragu dengan kata-kata itu. Ia hanya mengelus rambut Irene, dan memejamkan matanya.

Irene bangun dengan Wendy memeluknya dari belakang, ia tersenyum dan rasanya tidak ingin bangun dari tidurnya. Perlahan Irene melepas pelukan Wendy karena handphonenya bordering.

“Hai Seul, ya aku sudah sampai di Kanada.”

“Kau akan datangkan Irene?”

“Akan aku usahakan, sampai kan salam ku pada Joy.” Wendy yang mendengar percakapan Irene dan Seulgi memutuskan untuk kembali tidur karena ia mendapatkan beberapa hari libur karena pekerjaannya lebih cepat selesai.

“Wendy, aku sudah memasak sarapan untuk kita.”

“Mengapa kau melakukan ini Irene?”

“Apa maksudmu Wendy?”

“Apa kau memohon pada Amelia unnie untuk mengatur semua ini?”

“Aku tidak punya harapan lagi Wendy, aku pikir hanya Amelia unnie yang bisa membantuku.”

“Apa Seulgi masih menjadi prioritas utamamu Irene?” Irene menggelengkan kepalanya.

“Aku ingin memperbaiki nya Wendy, karena setelah kepergianmu, aku merasa sangat-sangat kesepian. Bahkan kehadiran Seulgi dan Joy tidak bisa mengisi kekosongan ku Wendy.” Irene menahan rasa sedihnya tidak ingin menangis sepagi ini.

“Baiklah, aku akan melihatnya Irene, apakah kau benar-benar menjadikan ku prioritas utama mu atau kau hanya merasa bersalah padaku.” Irene tersenyum dan mengecup bibir Wendy lembut.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dhedhe0788
Hai guys happy Wenrene day.
Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Aku tahu cerita ini masih banyak kekurangannya.
I hope you guys still like it.

Comments

You must be logged in to comment
Nazrif
#1
Chapter 12: Thank you for share and make this beautifull story about wenrene i like it ,youre awsome😍😍👏👏💙💖🙏😊
_SWenRene
#2
Chapter 12: Waaa bagus sekali cerita ini!!! Terima kasih otornim. Tapi iya ada kecewa sikit di chapter terakhir, i didn't see the chapter will be short. When I read 1st paragraph that told already 3 years after, I already imagine they came together with their child perhaps? Hehehe. And maybe a little bit more they having fun together. Hrmm it ended to early. BUT IT OKAY, IT STILL A GOOD STORY. I LIKE IT!! THANK YOU AGAIN FOR THIS BEAUTIFUL STORY. Take care and stay safe otornim