kembaran

kisah klasik (untuk masa depan)

 

 

Jangan tanyai Kang Hyewon soal cinta.

Setahun memasuki bangku SMA, dunia Hyewon masih didominasi game online dan wisata kuliner dengan segala panganan lezatnya. Kalau dipikir-pikir, mungkin itu juga alasan kenapa anak satu kelas mempercayakan gelar koordinator seksi konsumsi wisata akhir tahun mereka ke dia. Untung ayahnya punya kolega yang keluarganya buka bisnis catering di Yogyakarta. Kalau nggak, Hyewon ikhlas-ikhlas aja bikin mereka makan nasi lauk kerupuk sama kecap sampai Malioboro. Sudah gampang disediainnya, irit lagi.

(Plus, salah sendiri waktu voting pada maksa.)

“Yaelah, itu kenapa muka asem bener? Waktunya rekreasi ini.”

Yang itu suara Choi Yena. Salah satu tersangka yang dosanya paling berat, soalnya dia yang pertama mengajukan nama Hyewon waktu ketua kelas mulai membuka sesi nominasi. Andai cateringnya membolehkan diskriminasi, ingin rasanya Hyewon membiarkan menu Yena tetap seperti rencana awalnya: nasi, kerupuk, kecap. Minta sambal boleh, tapi bayar dulu segopek. Harga cabe mahal, pemirsa.

Sayangnya balas dendam itu bukan tindakan terpuji dan Hyewon takut dikuliahi kalau coba-coba tanya lewat sang ayah, maka Hyewon cuma bisa menatap Yena dengan datar dan berdoa semoga dia diberi hidayah.

“Berisik,” ujarnya. Tapi Yena sudah sering dikatain berisik, sudah tebal mukanya buat masukan seperti itu, maka dia tetap ribut.

Idiiih, lagi bad mood ya? Tengeng? Salah tidur? Apa gak tidur sama sekali? Tenang aja, ntar di bus pasti ada waktu buat tidur—”

“Yakin mau tidur di bus?” suara lain menimpali, dan empunya hadir di hadapan beberapa saat kemudian. Ahn Yujin, anak termuda di kelas, tapi juga terndablek. Cengirannya tidak pernah menyemai rasa tenang, apalagi sekarang, dengan kamera yang terkalung di leher dan kilat mata yang berbahaya. Diangkatnya satu jari telunjuk yang melenggak-lenggok, “Ckck, jangan lengah bung. Tidur di bus berarti mempersilakan kamera untuk menangkap wajah pulas Anda.”

“Anjir,” kata Yena lantang. “Kasian banget Sakura.”

Hyewon menggelengkan kepalanya. “Ati-ati aja, kena karma.”

“SEMUANYA,” teriak ketua kelas Han Seungwoo via megaphone, “BAWA KOPER KE DEKAT BUS, BIAR DITATA DI BAGASI!”

Yujin bersiul singkat. “Yuk ah, ribet nih tarik-tarik koper mulu.”

Maka beranjaklah mereka ke area di mana Seungwoo dan anak-anak cowok lainnya sudah berkumpul. Koper dijejer, lalu digotong seksi angkat-angkat sambil dibantu bapak supir supaya pemakaian ruang bagasi mencapai potensial maksimumnya. Sejenak Hyewon ingin tinggal, bantu angkat-angkat, apalagi Hangyul bilang bakal kasih sebungkus oreo kalau mau bantu taruh dua koper. Tapi ponsel di sakunya bergetar. Ada mention dari server panitia wisata akhir tahun di discord.

Para koordinator diminta kumpul, rupanya, untuk briefing sebelum keberangkatan.

(Bye bye, oreo gratis.)

Hyewon menuju ke tempat yang disebut di pesan sendirian, karena Yena ikhlas jadi tim huru-hara sedangkan Yujin cuma anggota seksi dokumentasi. Dieratkannya selempang tas yang tersampir di bahu, kerutan dahinya mendalam sejenak sembari ia mengingat-ingat skema pembagian konsumsi di hari pertama yang sudah disepakati.

 

 

 

Eh cieee, ada yang kembaran!”

Alur renungan Hyewon tersandung seruan itu karena satu: Jo Yuri ahli betul dalam hal membuat suaranya bernada menyebalkan, dan dua: seruan itu rasanya-rasanya ditujukan ke dia. Hyewon mengerjap, menatap koordinator-koordinator yang sudah berkumpul di tempat. Ada Jo Yuri, si menyebalkan yang sayangnya jadi koordinator seksi acara. Lee Chaeyeon, si bendahara yang anehnya belum pernah hilang kesabaran menagih iuran. Kim Minjoo, si koordinator seksi kesehatan yang—

…ternyata sedang pakai kemeja kotak-kotak persis sama seperti yang dikenakan Hyewon, hanya dengan warna berbeda.

Seketika kedua pipi Hyewon menghangat.

“Kata Kak Yoojung nih ya,” ujar Yuri semangat, “kalau ada yang twins pas wisata kelas itu artinya jo—

“—mblo diem aja deh,” tukas Hyewon cepat, dengan wajah ditenang-tenangkan meski isi hati anehnya tak begitu tenang. Diliriknya Minjoo sekilas, dan dia merasa lega ketika “kembaran”-nya itu terkekeh geli.

Yuri tidak terkekeh geli. Siapa yang rela dikatain jomblo? Bukan Jo Yuri tentunya, bukan sama sekali. Maka kedua lubang hidung Yuri melebar, matanya melotot, dan kata-kata yang sudah siap meluncur dari bibirnya bisa jadi akan mengundang tawuran—

Untungnya, detik itu juga Kwon Eunbi sang ketua umum tiba bersama Cho Seungyoun, kakang koordinator humas, yang rupanya keasyikan menyetel gitar di balik bus jadi terlambat mengecek discord. Yuri batal meledak, dan Hyewon bisa diam-diam menenangkan hatinya selagi Eunbi memulai sesi briefing mereka. Kalau hatinya sempat terpeleset saat ia beradu-pandang dengan Minjoo lagi, yah, namanya juga habis digoda Jo Yuri. Normal ‘kan kalau salah tingkah sedikit?

 

 

 

(Jangan tanyai Kang Hyewon soal cinta. Dia tak begitu yakin apa artinya, bagaimana rupanya, seperti apa rasanya.

Tapi kalau kau tanyai Hyewon soal Kim Minjoo, dan betah tinggal berlama-lama untuk menunggu sampai dia mau angkat bicara, Hyewon bisa memberitahumu cukup banyak. Seperti senyum Minjoo yang tak pernah membuat bosan mereka yang melihat. Atau sikap pedulinya yang menjadi alasan ia didaulat jadi koordinator seksi kesehatan. Atau kekeh gelinya yang seringan kicau burung di kala cuaca cerah, atau denyut separuh hati Hyewon yang sejatinya, sebetulnya, diam-diam, tak sepenuhnya sebal dengan gurauan Yuri barusan.)

 

 

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Dandyul0v3
1346 streak #1
Chapter 9: kangen izone TT
Nblash #2
Chapter 5: Habis baca cute, lompat ke treat.. Sungguh ini uwu sekali ~~
cheeky-ssam
#3
Chapter 5: LUCU AAAAA---logat Jawanya awokwokwokwok bikin makin tergelitik. Jadi gatel melanjutkan fanfiksi yang juga tentang maba & kating di fk, tapi ngga sampai hati menulis-- untung ada yang menulis spt ini,, dahaga jadi terpuaskan:D

Thank you for writing this great piece, nont--sama:DDDDDDDDD
Hiinako75106
#4
Chapter 5: Duh maba lutcu, sini dek sama kk aja :D
cheeky-ssam
#5
Chapter 2: Baca ulang karna bentar lagi lepas gelar MABA #Eaaa lama banget anjir w yudisiumnya...

NAKOCHAN SAMA W AJA GIMANA-
taequeen10 #6
Chapter 4: Hiya hiya hiyaaa... Diabetes gue.. Bgus amat kata2nya
letsmeetagain
#7
Chapter 1: damn, i really wish i could understand this smh a whole tragedy, luv
taesecretfan #8
Chapter 4: I wish i can understand at least half of this. But still, i enjoyed reading this. Thank you~
Hiinako75106
#9
Chapter 4: Chaewon : bla bla bla
Gue : *muntah online, cringy bgt anjir
kimtaetaehwang #10
Chapter 4: Baca berkali2 pun pingin rasanya nge geplak chaewon
Gombalannya luar biasa bikin orang pingin muntah
Untung SsamBbang lucu, kan jd tetep aja senyum2 sambil ngeremet guling gara2 saking manisnya coba itu orang lain udah tak tendang kali biar terbang ke luar angkasa biar dimakan alien xD