Ikatan

Regret
Please Subscribe to read the full chapter

Aku dan tiffany sedang duduk di bangku taman dibawah pohon ek dengan ditemani angin sejuk aku terduduk dalam diam menunggu tangisan tiffany mereda

"maaf" tiffany mengatakannya setelah tangisannya mereda.

"aniya, aku yang seharusnya minta maaf"

"tidak" tiffany menggelengkan kepalanya "aku justru senang karena kau membelaku" bisa aku lihat senyum simpulnya dari tempat dudukku.

"aku baru pindah dari amerika dan aku tidak begitu tau tentang korea. Bahasa koreaku sangatlah buruk" aku masih setia mendengarkannya dan membiarkan dia melanjutkan perkataannya.

"suatu hari saat aku berbincang dengan teman sejurusanku yang memiliki kulit gelap. Aku bermaksud mengatakan kau gelap. Tapi karena kosakataku sedikit aku berakhir mengatakan otak ayam (noe dak)" aku mencoba menahan tawaku. Kenapa dia sungguh imut, aku bisa bayangkan bagaimana ekspresi seseorang yang ia katai otak ayam.

"dan hal semakin buruk karena seseorang yang aku katai adalah ketua dari geng di jurusanku dan seseorang yang ia sukai menyukaiku dan mengejar-ngejarku" raut mukanya bertambah sedih. Aku dia tidak pantas untuk mendapatkan perlakuan seperti ini hanya karena kesalahan kecil seperti itu. Ia harus melalui semua ini hanya karena ia tidak pintar dalam berbahasa dan mungkin pesonanya yang telah memikat laki-laki tersebut.

"apa semua ini sudah terjadi lama?" aku mulai bertanya kepadanya.

"tidak. Hanya sekitar dua bulanan mungkin?"

"Mwo?!" dua bulan katanya sebentar?. Ia hanya menjawab keterkejutanku dengan anggukan.

"Heol...aku tidak percaya ini"

"kau. Kau tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini. Hanya karena ketidakmahiranmu dalam berbahasa korea" aku menatapnya dan seolah tatapannya menghipnotisku. Aku tenggelam dalam mata coklat indahnya dan kita saling menatap satu sama lain cukup lama.

"a-aku akan mengajarimu tentang Bahasa korea yang benar" aku memberanikan diriku mengatakannya. Tiffany terpaku menatapku, aku tidak mendengar jawaban apapun darinya. Dan tiba-tiba air mata jatuh membasahi pipinya dan seketika itu aku mulai panik. Apa dia tidak menyukainya? Apa aku melakukan kesalahan?

"k-kalau kau tidak mau-"

Tiffany tanpa aku sadari langsung memelukku, membuatku terdiam dan merasakan debaran jantungku yang bisa terdengar oleh gendang telingaku. dan bisa aku rasakan aku mulai sulit untuk bernapas, jantungku terlalu cepat dalam memompa dan otakku seketika mati rasa. apa aku akan mati hanya karena seseorang memelukku?

"terima kasih taeyeon-ah" tiffany mengatakannya disela-sela isak tangisnya. Dan seketika itu juga senyuman mulai terukir di wajahku. Aku membalas pelukannya dan aku elus lembut rambut panjang kecoklatannya.

Kita berpelukan lumayan lama. Mungkin karena kita nyaman akan kehadiran masing-masing yang membuat kita sulit untuk melepaskan pelukan ini.

Tiffany yang pertama melepaskan pelukan ini. Ia mengusap air matanya dengan tingkahnya yang menurutku imut. Ia terlihat malu saat aku melihatnya dengan senyumanku.

"jangan lihat aku terus" tiffany menepuk pundakku pelan.

"kenapa? Kau tidak suka?"

"tidak. Hanya saja aku malu. Kau tau aku baru saja menangis seperti bayi" tiffany mempout kan bibirnya dan tingkahnya yang imut itu membuatku gemas dan mencubit pipinya.

"yah!" tiffany menatap tajam kepadaku. Tapi aku balas dengan tawaanku. Dan kita tertawa bersama saat itu.

Dibawah pohon ek yang disinari matahari kita tertawa bersama dengan ditemani angin sejuk yang menerpa tubuh kami serta bau manis stroberi.

Waktu berjalan dengan cepat seakan tidak setuju dengan kebersamaan kami. Tanpa kita sadari langit mulai berwarna jingga dan ini adalah tanda bahwa waktuku dengan tiffany saat ini harus berakhir karena aku harus bekerja di café jam 6 sore.

Aku dan tiffany mulai melambaikan tangan tanda perpisahan. Aku berjanji akan mengajarinya Bahasa korea waktu luang kita. Dan aku tidak sabar untuk kembali bertemu dengannya.

 

 

 

 

Hari berlalu dengan cepat dan tanpa aku sadari sekarang hubungan pertemananku dengan tiffany semakin dekat. Tidak ada lagi suasana canggung diantara kami.

Dan tidak hanya itu saja, tiffany juga sepertinya nyaman saat aku ajak bermain bersama dengan yul dan hyoyeon. Bahasa koreanya juga semakin membaik hari demi hari, kosakata yang ia ketahui juga semakin banyak.

Dan bisa aku rasakan tiffany akhir-akhir ini sering menampakkan senyumnya tidak seperti biasanya, ia juga mulai mendapatkan teman. Namanya adalah Jessica dan sooyoung, tiffany bilang padaku ia bisa berteman dengan Jessica karena mereka sama-sama berasal dari amerika, karena sifat Jessica yang kelewat cuek terhadap sekitarnya jadinya ia tidak termakan omongan dari wanit

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Taenggo2908 #1
Chapter 12: Taeyeon gilrfriend material banget, sweet momen, kangen taeny huahhh :"(
taenyworth
#2
Chapter 11: I appreciate your way to make a change
Kim_shaela05 #3
Chapter 10: This is goodddddddddd.
sone9_ #4
Chapter 10: walau pun kapalnya karam di real life tapi setidaknya tetep berlayar di ff :')
Taenggo2908 #5
Chapter 8: Jngan biarkn kapal taeny karam ???
anotherkpop
#6
Chapter 7: Dari cinta menjadi benci :(
anotherkpop
#7
Chapter 5: Ya ampun taeny bertahan juseyol T_T
anotherkpop
#8
Chapter 4: OMG sangking panasnya gw sampe nyalain kipas angin XD
sone9_ #9
Chapter 5: nice~~
cant wait for the next update!