First Love

Regret
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Matahari sudah menampakkan dirinya dan mengintip melewati celah-celah yang ada di sebuah kamar besar yang berdesain gaya amerika dengan beberapa furniture antik yang menghiasinya. Dan di tengah-tengah dari kamar tersebut terdapat seorang wanita yang sedang membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur berukuran besar. 

Sinar matahari menyinari permukaan wajahnya seakan menambah pesona yang telah dipancarkannya. Ia menggeliatkan tubuhnya dan kemudian membuka matanya secara perlahan. Menyesuaikan penglihatannya dan kemudian mengedarkan pandangannya mengelilingi ruangan tersebut.

 

 

Tiffany POV

Aku terbangun dari tidurku dan menemukan diriku terbaring di tempat yang tidak aku ketahui. tempat tidur yang empuk dan nyaman membuatku malas untuk bangun dari posisiku dan mencari tepatnya dimana aku berada.

Tempat ini terasa nyaman, bau vanilla menenangkan yang selalu aku sukai dan aku rindukan selama ini menyeruak menembus kedalam hidungku. Bau yang selalu membuatku merasa aman dan nyaman serta membuatku merasa seakan aku berada di rumah.

Bukan rumah yang selama ini aku tinggali yang membuatku merasa ketakutan setiap harinya. Tetapi rumah yang selama ini aku rindukan, dimana ada seseorang yang aku cintai didalamnya. 

Seseorang yang akan melindungiku dan mendukungku dalam hal apapun. 

Seseorang yang akan memelukku disaat aku ketakutan dan mengucapkan mantra apapun yang selalu bisa menenangkanku.

Aku berusaha membangunkan tubuhku dan berjalan menuju pintu yang menghubungkan antara kamar tidur yang sebelumnya aku tempati dengan koridor yang ada di rumah ini.

Aku berjalan melewati koridor dan mengamati foto-foto seseorang yang selalu ada di hatiku yang terpampang di dinding satu persatu.

Aku terdiam menatap fotonya yang sepertinya diambil saat ia masih kecil dan sedang bermain pasir di taman. Cengiran yang melihatkan deretan gigi rapinya serta lesung pipit di dagunya membuatku tanpa sadar mendekatkan kedua jariku menyentuh wajahnya yang berada di foto yang terlindungi oleh kaca tersebut.

 

Dan saat itulah ingatanku kembali saat aku masih berumur 7 tahun.

 

 

 

 

Tiffany berumur 7 tahun...

 

Aku menangis tersedu-sedu di tengah taman yang berada di lumayan jauh dari tempat tinggalku. Aku menangis karena kumpulan lelaki yang sedang bermain dodge ball di area taman tersebut melemparkan bolanya mengenaiku dan membuatku jatuh tersungkur ditanah mendapatkan luka kecil dilututku.

Tidak berakhir sampai disitu, mereka tidak malah menolongku. Tetapi, mereka malah mengejekku yang cengeng hanya karena hal sepele tersebut.

"A-appo!" aku menangis tersedu-sedu memegang lututku yang terluka.

"Yah! Berhentilah menangis! Salahmu sendiri karena kau berdiri disana"

"dan hanya karena luka tersebut kau menangis? Dasar gadis cengeng"

 

Mereka terus mengejekku tanpa henti dan membuat tangisku semakin keras.

 

"Aish! Berhentilah menangis!! Kau membuat telingaku sakit!" salah satu laki-laki berniat memukulku dengan tangannya.

 

Tetapi, tanpa aku sadari. Seseorang berteriak dari kejauhan menghentikan aksinya.

 

 

"YAH!!! Apa yang kalian lakukan?!"

Seorang gadis dengan T-shirt lengan pendek dan rambut blonde berlari menuju ke arah kami dan menendang lelaki yang akan memukulku.

Lelaki tersebut tersungkur ke tanah dan mendapati lengannya yang berdarah karena tergores dengan batu-batu kecil yang berada di tanah dan ia melihat gadis tersebut dengan mata berkaca-kaca dan ketakutan.

 

"T-tae-O-oni (Setan Tae: dalam bahasa jepang)!" semua lelaki yang mengelilingiku sebelumnya mengucapkan kata-kata tersebut dengan gelagapan dan ketakutan.

 

 

"dasar pengecut! Kalian seharusnya tidak melukai perempuan!" seseorang yang aku ketahui bernama taeoni berteriak marah dengan melebarkan tanganya didepanku dan menatapkan punggungnya kepadaku.

 

Aku menatap punggung kecilnya dan figurnya yang berusaha melindungiku dari para lelaki yang menyakitiku.

Aku selalu menyukai cerita dongeng kerajaan dimana seorang pangeran akan menyelamatkan seorang tuan putri dari penjahat-penjahat yang hendak melukainya dengan menaiki kuda putihnya dengan gagah. Dan aku selalu bermimpi bertemu dengan pangeranku yang sedang menaiki kuda putihnya dan menyelamatkanku dari penjahat-penjahat yang akan melukaiku.

Tetapi, yang aku dapatkan adalah seorang gadis kecil dengan rambut blonde yang berlari menggunakan sandal japitnya dan melindungiku dengan tubuhnya.

Aku terpana menatap punggungnya yang dengan gagah melindungiku tanpa menyadari bahwa ia telah mengusir lelaki yang sebelumnya melukaiku dan menggangguku.

 

"ck, dasar pengecut"

Setelah mengatakannya ia pun membalikkan tubuhnya padaku dan mensejajarkan posisinya dengan posisiku yang sedang duduk memegangi lututku di tanah.

"apa kau tidak apa-apa?" mata onyx nya menatapku dengan lembut dan matanya menyiratkan kekhawatiran yang lebih padaku.

"hmm..." aku mengiyakan jawabannya dan tetap menyembunyikan luka di lututku. Menyembunyikannya dari penglihatannya.

 

Melihatku yang berusaha untuk menyembunyikan lukaku dengan menangkupnya di kedua tanganku. Ia menggerakkan tangannya dan menyentuh kedua tanganku yang berusaha menutupi lukaku dan memindahkannya agar tidak menghalangi penglihatannya pada lukaku.

"kau bilang ini tidak apa-apa?!" ia berteriak khawatir melihat lukaku yang mengeluarkan darah dan terdapat batu-batu kecil di sekitarnya dan beberapa di dalam area luka tersebut.

 

Anehnya saat ia berteriak kepadaku. Tidak ada rasa takut dalam diriku seperti yang di alami oleh beberapa lelaki yang menggangguku.

Tetapi, aku malah merasakan perasaan aman dan hangat saat ini.

"tunggulah sebentar disini. Aku akan segera kembali"

Tanpa menunggu persetujuan dariku. Iapun berlari meninggalkanku dan pergi entah kemana.

Aku hanya berdiam diri di tempatku semula, menunggu ia kembali.

 

 

Beberapa saat kemudian. Aku melihat figurnya yang sedang berjalan mendekatiku membawakan lidah buaya dan gelas plastik kecil.

"aku akan membersihkan luka

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Taenggo2908 #1
Chapter 12: Taeyeon gilrfriend material banget, sweet momen, kangen taeny huahhh :"(
taenyworth
#2
Chapter 11: I appreciate your way to make a change
Kim_shaela05 #3
Chapter 10: This is goodddddddddd.
sone9_ #4
Chapter 10: walau pun kapalnya karam di real life tapi setidaknya tetep berlayar di ff :')
Taenggo2908 #5
Chapter 8: Jngan biarkn kapal taeny karam ???
anotherkpop
#6
Chapter 7: Dari cinta menjadi benci :(
anotherkpop
#7
Chapter 5: Ya ampun taeny bertahan juseyol T_T
anotherkpop
#8
Chapter 4: OMG sangking panasnya gw sampe nyalain kipas angin XD
sone9_ #9
Chapter 5: nice~~
cant wait for the next update!