Truth

Regret
Please Subscribe to read the full chapter

“ayo kita putus, tae”

 

 

Kalimat yang dilontarkan oleh bibir manisnya serasa petir yang menyembar ke tubuhku. menghancurkan satu demi satu sel yang bersarang di tubuhku.

Perkataannya bagaikan kaset video lama yang mulai rusak dan berputar berulang kali di kepalaku. 

Aku terdiam seribu Bahasa menatapnya.

 

“i-ini hanya c-candaan kan pany-ah?”

 

“….”

 

“k-kau hanya bercanda kan?”

 

 

“aniya, aku serius kim taeyeon-ah” Ia menatap dingin mataku. 

Tidak ada tatapan hangat yang ia berikan padaku.

Hanya tatapan dingin tidak berperasaan yang keluar dari matanya.

Tidak ada lagi panggilan sayang taetae yang biasa keluar dari bibirnya. 

Hanya panggilan nama lengkapku yang aku dapatkan saat ini.

 

Air mataku memberontak keluar dari tempatnya dan tanpa aku sadari mulai air mataku mulai berjatuhan membasahi permukaan pipiku.

“Kenapa?...”

Aku menatapnya putus asa dan sakit. Mempertanyakan alasan apapun yang ada dipikirannya yang menghasilkan keputusan untuk mengakhiri hubungan kita sampai disini.

Segala kemungkinan kenapa ia memutuskan mengakhiri hubungan ini terus berputar dikepalaku.

“Kenapa?!” 

aku berteriak frustasi dan air mataku keluar semakin deras dalam membanjiri permukaan pipiku. Membuatku terlihat menyedihkan di depan tatapan mata dinginnya.

 

Tiffany hanya terdiam menatapku dingin dengan tangan yang terlipat di depan dadanya.

 

Ia menghela nafasnya dalam. 

Menutup matanya dan setelah matanya terbuka. ia memberikan sebuah alasan ataupun pernyataan yang membuat hatiku hancur berkeping-keping.

 

“Aku tidak pernah mencintaimu, taeyeon-ah. aku hanya merasa kesepian sebelumnya, maka dari itu aku membalas ciumanmu dan menerima ajakanmu untuk berkencan waktu itu”

 

Ia mengatakannya tenang dengan tatapan dinginnya seolah mengatakan hal yang biasa.

 

Aku tau ia berbohong.

Aku tau ada sesuatu yang di sembunyikan olehnya.

Aku melangkah maju mendekatinya dan menangkup kedua pipinya dengan tanganku. Mendekatkan wajahku dan menciumnya kasar.

Aku terus melumat bibirnya.

Melumat bibir bawah dan bibir atasnya secara bergantian.

Tidak ada balasan yang aku terima seperti biasanya.

Bibirnya ia tutup rapat tidak membiarkanku menjelajahi bagian dalam mulutnya.

 

Tanganku yang memegangi pipinya terasa basah.

Aku melepaskan pagutan bibirku padanya dan menjauhkan wajahku darinya.

Air matanya keluar membanjiri permukaan pipinya dan isak tangis semakin jelas kudengar.

Tubuhku terdorong kebelakang dan tamparan keras mendarat di pipiku.

PLAKKK!

Aku memegang bagian pipiku yang terkena tamparannya dan aku yakin tamparan tersebut akan meninggalkan jejak kemerahan dipipiku.

 

“Menjauhlah dariku!!! Aku tidak pernah mencintaimu, taeyeon-ah! Aku sudah mempunyai seorang lelaki yang akan menjadi pendamping hidupku! Seseorang yang akan melindungi dan memenuhi segala kebutuhanku!”

Ia berteriak frustasi dan kemudian meninggalkanku sendirian di atap gedung fakultasnya.

Berdiri dalam diam. menyalahkan diriku atas apa yang terjadi.

Tiffany memutuskan hubungan kita karena aku terlalu lemah.

Tiffany mengakhiri hubungan kita karena aku perempuan miskin yang hanya bisa memenuhi kebutuhanku sendiri.

Rasa sakit akibat tamparannya tidak terasa lagi olehku.

Sekarang yang aku rasakan hanyalah rasa sakit dari kepingan hatiku yang jatuh meninggalkanku.

 

 

Sejak hari itu

 

Aku sudah bukanlah taeyeon seperti sebelumnya.

 

 

 

28 Agustus 2016

Author POV

“Psst....Presdir!”

Suara bisikkan keluar dari seseorang yang bernama hyoyeon yang sedang duduk bersebelahan dengan sahabatnya.

“Taenggo!” ia tetap memanggilnya pelan. Takut mengambil perhatian semua orang yang tertuju pada layar putih didepan mereka karena memanggil sahabatnya yang sekaligus sebagai pimpinannya yang sedang melamun.

Mereka sedang berada di tengah meeting mengenai proyek penting bangunan hotel megah yang akan mereka laksanan di dubai. Beberapa orang memberikan presentasi mereka mengenai proyek tersebut dan menjelaskan detail-detail yang akan dilaksanakan. 

Tetapi, sahabatnya yang memiliki posisi penting dalam hal ini malah melamun dan tidak memperhatikan berjalannya meeting.

Ia terus memanggil sahabatnya. Tetapi yang ada hanyalah taeyeon yang tetap memandang kedepan dengan tatapan kosong dan bolpoin yang terus berputar di jari-jarinya.

“Yah! Taenggo!” ia berteriak frustasi memanggil sahabatnya yang tak kunjung merespon dirinya.

Semua mata tertuju kepada mereka berdua dan seketika keadaan mulai hening.

“P-presdir, a-apa ada sesuatu yang salah?”

Seseorang yang menyampaikan presentasi mengenai proyek tersebut merasa gugup karena tatapan taeyeon yang dingin tertuju kepadanya.

‘apa ada yang salah dalam penyampaianku?’ batinnya.

“Tidak. Untuk keseluruhan proyek ini bagus. Tetapi aku tidak setuju dengan perusahaan yang akan kita ajak kerjasama. Aku ingin kita bekerjasama dengan perusahaan kontruksi terbaik. Karena aku tidak ingin hanya membangun bangunan megah. Tetapi, aku juga menginginkan bangunanku bisa bertahan lama di segala cuaca ekstrim di dubai” taeyeon mengatakannya dengan tenang seolah tidak terjadi apapun.

“segera temukan perusahaan konstruksi terbaik dan kirimkan surat perjanjian kerjasama ke perusahaan tersebut serta kirimkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk proyek ini sesegera mungkin. Aku ingin proyek ini segera terlaksana”

“B-baik, Presdir!”

 

“Baiklah, kita selesaikan meeting ini sampai disini. Kalian boleh meninggalkan tempat ini. Terima kasih atas kerja kerasnya”

Semua orang bertepuk tangan dan membungkukkan badannya kepada taeyeon memberikan hormat dan berpamitan kepadanya.

 

“Wow...daebak. jadi daritadi kau memperhatikan tae?”

 

Taeyeon POV

Aku melihat hyo yang duduk disebelahku dan menyampaikan ketergakumannya terhadapku.

Sebenarnya, aku tidak memperhatikan presentasi tersebut. Aku hanya melihat sekilas proposal yang diberikan oleh orang-orangku dan mendapatkan kesimpulan tersebut.

“Aniya...itu hanya kebetulan” aku menjawabnya tenang.

“aish...kenapa kau suka merendah” ia menepuk bahuku pelan.

Aku memang sebelumnya mahasiswa miskin yang hanya bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan bekerja paruh waktu di cafe. Orang tuaku juga hanya memiliki penginapan kecil di jeonju.

Tetapi aku mempunyai keinginan untuk menjadikan usaha penginapan orang tuaku menjadi lebih besar. Dan buktinya sekarang, aku memiliki perusahaan penginapan yang sudah berada di segala penjuru negeri dan beberapa negara di dunia. menjadi seorang presdir dari perusahaan penginapan terbesar dan sangat berpengaruh di korea dan diperhitungkan di dunia yaitu perusahaan K.Corp.

 

Aku membereskan barang-barangku dan berjalan keluar dari ruangan tersebut menuju ke ruanganku.

 

 

Saat aku sedang mengerjakkan beberapa dokumen di komputerku. Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar oleh telingaku.

“Masuklah” aku menjawab siapapun yang ada di belakang pintu tersebut.

Pintu terbuka dan menampakkan fitur dari seorang wanita yang memiliki bentuk tubuh atletis dan berkulit tan yang membawa dua gelas kopi di masing-masing tangannya.

“Yo, taeng” yuri menyapaku.

“Oh! Yul? Ada apa kau kemari?” aku menatapnya heran.

“aku hanya ingin berbicara padamu, chingu ya Tidak boleh kah?” ia menampakkan cengiran khasnya kepadaku.

“tentu saja boleh. Tetapi, pasti ada hal penting yang ingin kau bicarakan. Karena kau membawakanku secangkir kopi dan mendatangiku di jam kerja. Hanya saja kau tidak seperti biasanya melakukan hal ini, yul”

Yul juga merupakan pemilik perusahaan yang bergerak pada bidang kesehatan jasmani seperti membuka tempat yoga ataupun fitness. Cabang dari usahanya sudah berada di seluruh penjuru korea.

“aish...kenapa kau selalu to the point taeng” yul memutarkan bola matanya malas.

“kekeke, aku sudah mengetahuimu sejak lama yul” aku mengeluarkan cengiran khasku yang memamerkan deretan gigiku dan lesung pipit di daguku.

“cih” yul mendecakkan lidahnya.

 

“baiklah, ada keperluan apa kau kemari, yul?” aku menatapnya menyelidik.

“baiklah baiklah, aku menyerah” ia mengangkat tangannya tanda menyerah.

“aku hanya ingin membicarakan tentangnya, taeng”

“dia...?” aku terdiam mendengarnya dengan seksama.

 

 

“ini...tentang tiffany” yul menatapku serius.

 

“aku mohon...selamatkan tiffany, taeng”

 

 

 

Aku terdiam mendengarnya. Pikiranku berkecamuk mendengar apa yang ia katakan dan segala kemungkinan akan apa yang perkataan keluarkan dari mulutnya terus berputar dikepalaku.

“apa maksudmu, yul?” suaraku bergetar mengatakannya.

“aku rasa ini sudah saatnya bagiku untuk memberitahumu, taeng”

 

Hening menyelimuti ruangan kerjaku. Hanya saling menatap satu sama lain dan hal itu sudah membuatku merasa tidak nyaman. Ritme dari nafsku semakin cepat, menunggu dengan tidak sabar pernyataan yang akan ia lontarkan kepadaku.

“mungkin aku tidak berhak untuk menceritakan ini semua. Seharusnya tiffany sendirilah yang memberitahumu. Tetapi” ia memberi jeda yang lumayan lama pada perkataannya dan mengambil nafasnya dalam “aku rasa ia terlalu keras kepala dan kau juga sama. Kalian sama-sama keras kepalanya, itulah kenapa kalian saling menyakiti diri kalian masing-masing dan menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi ”

“berhentilah basa basi, yul!! Cepat katakan padaku!” aku menggebrak mejaku menatapnya tidak sabar.

“tiffany...”

 

 

“ia tidak pernah berhenti mencintaimu”

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Taenggo2908 #1
Chapter 12: Taeyeon gilrfriend material banget, sweet momen, kangen taeny huahhh :"(
taenyworth
#2
Chapter 11: I appreciate your way to make a change
Kim_shaela05 #3
Chapter 10: This is goodddddddddd.
sone9_ #4
Chapter 10: walau pun kapalnya karam di real life tapi setidaknya tetep berlayar di ff :')
Taenggo2908 #5
Chapter 8: Jngan biarkn kapal taeny karam ???
anotherkpop
#6
Chapter 7: Dari cinta menjadi benci :(
anotherkpop
#7
Chapter 5: Ya ampun taeny bertahan juseyol T_T
anotherkpop
#8
Chapter 4: OMG sangking panasnya gw sampe nyalain kipas angin XD
sone9_ #9
Chapter 5: nice~~
cant wait for the next update!