Scare

Regret
Please Subscribe to read the full chapter

Happy Birthday, Taeyeon!!! #309

 

maaf karena updatenya telat dari jadwal. soalnya banyak tugas T^T) i'm tired and exhausted and many more :( dan berita buruk untuk yang menunggu fanficku update aku minta maaf karena abis ini uts jadi aku akan hiatus dulu untuk bertapa di perpus XD

terima kasih buat reader yang udah vote dan komen :) aku bahagia karena kalian bersedia melakukannya untuk mengapresiasi karyaku and that's means a lot for me :D

 

 

 

 

"aku rasa...aku tidak dapat menceritakannya tae" aku menunduk takut untuk melihat mata onyxnya. Kedua tangannya yang memegang tanganku begitu erat sebelumnya mulai melepaskan diri sedikit demi sedikit.

"begitukah?" suaranya pelan seperti menyiratkan kekecewaan yang dalam karena aku tidak berani untuk menceritakan kejadian sebenarnya kepadanya.

Aku hanya tidak ingin ia mengetahuinya dan melakukan sesuatu yang nekat setelahnya. Dan akan berakhir lebih buruk dari sebelumnya.

Aku tidak ingin kehilangannya sekali lagi.

"baiklah, apabila kau tidak mau menceritakannya. Aku akan menunggumu" ia memberikan senyumannya kepadaku.

Senyuman yang selalu membuatku jatuh lebih dalam terhadap pesonanya. Tetapi, senyum yang ia perlihatkan saat ini bukanlah senyum yang biasa aku lihat sebelumnya. Melainkan senyum kekecewaan dan kesedihan yang ditampakkannya.

 

 

 

Pagi sudah datang. Aku tidur sendirian ditempat tidur yang berada di sebelah kamarnya dan makan pagi di ruang makan yang berada di rumah besar miliknya. Meskipun kita makan dalam diam tetapi aku menyukainya.

Ini lebih baik daripada saat aku bersama lelaki itu.

 

Setelah ia menyelesaikan makanannya. Ia mulai berjalan menuju pintu yang membatasi antara dunia luar dengan rumah besar miliknya. Melihatnya yang mulai berjalan akupun langsung mengikutinya berniat untuk mengantarkannya pergi bekerja hingga pintu tersebut.

Karena aku tau ia pasti akan melarangku untuk keluar demi keselamatanku.

 

Lagipula aku tidak akan berani untuk keluar.

Dunia yang berada di balik pintu tersebut lebih mengerikan daripada dunia yang berada didalam rumah ini.

 

"Aku akan pergi bekerja. Tetaplah disini hingga aku pulang" suara melodik lembutnya masuk melalui gendang telingaku dan kemudian ia membalikkan tubuhnya menatapku. Dan membuat mata kita saling beradu.

Aku menunduk malu dengan semburat merah dipipiku dan mengiyakan perkataannya. Dan setelah itu terdengar suara tawa yang berasal dari bibirnya.

Aku menatapnya penuh tanda tanya dan hanya dibalas senyuman lebar yang memperlihatkan deretan gigi rapinya dan lesung pipit didagunya.

"kenapa kau malu seperti itu? itu seperti bukan dirimu, pany-ah. kekeke" tangannya mengusap-ngusap rambut kepalaku.

Bibirku yang tidak dapat mengatakan apapun saat ini karena terlalu gugup berada didekatnya sekali lagi hanya bisa menundukkan kepalaku malu akan perkataannya.

"Yah! Lihatlah aku! Apa lantai lebih menarik dariku sehingga kau terus menerus melihatnya?" teriakan manjanya membuatku mengingat masa-masa dimana kita masih bersama.

 

 

Aku memberanikan diriku sekali lagi untuk menatapnya.

 

Senyuman simpul menghiasi wajahnya saat ini. Senyuman yang selalu membuatku terpesona setiap aku melihatnya. Senyuman yang membuatnya terlihat tampan dan berkarisma.

Ia mendekatkan kepalanya padaku dan menyatukan dahi kita dengan tetap menatap mataku dalam. Kita tenggelam dalam mata masing-masing, tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir kami. 

 

Karena kita tahu bahwa tanpa kata-kata kita dapat mengerti satu sama lain.

 

"Aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi dan menghadapi semua ini sendiri. Karena itu..."

"Percayalah padaku, pany-ah" suara lembutnya memasuki gendang telingaku hingga menerobos masuk ke hatiku. Kata-katanya selalu bisa membuatku merasa tenang dan seolah memberitahuku bahwa aku akan baik-baik saja.

 

Kemudian matanya terpejam dan mendekatkan bibirnya dengan bibirku secara perlahan. Aku ikut memejamkan mataku dan merasakan bibir lembutnya sekali lagi setelah sekian lama.

Bibir lembut dan kissable yang selalu aku rindukan setiap harinya. ia melumat bibir bawahku dengan pelan dan berganti melumat bibir atasku.

Ciuman yang kita lakukan sangatlah pelan seolah mengeluarkan segala rindu dan emosi yang kita rasakan. Ciuman yang membuatku mengenang masa lalu indahku dengannya.

 

Membuatku sekali lagi merasakan cinta yang telah lama aku lupakan.

 

 

 

Setelah tae pergi bekerja dan meninggalkanku dirumah besar ini sendirian. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan saat ini. Karena semua pekerjaan mulai dari memasak dan membersihkan rumah ini dilakukan oleh pelayannya yang selalu datang saat mendekati jam makan dan membersihkan rumah saat pagi dan sore. Dan setelah mereka selesai mengerjakan tugasnya mereka akan pergi dari rumah ini.

Aku mengedarkan pandanganku kesekitar rumah ini dan menapakkan kakiku mengelilingi rumah yang besar dan bergaya modern ini.

 

'rumah ini besar dan sepi. Meskipun begitu aku merasa aman dan nyaman disini' batinku memandang desain interior yang sangat mencerminkan sang pemiliknya.

 

 

Tidak seperti rumah yang aku tinggali sebelumnya

 

 

 

Aku mendudukkan diriku di sofa nyaman yang terletak di ruangan tengah dari rumah ini dan berada di depan sebuah televisi.

 

Aku tidak menyalakan televisi tersebut. yang ada di layar televisi tersebut hanyalah bayangan dari diriku yang sedang duduk disofa.

 

Aku menatap diriku dalam diam dan memandangnya dalam.

 

 

 

 

 

28 Oktober 2008

Sinar matahari sudah mulai mengintip melalui celah-celah yang berada pada ruangan kecil yang berisi dua orang manusia yang sedang terlelap dalam tidurnya.

 

Tiffany POV

Aku mulai terbangun dari tidurku karena merasakan sinar matahari yang menyinari permukaan wajahku dan membuatku membuka mataku secara perlahan menyesuaikan cahaya yang berada pada ruangan tersebut dan saat aku membuka mataku sepenuhnya.

 

Yang aku lihat bukanlah tempat kosong yang ada disampingku yang biasa aku lihat saat aku membuka mataku dari mimpi indahku.

Tetapi, yang aku lihat adalah sosok seseorang yang selalu berputar didalam kepalaku yang sedang tidur terlelap dengan mulut yang sedikit terbuka dan suara dengkuran kecil yang keluar dari bibirnya.

Aku tersadar akan apa yang terjadi saat kemarin malam dan melihat tubuhku yang sudah tidak berbalut apapun dan hanya ada selimut yang menutupi sebagian dari tubuhku.

 

Saat aku memutar memoriku mengingat kejadian kemarin malam akupun langsung berteriak dalam pikiranku dan aku pikir wajahku akan semerah tomat karena terlalu malu dan senang akan apa yang terjadi.

Aku bahagia karena ia berhasil memilikiku dengan mengambil sesuatu yang berharga bagiku.

 

Saat aku sudah mulai tenang akupun menghadapkan tubuhku kesamping mengamati fitur wajahnya yang tanpa cacat sedikitpun dan hanya dipenuhi dengan kesempurnaan. Senyuman selalu terukir diwajahku saat aku bersamanya, mengamati segala tingkah lakunya yang membuatku merasakan kehidupanku menjadi lebih berwarna dan lebih menyenangkan dari sebelumnya.

Aku menggerakkan jari-jari mendekati permukaan pipinya dan mengelusnya secara lembut. Menikmati sentuhan antara jariku dengan permukaan pipinya.

 

 

Saat aku sedang menikmati sentuhan yang aku buat di permukaan wajahnya teleponku tiba-tiba berdering.

Aku turun dari tempat tidur tersebut dan mengambil teleponku yang kebetulan berada disaku celanaku yang berserakan di lantai.

 

 

"daddy?..."

 

Ada apa daddy tiba-tiba meneleponku sepagi ini? Apa ada sesuatu yang penting?

 

 

Sejak kematian eomma, daddy sangatlah berbeda dengan sebelumnya. Ia tidak pernah tersenyum seperti hari-hari sebelum eomma meninggal. Yang daddy lakukan hanyalah bekerja dan bekerja hingga ia melupakanku yang merupakan anggota keluarga satu-satunya dan lebih mementingkan pekerjaannya.

 

 

Aku mengangkat telefon tersebut dan setelah itu terdengar suara teriakan berat khas seorang lelaki yang sudah berumur dari seberang sana.

"Tiffany!!!"

Aku hanya diam membisu mendengar daddy yang berteriak padaku. Aku tidak tau alasan apapun kenapa ia berteriak seperti itu. yang pastinya meskipun daddy tidak begitu memperhatikanku ia tetap tidak pernah berteriak padaku ataupun melakukan kekerasan padaku.

 

"Dimana kau?! Cepat kembali keapartmenmu!"

 

Mendengar teriakan daddy yang semakin parah, akupun segera menurutinya. Aku buru-buru memakai pakaianku yang berserakan dilantai dan meninggalkan kosan milik taeyeon tanpa pesan apapun.

 

 

 

Aku sudah sampai didepan apartmenku. Perlahan kubuka pintu apartmenku dan memasukinya. Aku melihat daddy yang berdiri di depanku dengan tatapan tajamnya yang ia tujukan kepadaku.

Beberapa lembaran kertas ukuran sedang ia lontarkan kepadaku dan mengenai wajahku.

Kepalaku menunduk memperhatikan lembaran kertas kecil yang dilemparkan daddy kepadaku.

 

 

Dan mataku membulat melihat fotoku dengan taeyeon yang sedang berciuman di bangku taman kemarin.

"aku membiarkanmu pergi ke korea bukan untuk menjalin hubungan dengan sesama jenismu tiffany!!!"

 

 

Air mataku keluar dari tempatnya dan aku sama sekali tidak berani untuk menatap daddy yang saat ini sedang marah.

"sekarang cepat kemasi barangmu. Kita akan kembali ke amerika"

Aku terkejut mendengar penuturannya yang menyuruhku untuk kembali ke amerika.

"A-aniya dad. Aku ingin disini" tangisku semakin menjadi. Aku mencoba memegang tangan daddy dan memohon kepadanya untuk membiarkanku tinggal di korean.

"aku tidak pernah mengajarkanmu untuk menyukai sesama jenis tiffany! Aku membesarkanmu bukan untuk menjadi seorang lesbian!"

 

 

"KAU TIDAK PERNAH MEMPERHATIKANKU SAAT AKU KECIL

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Taenggo2908 #1
Chapter 12: Taeyeon gilrfriend material banget, sweet momen, kangen taeny huahhh :"(
taenyworth
#2
Chapter 11: I appreciate your way to make a change
Kim_shaela05 #3
Chapter 10: This is goodddddddddd.
sone9_ #4
Chapter 10: walau pun kapalnya karam di real life tapi setidaknya tetep berlayar di ff :')
Taenggo2908 #5
Chapter 8: Jngan biarkn kapal taeny karam ???
anotherkpop
#6
Chapter 7: Dari cinta menjadi benci :(
anotherkpop
#7
Chapter 5: Ya ampun taeny bertahan juseyol T_T
anotherkpop
#8
Chapter 4: OMG sangking panasnya gw sampe nyalain kipas angin XD
sone9_ #9
Chapter 5: nice~~
cant wait for the next update!