Pertemuan

Regret
Please Subscribe to read the full chapter

9 Tahun Lalu...

 

27 agustus 2007

 

 

Takdir mempertemukan kita...

 

 

 

Matahari sudah menampakkan dirinya menandakan bahwa aku harus segera bangun dari tidurku dan bersiap untuk pergi ke kampus.

Rutinitasku setiap harinya selalu sama. Yaitu pergi ke kampus untuk menghadiri mata kuliah yang aku pilih dan setelah itu menghabiskan waktuku di dalam perpustakaan dengan membaca buku.

Setiap hari selalu sama dan tidak pernah berubah. Meskipun aku memiliki teman yang selalu ada disampingku, tetapi hal tersebut tidak merubah warna yang ada dalam kehidupanku.

Seperti sebuah film tahun 60-an dimana gambar dari film tersebut masih hitam putih. Itulah bagaimana aku melihat duniaku saat ini. Dunia yang sama setiap harinya dan tidak pernah berubah meskipun aku mencoba untuk merubahnya.

 

Aku berasal dari tempat yang bisa dibilang cukup jauh dari seoul yaitu jeonju dan meneruskan pendidikanku menuju tingkat yang lebih tinggi di universitas seoul, jurusan manajemen. Meskipun pada awalnya orang tuaku berat meninggalkanku sendirian di tempat yang jauh dari pantauan mereka tetapi apalah daya karena ini adalah keinginanku dan karena sifat keras kepalaku, akhirnya mereka mengijinkanku untuk kuliah dan tinggal di seoul.

Aku kuliah dengan uang yang berasal dari beasiswa yang diberikan oleh pemerintah terhadapku. Meskipun uang yang diberikan cukup banyak dan dapat memenuhi kebutuhanku. Tetapi, aku harus bekerja sampingan untuk memenuhi kebutuhanku dan sesekali membantu keuangan keluargaku yang berada di jeonju.

Orang tuaku memiliki penginapan kecil yang bisa dibilang tidak begitu terkenal disana. Penginapan tersebut hanya menghasilkan beberapa won dan uang tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan kami secara pas-pasan. Karena hal itulah aku memutuskan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan suatu saat nanti aku akan mengembangkan penginapan tersebut dan membuatnya menjadi penginapan nomor 1 di korea.

 

Aku turun dari tempat tidurku yang tidak begitu besar dan berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh mukaku dan mengosok gigiku. Setelah membersihkan badanku dan mengenakan pakaian yang sudah aku siapkan sebelumnya, akupun berjalan menuju dapur kecilku dan menyiapkan sarapanku.

 

Setelah selesai dengan semua persiapan tersebut akupun berjalan keluar dari tempat tinggalku saat ini kemudian berjalan menuju pemberhentian bis sambil menunggu bis untuk datang, akupun memainkan game yang berada di ponselku.

Sambil memainkan game di ponselku, aku samar-samar mendengar derup langka seseorang dari sampingku dan beberapa kata kasar yang dilontarkannya entah untuk siapa.

 

"Ughh!!! Dasar alis tebal! Kenapa dia selalu mengikutiku? Dan juga kenapa mobilku rusak di hari yang menyebalkan ini?!" telingaku berdenyut dan aku sempat kehilangan pendengaranku untuk sesaat karena suaranya yang sungguh keras.

 

Aku melirik wanita disebelahku yang mungkin memiliki hari yang buruk? Saat aku melihatnya, aku diam terpaku menatap figur indahnya. Rambut bergelombang dengan baju casual yang melekat pada tubuhnya yang memperlihatkan keindahan tubuhnya membuatku merasa melihat seorang model yang keluar dari sampul majalah fashion dan berdiri didepanku saat ini.

 

 

Dan tanpa aku sadari entah kenapa degup jantungku berdetak cepat tak beraturan. Apa mungkin karena wanita ini sedang marah dan mungkin aku takut? Atau karena aku tenggelam dalam kecantikannya?

 

 

 

Aku pikir ia merasakan bahwa seseorang sedang memperhatikannya yang pasti pelakunya adalah aku yang sedang duduk ini. Ia kemudian menatapku lama dan kemudian menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya 'ada apa?' Aku yang kepergok melihatnya merasa terintimidasi dan mencoba untuk menyembunyikan pipi meronaku dan kegugupanku dengan mengalihkan pandanganku kecuali kepadanya.

 

 

"maaf"

 

"..."

 

 

"a-aku tidak bermaksud m-melakukannya" aku mengedarkan pandanganku kecuali dengannya. Aku tidak ingin membuat kontak mata dengannya saat ini. Atau keluargaku yang ada dijeounju akan mendapatkan kabar tentang aku yang meninggal keesokan harinya.

 

"..."

 

Aku rasa aku mulai mengeluarkan keringat dingin dari tubuhku karena tidak mendengar sepatah katapun darinya.

"Hmm. Tidak apa" ia menjawab dengan dinginnya. Tapi entah kenapa suaranya terdengar seperti...aku tidak tau seperti apa...hanya saja ada sesuatu yang lain dari suaranya.

 

"Terima kasih"

 

Mendengar jawabanku dia kembali menatapku dan seolah bertanya kenapa aku mengatakannya.

 

"Terima kasih karena memaafkanku yang telah menatapmu?" aku menatapnya bingung dengan tampang yang aku pikir terlihat bodoh didepannya.

 

 

Setelah beberapa saat entah kenapa ia mulai tertawa. Apa aku salah dalam berbicara? Apa yang lucu dari perkataanku? Aku menatapnya heran dengan segala pertanyaan yang berkecamuk didalam kepalaku. Dan setelah tawanya mulai mereda, ia menatapku dengan senyumannya dan aku bisa lihat air matanya yang bersinar di matanya.

"apa aku salah?"

Mendengar perkataanku sontak dia menggelengkan kepalanya dengan senyum yang sama dan tatapan yang sulit aku jelaskan.

"hanya saja, kau sangat aneh dan lucu"

"...?" aku tetap menatapnya bingung dengan kepalaku yang aku miringkan mencoba untuk mencari jawaban dari tingkah lakunya.

"Tidak pernah ada orang yang meminta maaf padaku karena mereka melihatku dan juga kau berterima kasih dengan wajah bodohmu itu?" dia tertawa lagi. Dan aku hanya bisa menatapnya tidak percaya hingga aku kehilangan kemampuanku untuk berbicara dan kehilangan kata-kata yang berada di dalam kepalaku.

"Aku pikir kau sudah tidak marah lagi" aku mengerucutkan bibirku kesal karena aku merasa di permainkan. Bukankah responku adalah respon yang normal.

"Ahh..maaf. aku tidak bermaksud menertawakanmu. Hanya saja kau sungguh lucu dan imut" dan untuk pertama kalinya aku melihat sebuah senyuman terindah yang pernah aku lihat yang membuat matanya ikut tersenyum. Dan lagi-lagi jantungku dibuat berdegup dengan cepatnya.

 

'Bisa-bisa aku pingsan apabila terus seperti ini'

 

"Ngomong-ngomong namaku Tiffany. Tiffany Hwang" Aku terbangun dari lamunanku mendengarkan perkataannya.

"Ah...a-aku kim taeyeon" dan juga kenapa aku harus gugup mengatakannya.

"Senang bertemu denganmu kim taeyeon" lagi-lagi dia memberikan eyesmile-nya padaku sambil mengulurkan tangannya.

 

Berhentilah memberikanku senyuman itu Tiffany-ssi. Atau aku akan mati berdiri saat ini.

Setelah mengelap tanganku di kain celanaku akupun menerima uluran tangannya dan setelah itu kita berjabat tangan.

 

 

Entah kenapa aku merasakan hidupku yang selama ini tenang dan monokrom sekarang berubah 180 derajat menjadi dipenuhi dengan bunga sakura yang beterbangan di udara dengan warna dari musim semi dimana ada banyak bunga bermekaran disekitarku.

 

Dan sejak saat itu aku merasa bahwa waktu yang biasanya aku jalani berjalan melambat dan stabil, sekarang waktu tersebut berjalan begitu cepat dan tak terkendali.

 

 

Kita bersama menaiki bus dan yang membuatku terkejut adalah dia turun di tempat pemberhentian yang sama denganku. Dan aku juga menemukan fakta bahwa ia juga mahasiswi di kampus ini dan ia mengambil jurusan fashion designer. Kita berpisah beberapa langkah setelah melewati gerbang.

 

Dan sekarang aku berada di ruang kelas dimana mata kuliah pilihanku berlangsung. Mata kuliah sudah dimulai dan aku masih terbayang akan sosok tiffany hwang yang aku temui pagi tadi. Sosoknya seolah bermain marry go round di dalam kepalaku sehingga membuatku kehilangan fokus akan apa yang dikatakan dosen didepanku.

Tanpa aku sadari ada sesuatu yang jatuh mengenai kepalaku. Sontak aku menengok keatas dan menemui wajah dosen mata kuliahku yang menunjukkan wajah garangnya kepadaku dan tanpa sepatah katapun ia pergi meninggalkanku dan melanjutkan sesi ceramahnya didepan kelas.

Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya, aku selalu memperhatikan perkuliahan dengan serius.

Mungkin saja karena efek dari pertemuanku dengan tiffany yang membuatku seperti ini?

Akhh!!!

Aku mengacak rambutku kesal karena tiffany hwang sangat berpengaruh besar dalam menguasai pikiranku.

 

 

 

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Taenggo2908 #1
Chapter 12: Taeyeon gilrfriend material banget, sweet momen, kangen taeny huahhh :"(
taenyworth
#2
Chapter 11: I appreciate your way to make a change
Kim_shaela05 #3
Chapter 10: This is goodddddddddd.
sone9_ #4
Chapter 10: walau pun kapalnya karam di real life tapi setidaknya tetep berlayar di ff :')
Taenggo2908 #5
Chapter 8: Jngan biarkn kapal taeny karam ???
anotherkpop
#6
Chapter 7: Dari cinta menjadi benci :(
anotherkpop
#7
Chapter 5: Ya ampun taeny bertahan juseyol T_T
anotherkpop
#8
Chapter 4: OMG sangking panasnya gw sampe nyalain kipas angin XD
sone9_ #9
Chapter 5: nice~~
cant wait for the next update!