Chapter 5

DEAR YOONA

Taeyeon memasak makan siang untuk Yoona sementara Yoona sendiri hanya menunggu masakannya matang di meja makan. Sesekali Yoona memperhatikan Taeyeon dan dia merasa senang di perlakukan spesial oleh leader dari Girls' Generation itu. Tidak lama kemudian masakan pun matang dan Taeyeon menyimpan sajiannya di atas meja.

"Woah wanginya membuat perutku semakin lapar." Taeyeon hanya tersenyum lalu Yoona mulai memakan hidangannya.

"Enak tidak?"

"Masakanmu selalu enak Taeyeon-ah." Taeyeon merasa puas dan dia mulai makan dengan santai.

"Taeyeon-ah, setelah makan aku harus pergi meninggalkanmu."

"Kau memiliki pekerjaan?" Yoona mengangguk.

"Pulang malam atau tidak?"

"Mungkin aku pulang sekitar jam delapan malam. Kenapa memangnya?"

"Aku pasti kesepian jika di tinggalkan lama-lama hehehe." 

"Kau terlalu berlebihan, aku hanya pergi sebentar." 

"Tapi bagiku itu cukup lama. Sedetik saja tanpa dirimu tubuhku pasti lemas tidak berdaya." Yoona menatapnya dengan perasaan gelinya.

"Aku rasa rumah sakit sudah menunggumu." Taeyeon terkekeh lalu Yoona kembali makan dengan terburu-buru. Melihat bibir Yoona belepotan dengan noda makanan membuat Taeyeon langsung menyekanya dengan menggunakan tangannya sampai bersih. Setelah selesai Taeyeon tersenyum manis padanya dan Yoona mendadak gugup lagi dengan perlakukan romantisnya.

Lama-lama aku bisa jatuh cinta padanya jika terus seperti ini.

"I'm done." Yoona meninggalkan Taeyeon sendirian lalu setelah itu dia berpamitan untuk bekerja. Setelah di tinggalkan sendiri Taeyeon melihat setumpukan baju Yoona yang belum di setrika lalu dia juga melihat lantai yang sedikit kotor.

"Sambil menunggu calon istriku pulang lebih baik aku menyetrika pakaiannya dan membersihkan rumahnya hihihi." Taeyeon mengambil setrikanya lalu mulai menyibukan dirinya dengan pekerjaannya.

 

08:00PM


Yoona tiba di rumahnya tepat pada waktunya. Saat memasuki rumah dia mengerutkan keningnya setelah melihat rumahnya yang terlihat bersih dan rapih. 

"Taeyeon eonnie pasti sudah membersihkan rumahku." Yoona melangkahkan kakinya menuju kamar lalu dia menghentikan langkahnya setelah melihat keranjang setrikaannya yang sudah kosong. Senyuman manis pun muncul di wajahnya.

Dia baik sekali ya ampun... Aku harus berterimakasih padanya.

Yoona pun mengintip Taeyeon di kamarnya dan dia melihat Taeyeon berdiri di depan jendela dengan menatap bulan yang bersinar terang. Yoona kemudian mendekatinya dengan mengendap-endap lalu dia memeluk kencang tubuh mungilnya.

"Ommo!" Taeyeon sedikit terkejut namun kemudian dia tertawa kecil.

"Gomawo Taeyeon-ah."

"Terimakasih untuk apa?"

"Kau sudah repot-repot menyetrika pakaianku dan membereskan rumahku."

"Itu hanya pekerjaan kecil, aku senang melakukannya." Yoona mengencangkan pelukannya dengan menyimpan dagunya di bahu Taeyeon dan hal itu membuat Taeyeon merasa senang bukan main.

"Sejujurnya aku senang dengan perhatianmu padaku. Bahkan aku masih bingung dengan sikapmu yang berubah dengan tiba-tiba hehehe." Taeyeon tersenyum konyol.

"Aku bersikap acuh karena dirimu dan sekarang sikapku berubah juga karena dirimu." Yoona mengerutkan keningnya.

"Sikapmu yang berubah karena ramalan itu aku masih bisa mengerti, tapi untuk sikapmu yang acuh itu... Aku tidak mengerti apa sebabnya?" Taeyeon terkekeh lalu membalikan tubuhnya dan menyentuh pipi Yoona.

"Memang kau sendiri yang menyebabkannya dan ada alasan tersendiri mengapa dulu sikapku seperti itu padamu. Suatu hari aku akan memberitahumu apa alasannya." Yoona menatapnya dengan tajam.

"Aku ingin tau alasannya sekarang juga." 

"Aku masih butuh waktu untuk memberitahumu."

"Tapi aku ingin tau sekarang, aku tidak mau tau." Taeyeon mendesah kecil kemudian mendekati telinganya.

"Aku akan memberitahumu setelah kita menikah nanti." Yoona menelan ludahnya lalu menjaga jarak dari Taeyeon.

"Jangan ungkit masalah itu." Taeyeon tertawa lalu dia kembali menatap bulan di langit.

"Tapi yang di katakan peramal itu... A-apa itu sungguhan kita akan menikah?" Taeyeon mendadak ingin tertawa.

Tentu saja itu tidak benar, Tiffany hanya membodohimu agar kau mau menjadi istriku.

"Itu sungguhan sayang dan aku akan menerima takdirku jika harus menikah denganmu."

"T-tapi kita berdua kan perempuan."

"Aku tidak peduli dengan hal itu. Lagi pula kita tidak bisa lari dari takdir, kau hanya harus menerima kenyataan jika harus menikah denganku." Yoona menggigit jemarinya dengan perasaan cemasnya.

"Aku juga tau kau tidak mencintaiku Yoona dan aku tidak akan memaksamu untuk mencintaiku. Semuanya butuh proses, ketika waktunya telah tiba kita berdua pasti akan mencintai satu sama lain seperti yang sudah tercatat di dalam buku takdir kita." Yoona mendesah panjang.

Seandainya aku berkencan dengan seorang pria itu akan sia-sia karena aku... A-aku akan menikah dengan Taeyeon eonnie?

"Ahhh stress!" Yoona menjambak rambutnya lalu keluar dari kamar sementara Taeyeon mengeluarkan tawanya setelah mendengar teriakan Yoona yang merasa frustasi. Di luar kamar Yoona langsung menghubungi Tiffany karena perasaan stressnya.

"Hallo babe?"

"Eonnie aku ingin kau kembali ke Korea, aku membutuhkan dirimu sekarang juga."

"I can’t babe, memangnya ada apa?" Yoona mendesah.

"Soal menikah, aku mulai stress memikirkannya."

"Hahaha kasihan sekali anakku. Jangan terlalu di pikirkan sayang santai saja. Bersikaplah seolah itu tidak akan terjadi sampai lambat laun kau sanggup menerimanya dan belajar mencintai si cebol itu." Yoona kembali mendesah.

"Arasseyo, hanya saja masalahnya kami berdua itu perempuan. Aku tidak pernah membayangkan bagaimana nasib kami setelah menikah nanti." 

"Jawaban untuk nasib kalian kedepannya itu belum tercipta, tapi aku yakin kalian akan berakhir bahagia."

"Lalu bagaimana dengan orang tua kami? Mereka pasti menentang pernikahan terlarang ini."

"Di dalam catatan takdir kau menikah dengan Taeyeon, itu berarti ada jalan untukmu hingga kalian bisa menikah. Kehidupan di Korea cukup keras Yoong, di banding melihat anaknya merasa depresi dan berakhir bunuh diri mereka pasti membiarkan anaknya bahagia walau berada di jalan yang salah sekali pun. Trust me, everything's gonna be alright." Nasihat Tiffany membuat Yoona kini merasa tenang.

"Kau memang benar Eonnie. Gomawo, kau membuat aku merasa tenang sekarang."

"That's alright. Ngomong-ngomong apa Taeyeon bersamamu sekarang?"

"Ne dia ada di kamar sekarang."

"Apa yang dia lakukan padamu setelah aku pergi?"

"Dia hanya bersikap manis dan begitu perhatian padaku. Aku juga tidak menyangka Taeyeon eonnie sangat romantis dan jujur aku menyukai sikap romantisnya. Aku pikir-pikir berada di dekatnya juga membuat aku merasa nyaman jika dia bukan seorang byun." Tiffany tersenyum manis sekarang.

Lampu hijau semakin dekat, Taeyeon pasti kejang-kejang jika mendengarnya.

"Byun memang ciri khasnya Yoong, di balik itu Taeyeon sosok yang romatis dan penyayang."

"Arasseyo. Boleh aku bertanya satu hal?"

"Silahkan."

"Apa aku pantas mencintai Taeyeon eonnie?" Tiffany tertawa keras.

"Yoong... Yoong, kau ini polos sekali. Semua orang pantas mencintai siapa pun yang mereka cintai termasuk dirimu. Aku jadi curiga jangan-jangan kau mencintai Taeyeon sekarang?"

"A-aniyo, a-aku hanya bertanya bukan berarti aku mencintainya." Tiffany tersenyum nakal sekarang.

"You lying."

"A-aku tidak berbohong."

"Lalu mengapa kau terdengar gagap?" Yoona menggeretakan giginya.

"Ah lupakan, soal perasaan aku memang belum membuka hati untuk dirinya. Sekarang aku ingin bertanya, apa Taeyeon eonnie mencintaiku?" Ada sedikit jeda dan Tiffany mencoba memikirkan jawabannya. Dari belakang Taeyeon tiba-tiba muncul kemudian dia merebut ponselnya dari tangan Yoona.

"Yah aku sedang menunggu jawaban." Yoona mencoba merebutnya namun Taeyeon menahanya dan melanjutkan panggilannya.

"Yoona berbicara apa padamu?"

"Taetae? Hahaha dia hanya membicarakan dirimu. Kau harus mempersiapkan diri, dia mulai memberikan lampu hijau padamu. Percaya padaku, tidak lama lagi Yoona pasti jatuh ke dalam pelukanmu."

"J-jinja? Ahhh aku merasa terbang melayang sekarang hahaha!" Taeyeon melirik Yoona yang kini sedang menatapnya dengan kerutan.

"Jangan berlebihan. Kau mempunyai kesempatan emas dan kau tidak boleh menyia-nyiakannya. Nanti kau tinggal mengatur kapan kau harus menyatakan perasaanmu padanya."

"Soal itu aku bisa mengaturnya."

"Okay aku akan menutup panggilannya. Aku menitipkan Yoona padamu."

"Siap nyonya Hwang." Telephone terputus lalu Yoona merampas ponselnya dari tangan Taeyeon.

"Fany eonnie bicara apa padamu?" Taeyeon menatapnya dengan senyuman idiotnya.

"Dia bilang lampu hijau hampir menyala." Taeyeon mengedipkan sebelah matanya lalu kembali ke kamar.

"Lampu hijau hampir menyala? Apa maksudnya? Aish dia membuatku semakin merasa stress sekarang." Yoona pun menyusul Taeyeon ke kamarnya.

***

 

Two day later~

Sunny's Apartment

 

qJpEJUz.jpg

9FqEZP6.jpg

GbPxsV3.jpg
 

"Aish mengapa kau memamerkan punggung mulusmu sayang? Hanya aku yang boleh melihatnya tapi kau malah... Hrrrrrr!" Taeyeon tidak berhenti menggerutu setelah melihat foto Yoona dengan punggung telanjangnya. Sunny yang duduk di sampingnya bahkan merasa pusing mendengar keluhannya.

"Kau seperti belum tau Yoona saja. Dia sudah biasa memamerkan punggungnya dan dia harus tampil mempesona di depan publik."

"Tapi bukan berarti dia harus memamerkan punggungnya Sunny-ah. Lihat betapa terlihat panas dan seksinya dia dengan gaun ini, semua orang pasti tidak bisa menahan hormonnya sekarang."

"Termasuk dirimu?"

"That's right."

"Byuntaeng mulai kumat." 

"Tapi serius dia terlihat sangat panas Sunny-ah. Melon dan buttnya begitu menonjol, belum lagi punggung mulusnya. Rasanya pasti nikmat jika aku mencicipi tubuhnya emphhh." Taeyeon menciumi ponselnya lalu Sunny memukul keras kepalanya.

"Bagaimana Yoona mau mencintaimu jika kau sendiri selalu bersikap mesum." Taeyeon menggaruk kepalanya.

"Kau kan tau ini sudah ciri khasku."

"Tapi kau tidak harus selalu menunjukan kemesumanmu Kim Taeyeon. Bersikaplah normal, apalagi di hadapan Yoona." 

"Arasseyo." Taeyeon mempoutkan bibirnya lalu Sunny melempar buku diary padanya.

"My diary... Mengapa bisa ada di tanganmu?"

"Kau menjatuhkannya. Jujur aku tidak menyangka kau sangat manis dan romantis dengan persoalan cinta hahaha!"

"J-jadi kau sudah membaca semuanya?" Sunny mengangguk idiot lalu Taeyeon menjitaknya.

"Membaca buku pribadi orang lain itu tidak sopan aish!"

"Salah sendiri kau menjatuhkannya di hadapanku. Seandainya kau tidak sanggup mengatakan perasaanmu buku diary itu bisa mewakilimu. Di sana kau sudah menulis seluruh isi hatimu dan aku yakin Yoona akan meleleh jika membacanya." 

"Kau benar juga. Aku titip sementara buku ini padamu, soalnya aku tinggal bersama Yoona sekarang dan dia tidak boleh melihatnya."

"Okay!" Sunny mengambil bukunya.

"Kalau begitu aku pamit sekarang. Aku ingin menjemput Yoona dan menutupi punggung telanjangnya." 

"Hahaha jangan lupa perlakukan dia dengan lembut."

"Siap!" Taeyeon pun meninggalkan apartment Sunny dan menancapkan gasnya menuju ke tempat Yoona.

Di depan lokasi Taeyeon menghubungi manager Yoona dan meminta izin untuk membiarkan Yoona pulang bersamanya. Setelah mendapat izin dia menunggu Yoona keluar dari gedung acara dan tidak lama dia melihat Yoona berjalan ke arahnya.

"Aku pikir dia sudah mengganti pakaiannya." Taeyeon mendadak kesal karena Yoona masih mengenakan gaun yang dia lihat di dalam foto. Selanjutnya dia membuka jaket tebalnya lalu menghampiri Yoona dan menutupi punggung telanjangnya.

"Berani sekali kau memamerkan punggungmu. Kau harus tau hal ini bisa membuat semua kaum hawa tidak bisa menahan hormonnya." Yoona mendadak tertawa.

"Ini hanya pekerjaan Taeyeon sayang, aku harus tampil cantik dan mempesona di acara ini. Lagi pula aku sudah terbiasa juga tampil seperti ini."

"Tapi aku tidak suka melihatnya." Yoona mengerutkan keningnya.

"Boleh aku bertanya apa alasannya?" Taeyeon menatapnya dengan serius.

"Because you're my future wife." Yoona terdiam sesaat kemudian Taeyeon memegang tangannya dengan lembut dan membawa Yoona untuk masuk ke dalam mobil.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Yoongie02
#1
Chapter 12: Too sweeeeetttt..... Jadian juga mereka >__< Tinggal nunggu moment nikahnya hehe
Amanda_lim #2
Chapter 11: Thanks udah bikin qw ngakak dichap ini Thor, lu emang parah 'wanita buaya air tawar' xD apa2an coba itu haha dasar lu koplak :D .. qw mau denger si Yoong bilang love you too yak thor di next chapter dan buruan ga pake lama hehe fighting!!
Yoongie02
#3
Chapter 11: Taeyeon wanita buaya air tawar? hahaha ada2 aja nih authornya.
Cute jealous LOL dan akhirnya persidangan kisah asmara yoontae menemui titik terang :D Next chapter thoooor!!!!
Yoongie02
#4
Chapter 10: Eaaa yoona nyosor duluan haha
Endingnya kocak...
Amanda_lim #5
Chapter 10: Akhirnya si yoongi jatuh juga kedlm pesona sibyun haha ampe berani sosor2 dluan pake malu2 lagi haha lucunya..next author~nim fighting!!
taetae_sone
#6
Chapter 10: Yoong nyosor duluan? @_@ Dan akhirnya yoong mencintai tae jga >_<
That's so funny hahaha
Yoongie02
#7
Chapter 9: Cit cuit!!!! Ya ampun si yoong sampe rebutan tempat tidur ma zero hahaha
Tae-In
#8
Chapter 9: That's so cuteeeee..
Can't thay just be together already
Amanda_lim #9
Chapter 8: Uhhhh satuin aja udah author-nim mereka bedua ini gemessss beud qw liat tuh bocah dua hehe.. yoongie udah tanda2 itu udah gpp akuin aja qw juga gtu kalo udah kena pesonanya si taeng suka hilaf lupa gender haha apalagi klo denger suaranya ㅋㅋㅋ . Thanks for this update author-nim qw suka banget hehe, ditunggu yg gender bendernya say